Sakura meringis dalam diam,ia tidak bisa menahan lagi apa yang ia rasakan saat ini, bahagia hanya kalimat itu yang bisa mendeskripsikan isi hatinya. Matanya masih setia menatap layar laptop dihadapannya tapi tidak dengan pikirannya.Pertemuannya lagi dengan Sasuke rupanya tidak terlalu buruk, Sakura senang, tentu saja. Pria itu mengajaknya untuk kembali bersama namun bukan untuk menjalani hubungan, walau pun begitu tetap saja ia merasa senang. Setidaknya ia tak akan merasa tidak enak pada pria itu.
Awalnya memang sedikit kecewa,ia pikir saat Sasuke mengatakan bahwa pria itu merindukannya, namun ia salah menangkap artian kalimat itu. Jelas sekali Sasuke hanya merindukan kehidupan sehari-hari di sini, dan mungkin Sakura hanya bagian kecil dari kehidupan pria itu.
Mungkin ini juga kesempatan baginya untuk meminta maaf atas tindakannya dulu, dan perbaikan hubungan mereka dulu, bukan berarti ia berharap. Tapi memang sisi lain hatinya berharap. Mungkin menjalani hubungan pertemanan lebih baik untuk keduanya.
Saat ini pun ia mulai terbiasa akan status mereka yang baru, teman. Rasa canggung dan tidak nyaman pun perlahan mengikis, dan seperti dugaannya Sasuke banyak berubah pria itu jadi sedikit lebih terbuka tentang masalahnya, beberapa hari lalu Sasuke bahkan dengan tenang menceritakan masalahnya di Inggris dulu, bagaimana ia harus beradaptasi dengan lingkungan mereka, karena menurutnya pria itu sangat alot jika harus menceritakan tentang masalah pribadinya.
Dan hari hari yang Sakura lewati setelah menetapkan hatinya, menjalani ini seperti apa adanya, mengalir seperti air sungai. Ia tidak mau lagi menyakiti hatinya dan juga Sasuke, jadi sebisa mungkin ia akan memulai hubungan mereka sebagai seorang teman.
.
.
.Sasuke menghela nafasnya lagi, terus begitu entah sampai kapan. Wanita yang sekarang sedang duduk di sampingnya itu sangat berisik dan terlalu banyak tingkah, menurutnya. Pertunangan mereka masih disetujui sepihak dari keluarga Shion, tapi belum dengan dirinya, ia masih memikirkan hal itu karena hatinya belum yakin akan menerima Shion sebagai pendamping hidupnya.
Karena dihatinya masih ada dia...
Jika dibandingkan dengan Sakura, wanita yang kini sedang mengoceh tidak jelas itu bukan tandingan nya, jelas mereka berdua sangat berbeda. Dibandingkan dengan Shion, Sakura merupakan gadis yang mandiri dan memiliki sifat kedewasaan untuk beberapa hal, karena ia akui Sakura memang terkadang bisa memperlihatkan sifat manjanya. Shion tentu tidak mempunyai sifat tersebut,ia tau. Kehidupan mewah yang diberikan oleh kedua orang tuanya pasti hanya berdampak pada gaya hidup wanita itu yang mewah dan tidak memikirkan hal lain disekitarnya.
Ia mengerjabkan matanya, menyingkirkan pikirannya yang mendadak memutar memori tentang Sakura,ia sedikit terkejut dengan dirinya sendiri akhir akhir ini terkadang selalu saja seperti ini, memikirkan gadis itu tanpa sadar.
Sasuke meringis, mengingat kejadian yang baru saja ia alami beberapa menit lalu, di mana ia harus menahan malu karena Shion mengajaknya berbelanja di mall dan ya, setelah itu ia harus membawa semua hasil belanjaan wanita itu, dan menimbulkan banyak pasang mata yang tertuju padanya, menarik perhatian orang lain.
Mobilnya memasuki pekarangan rumah Shion yang cukup megah namun lebih megah lagi rumahnya, ia menghentikan mobilnya tepat di depan pintu, Sasuke melirik sejenak Shion yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Kau mau mampir?"tanya wanita itu tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel.
Sasuke mendengus,ia tidak suka sikap wanita ini benar benar membuatnya muak. "Tidak, aku masih punya pekerjaan"
"Baiklah, sampai jumpa lagi"
Shion turun lalu melambaikan tangannya, Sasuke tanpa menanggapi perpisahan itu langsung meluncurkan mobilnya menuju tempat perjanjian dengan Sakura.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely. Missing. Loving You.
FanfictionBertemu dengannya lagi membuatnya membuka kebahagiaan, kesedihan dan luka yang paling dalam bernama penyesalan. SasuSaku~ Masashi Kishimoto.