Ke - Delapan

1.1K 118 33
                                    

Selamat membaca
Maafkan atas ketypoannya
.
.
.



Cahaya menerobos masuk keruangan, ku kerjapkan mataku beberapa kali. Ku edarkan pandangan ke sekitarku dan masih kurasakan denyut yang ada dikepalaku.

Ku lihat knop pintu berputar dan menimbulkan orang yang ada dibaliknya.

"Masih pusing hm ?". Dengan cepat ku menggeleng walau masih sedikit pusing.

Orang itu mendekat memberikanku segelas susu. "Minum agar racunnya segera hilang".

"Hell ? Racun ? Dia ingin membunuhku?" Batinku.

Kuperhatikan lelaki itu lalu beralih ke segelas susu ada yang ada di tangannya. Dia menyodorkannya, ku terima segelas susu tersebut dan ku minum walaupun agak ragu.

Ku rasa ini memang hanya susu biasa.

Tak berselang lama lelaki itu pergi karna ada seseorang yang ia sebut dengan bos menelponnya. Lelaki barusan bukan Qian Kun tapi mungkin bawahnya.

Setelah kepergian lelaki itu, aku pun beranjak dari ranjang dan menuju sebuah balkon namun balkon itu terpalang oleh kayu dan ada beberapa celah agarku bisa melihat keluar.

"Dery~" Gumam ku. Aku benar - benar merindukannya. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Apa ia baik - baik saja ? Huft aku tidak tau jawaban.

Dengan tampang lesu ku fokuskan mataku pada seseorang yang berada jauh didepan sana. Itu hendery ! Seketika senyum ku mengembang mendapati ia ada disini, tiba - tiba seseorang mendobrak pintu kamar yang ku tepati.

BRAKK --

Ia langsung berbalik mendapati Kun telah mendobrak pintu, ia mencengkram kuat pergelangan tangan ku.

"Akh ! Lepas !" Ucapku sambil memberontak, namun apa daya tenaga nya lebih kuat dari tenagaku, samar - samar ku dengar ada beberapa suara tembakan.

"KUN LEPAS ! TOLONG -- " Aku terus berteriak minta tolong dan mungkin itu sia - sia tidak ada seseorang disini.

Pergelanganku sakit, ia terus menyeret ku entah kemana arahnya.

"IH LEPASIN GAK ! DERY ! AYAH ! TOLONGIN DEJUN". Entah pikiran apa yang membawaku neriakan nama hendery dan memanggil ayah ku.

BRAKK --

Pintu terbuka kudapati hendery, mark, ayah, papa john dan seorang lelaki disamping mereka.

Kudengar kun mendecih dan cengkramannya semakin kuat.

"Akh ! Sakit ! Lepasin !" Ucapku untuk yang kesekian kalinya.

"Lepasin anak saya atau saya tembak kamu". Kulihat ayah ku sudah menodongkan pistolnya ke arah Kun.

Kun menarik ku kehadapannya mendekapku menjadikanku sebuah tameng agar ayah ku tidak menembaknya.

"A - ayah" Ucapku sambil menatap ayah ku yg berdiri disana, kulihat hendery dengan terbesit khawatir di wajahnya.

"Apa yang kau mau Kun !" Ucap ayah ku dengan tegas. Ia menyeringai.
"Aku ingin tatahmu" Ucapnya dingin.

"Aku akan memberikan tahtaku asal kau melepaskan anakku" . Aku menggeleng ke arah ayahku, ayahku menatap sayu kearah ku.

A C C I D E N T A L  [ HENXIAO ]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang