Sakura merasa semakin tak tenang akan kehidupannya ini, rasanya ia ingin sekali menghilang saja saat ini juga. Kekhawatiran yang beberapa hari lalu ia rasakan dan kini terwujud. Untuk sesaat ia sekali lagi menghembuskan nafas berat, jarinya mengetuk meja dengan tempo cepat, berfikir sejenak mencari cara agar ia bisa pergi dari situasi ini.
Beberapa lalu dengan rasa percaya diri yang tinggi, Sasuke_pria itu memperkenalkan diri sebagai direktur baru di kantor tempat ia bekerja saat ini,dan lagi dirinya yang merupakan staf pasti akan mengabdi pada pria itu dan kemungkinan ia akan bertemu dengan Sasuke. Geram dan marah tentu saja, ia merasa hal itu.
Bukannya ia tidak mau menerima kehadiran pria itu setelah bertahun-tahun menghilangkan, ia hanya takut akan hal yang selama ini ia sesali, takut akan terjerat lagi dengan kehidupan pria itu, takut jika ia akan jatuh cinta lagi.
Sebentar lagi akan ada meeting antara para pemegang saham, Sakura akan andil dalam rapat kali ini menggantikan Hinata, gadis itu tidak datang hari ini entah kenapa dengan gadis itu yang bisanya semangat dalam bekerja. Ia akan menjelaskan mengenai keuangan nantinya, memberikan penjelasan pada pemegang saham.
Sakura memang beberapa kali ikut dalam rapat, baik itu mengenai keuangan atau hal lainnya, tapi kali ini ia merasa sangat berbeda, gugup dan tegang itulah yang ia rasakan saat ini, lima menit lagi meeting akan dimulai sudah ada beberapa orang yang Sakura kenali, para pemegang saham_ pria yang berumur tiga puluhan duduk tepat dihadapannya,dan disampingnya ada wanita yang mungkin seumuran dengannya, dan tiga lagi pria yang sudah terlihat memasuki usia setengah abad_mungkin.
Meeting selesai tepat jam makan siang dan itu artinya akan ada sebuah kelanjutan, Sakura merasa semakin tak nyaman dengan situasi ini, hampir dua jam mereka melakukan rapat yang dipenuhi dengan atmosfer yang menegangkan, perdebatan yang tak kunjung usai. Ia juga sedikit risih karena kehadiran Sasuke sebagai ketua disini tentunya, ia menyadari kalau pria itu sesekali melirik dirinya, Sakura tentu tak peduli, karena ia sudah menyiapkan ini sebelumnya. Sakura mengikuti langkah Neji salah satu pemimpin di kantor ini, untuk saat ini ia hanya merasa sedikit nyaman dengan pria itu, karena baik dirinya mau pun Neji tidak terlalu banyak mengeluarkan kalimat untuk bergabung dengan perdebatan itu, mereka hanya mengeluarkan suara seperti apa yang mereka kerjakan.
Makan siang bersama dengan alasan bisnis ini juga sering Sakura ikut. Meja yang cukup besar untuk menampung tujuan orang ini sudah terisi termasuk dirinya, paket komplit yang mereka pesan karena ada beberapa pilihan menu dalam satu sajian itu.
Suasana makan berjalan dengan tenang, tidak terlalu banyak obrolan, namun cukup membuatnya canggung, Sasuke-pria itu sedari tadi terus menatapnya membuat perasaan tidak nyaman, tentu Sakura sadar dengan apa yang Sasuke lakukan. Dan untuk pertama kalinya mata mereka saling bertemu, menarik jiwa mereka masing-masing, menghanyutkan perasaan aneh dihatinya, Sakura segera berpaling,tentu ia tak ingin terbuai lagi dengan mata hitam iri.
Dan setelahnya mereka berbincang bisnis lagi, membuang sedikit jengah.
...
Sakura menatap langit langit kamarnya, menyelami pikirannya yang terus menerus memutar memori tentang Sasuke,ia sedikit kesal dengan dirinya bagaimana mungkin ia bisa dengan mudah memikirkan pria itu disaat saat seperti ini.
Ini hampir tengah malam dan jika ia tidak tidur sekarang dipastikan besok ia akan terlambat. Untuk sesaat Sakura mulai memikirkan segalanya dari awal, bagaimana ia bisa berfikir bahwa dirinya sendirian, membuat keputusan yang salah dan bagaimana ia hidup sekarang, selalu saja ia begini rasa ingin kembali ke masa lalu dan membuang semua pikiran yang salah.
Dan jika Seandainya ia masih bersama pria itu, bagaimana dirinya saat ini?. Sakura tersenyum kecut pada dirinya sendiri, jika ia mengaku pada seseorang pasti ia akan ditertawakan, tidak__bahkan saat ini ia menertawakan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lonely. Missing. Loving You.
FanfictionBertemu dengannya lagi membuatnya membuka kebahagiaan, kesedihan dan luka yang paling dalam bernama penyesalan. SasuSaku~ Masashi Kishimoto.