Ke - Sepuluh

1.1K 110 26
                                    

.
.
.

3 bulan telah berlalu, kini dejun menjalankan aktifitasnya dengan normal tanpa gangguan dari seorang pun.

Ia duduk disebuah kedai kopi guna menenangkan diri setelah bekerja keras di hadapan layar.
Dejun sudah pulang ke Jepang -Tokyo- bersama dengan kedua orang tuanya.

Walaupun berpisah dengan hendery dan harus mengakhiri hubungan mereka.

Ia menatapi pohon bunga sakura ditepi jalan, bermekaran. Sebagian terjatuh ketanah akibat belaian angin. Indah. Ia melamun mengingat kenangan dirinya bersama mantan kekasih, sesekali ia tersenyum dan terkekeh dengan sendirinya.

Beberapa saat, lamunan itu buyar. Kini ia menatap kearah benda pipih yang ada di hadapannya.

Drrtt . . Drrtt . .

Dejun mengambil benda pipih itu, dan layarnya menampilkan sebuah panggilan telpon dari adiknya -Renjun- . Dejun menjawab telpon tersebut.

"Ka,disuruh ayah pulang sekarang"

Dejun menggernyitkan keningnya. Tidak biasanya ayahnya menyuruhnya pulang secepat ini. Namun apa boleh buat ia hanya mematuhinya.

"Oke, kaka pulang" jwbnya. Dan panggilan itu pun berakhir. Ia segera menghubungi sekretarisnya, mengatakan bahwa ia akan langsung pulang tanpa kembali ke kantor.

Semenjak kembali ke jepang dejun menggantikan ayahnya untuk memengang perusahaan pusat keluarga Nakamoto.

Dejun menjalankan mobilnya meninggalkan kedai kopi tersebut.
Menyalakan radio mobilnya, dengan perasaan tenang yang ia rasakan.

Sesekali ia mengecek ponselnya melihat beberapa pesan dari si sekretaris yaitu shotaro sepupunya.

Well, semua berjalan baik dikantor. Ia melajukan mobilnya memasuki sebuah mansion mewah milik keluarga Nakamoto dan disambut dengan beberapa pengawal dejun keluar dari mobilnya.
Tersenyum ramah kepada mereka.

"Selamat datang tuan muda" Oba ito
"Obasan arigatō" ucapnya, ia melihat kearah oba ito.
"Oba apakah ada tamu?" Tanyanya memastikan.
"Iya tuan, tamu oleh tuan besar"jelaskan.
"Ah baiklah, oba bisa kembali sekarang" ucap dejun, menyuruh oba pergi dengan sopan.

Dejun memajukan langkahnya, tersenyum kearah ayah, bundanya. Namun ia tak tau siapa tamu yg berada di depannya.

"Kon'nichiwa ! Ayah bunda" sapanya kepada orang tuanya, dan berbalik untuk menyapa tamu sang ayah.

Dejun menatap tamu sang ayah, dengan mata yang berkedip - kedip.
"M - mae!?" Ucapnya, sedangnya yg dipanggil hanya tersenyum.
"Beneran mae?" Tanya, ten mengangguk sebagai jawaban. Dejun memeluk mae yaitu mama dari hendery.

Orang yg menjaganya selama di Indonesia. Sahabat dari ayah dan bundanya.

"Dejun sehat?" Tanya yg lebih tua.
Dejun menggangguk lucu, air matanya telah mengucur keluar dari tempatnya. Ten terkekeh gemas karna dejun.

"Aduduh anak manis jangan nangis" ucap ten mengelus pipi dejun. Semua disana terkekeh melihat dejun bak anak kecil.

Dejun sadar dirinya ditertawakan hanya mengerucutkan bibirnya.
"Kok mae sama papa ga bilang mau kesini? Kan bisa dejun jemput" ujarnya.

"Udah dijemput sama sopir pribadinya papa" jawab johnny.
Dejun cuma mengangguk. Melihat kedua orang dihadapannya.

"Haechan mana?" Tanya nya.
"Kenapa nyari haechan jun? Kamu ga nyariin kaka nya kah?" Goda yuta.

Dejun bibir mencebik menatap kearah sang ayah.
"Ish apasih ayah ! Orang dejun nyari haechan kok" ujarnya.
"Iyaiya gih sana mandi dulu, kita mau makan bareng di luar dan kamu harus ikut" ujar sang bunda. Dejun mengangguk dan berpamitan kepada mereka semua.

.
.

Dejun sudah siap dengan kemeja hitam dan celana jeans yang sangat cocok padanya.

Ting!

Dejun menyambar hpnya melihat pesan dari sang bunda

Bundaku
📍lokasi
Ka langsung ketempat yg bunda
kiri itu ya, ayah bunda, ten sama johnny berangkat duluan.
Buruan ya ka jangan telat !

Dejun menghela nafas.
"Yang ngajak siapa, yang ninggalin siapa, hadehh" keluh nya dan langsung menyambar kunci mobilnya.

Mobil bugatti putih milih dejun melaju di jalanan kota tokyo.
Melesat menuju istana himeji, peninggalan kerajaan jepang terdahulu.

Dejun memarkirkan mobilnya. Dilihatnya beberapa pengawal yg menyambutnya.

"Dimana ayah?" Tanyanya kepada salah satu pengawal.
"Tuan besar sudah menunggu anda didekat kuil" jawabnya. Dejun mengangguk dan beranjak pergi menuju kuil yang dimaksud oleh sang pengawal.

Sesampainya disana yang ia lihat hanyalah hiasan sederhana namun elegan dan tidak ada siapapun disana selain dirinya.

Dejun memajukan langkahnya mencari orang tuanya. Namun alhasil nihil, nyatanya disana tidak ada orang satu pun.

Dejun mendudukan dirinya di sebalah pohon sakura yang berhadapan langsung dengan mata hari terbenam, hamparan angin yang membelainya dengan lembut membuatnya rileks dengan ketenangan yang ada disana.

Kini seseorang berdiri tepat dibelakang dejun. Merindukan orang manis yang ada didepannya.
Kakinya berjalan menutup pelan mata si manis.

Dejun terkejut, memengangi tangan yang kini menutupi penglihatannya.
"K - kamu siapa?" Ucapnya dengan gugup. Bukannya menjawab orang itu malah terkekeh dan memeluknya membuat penglihatannya kembali dan memiringkan kepada untuk menatap orang yg kini memeluknya.

Dejun tertegun melihat seseorang yang kini memeluknya.
"Aku kangen kamu" ujarnya.
Dejun hanya diam membisu, lidahnya serasa kelu tak bisa berkata. Air matanya mulai keluar dari tempatnya.

Ia merindukan lelaki itu, ia sangat merindukannya.
Dejun memutar badannya guna membalas pelukan dari lelaki tersebut,hendery.


Tbc.
Jangan lupa vote !

A C C I D E N T A L  [ HENXIAO ]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang