Chapter 2

732 66 0
                                    

Sekali lagi ia menghela nafasnya,dan sudah beberapa kali gadis berambut pink itu melirik ke arah pintu masuk kafe yang sedang ia duduki ini, ia berjanji dengan nya akan bertemu disini jam dua siang. Sakura melihat ke jam tangan nya, lima belas menit lagi tepat jam dua. Ia sengaja datang lebih awal dari janjinya. Memejamkan matanya dan menghirup nafas dalam-dalam, menetralisir kan detak jantungnya yang berdetak kencang setiap berganti detik,dan pikirannya berkecamuk kemana mana, rasa takut lebih mendominasi dari rasa ragunya saat ini.

Berhari-hari sakura sudah menyiapkan ini dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan segala rasa yang ia rasakan.

Pintu masuk terbuka membawa seseorang lelaki yang umurnya tak jauh berbeda denganya. Dan setiap langkah kaki lelaki itu, detak jantungnya semakin menjadi tak karuan dan sekali lagi..."hah..."

Seandainya lelaki itu tau apa tujuannya mengajak bertemu, sakura yakin Sasuke tak akan pernah datang, dan ia yakin hal itu akan membuat hidupnya semakin tak ia mengerti. Kata kata sudah ia persiapkan agar tak menyakiti lelaki yang telah jadi kekasihnya sejak tahun pertama di senior high school, dan itu akan segera berakhir.

"Hai, maaf membuat mu menunggu"sapanya sambil duduk di depannya.

"Tidak, aku juga baru sampai" sambil menggeleng kan kepalanya.

Tangannya terangkat untuk memanggil pelayan, dan detik berikutnya sang pelayan menghampiri meja mereka sambil memberikan buku menu.

" Satu milkshake strawberry"

"Hanya itu?"tanya pria itu, menatap wajah sakura yang tenang." Kau tidak mau makan?"

"Tidak, aku tidak akan lama disini"

"Baiklah, satu es green tea"

Sang pelayan mencatat pesanan mereka dan segera pergi untuk menyiapkan pesanan mereka. Sasuke masih menetap Sakura, tidak biasanya kekasihnya itu mengajak bertemu dan hanya akan bicara sebentar padahal kemarin mereka baru saja bertemu. Mereka memang tak selalu bersama di setiap waktu, hanya saat disekolah atau saat mereka memang ingin bertemu, bisa dibilang gaya pacaran mereka berbeda dari kebanyakan pasangan kekasih lainnya yang selalu menempel kemanapun. Karena baik Sasuke atau Sakura mempunyai hal privasi sendiri.

Sasuke terlihat menatap wajah sakura yang terlihat berbeda dari biasanya, seperti ingin mengatakan sesuatu dan itu terlihat jelas di mata Sasuke, ada raut kesedihan di dalam mata hijau Sakura.

"Jadi, adakah yang ingin kau bicara?" Tanya Sasuke.

Seketika tubuh Sakura sedikit menegang, jantungnya kembali tak karuan,ia melirik ke arah lain untuk menenangkan dirinya, tak ingin menatap mata kelam Sasuke. Dan ya Sasuke semakin dibuat bingung dengan sakura.

"Aku.." pada akhirnya, meski ia masih mencari kata untuk memulai segala yang telah ia siapkan.

"Katakan saja" tangan besar Sasuke meraih tangan sakura yang terlihat bergetar.

Sakura memberanikan dirinya untuk menatap langsung mata kelam Sasuke, ia sudah tidak ingin memendam perasaan yang membuatnya resah, ia tak ingin lagi merasa bersalah , ini harus segera di akhiri.

Sakura tak pernah hidup dengan kasih sayang sepenuhnya, baik dari orang tuanya atau kerabat dekat, dirinya tau keduanya orang tua nya telah meninggal bahkan sebelum ia bisa membuka matanya untuk melihat,dan sejak saat itu ia telah hidup sendirian dan tak mengenal apa itu cinta dan kasih sayang hingga saat ini, walau ia telah mengerti apa arti dari cinta dan kasih sayang itu sesungguhnya,tapi dirinya tak pernah paham. Ia memiliki banyak teman yang selalu menemani saat ia membutuhkan sesuatu, dan mereka mencoba memberi cinta untuk dirinya yang selalu kesepian. Dan perlahan tapi pasti ia bisa merasakan apa yang mereka berikan padanya lewat kata kata atau tindakan.

Lonely. Missing. Loving You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang