Bab 3

561 56 0
                                    

Sasuke terus menahan ekspresi wajahnya, datar dan dingin seperti biasanya. Tentu itu adalah ciri khasnya, ia tak pandai dalam berekspresi dan mengungkapkan pikiran karena itulah banyak orang yang menilainya dirinya seorang yang angkuh. Walau begitu ia tidak keberatan bahkan ia sedikit mengakui julukannya itu.

Sungguh ia bersyukur karena sejak dulu tidak pernah berniat dengan belajar berbagai ekspresi, dan kini ia baru tau hal ini. Jika memang ia tidak mampu mengatur perasaan sudah dipastikan ia akan membuat dirinya malu sendiri.

Ia masih terpaku pada sosok dihadapannya itu, gadis berambut pink yang duduk diantara teman-teman Naruto lainnya, dan jika dilihat dengan jelas ia bisa menangkap bahwa gadis itu duduk dengan tegang. Tanpa sadar ia tersenyum karena ia yakin wanita itu sama terkejutnya dengan dirinya.

"Ayo,tame" suara Naruto mengintruksikan nya untuk duduk bersama teman temannya.

Sasuke menurut dan mengambil duduk di samping Naruto. Dan setelah ia mendudukkan diri, seseorang menepuk bahunya dari belakang.

"Wah, Sasuke sudah lama kita tidak bertemu" itu suara Sai yang baru keluar dari villa dengan menenteng plastik.

Sasuke mendengus sebelum menjawab" seperti yang kau lihat, aku baik baik saja"

"Dia sangat sibuk, kau tau. Tapi untungnya dia tidak melupakan kita" itu Naruto dan setelah itu pria berambut kuning itu tertawa.

Pandangannya kembali tertuju pada Sakura,  sejujurnya ia sadar bahwa gadis itu menatapnya tapi saat ia menatap balik gadis itu segera memalingkan wajahnya, Sakura itu masih terdiam dan terlihat sangat tidak nyaman bahkan hanya untuk ikut bergabung dalam percakapan tidak penting ini.

Pikirannya tanpa sadar memutar kembali memori memori saat bersama gadis itu, ia meringis dalam diam. Bagaimana ia bersikap pada Sakura yang menurutnya biasa saja layaknya seperti orang lain saat memperlakukan kekasihnya, dan selalu mencoba mengerti tentang perasaan gadis itu di berbagai situasi.

Dan pada akhirnya memori itu memutar kenangan yang seharusnya telah ia hapus,tapi seolah memori itu memiliki banyak salinan ia tak bisa melupakan begitu saja.

Sasuke kini mengalihkan pandangannya ke arah lain, dimana Sakura sedang berdiri sendirian di depan alat pemanggang. Ia meringis dalam diam, bertanya mengapa gadis itu hanya diam? Apa Sakura tak mengenalinya atau bagaimana? Tapi jika dipikir lagi gadis itu sejak tadi menatapnya maka ia akan menyimpulkan bahwa Sakura masih ingat padanya.

"Kau tidak berencana untuk mengajaknya bicara?" Itu suara Naruto, pria itu entah sejak kapan sudah berada di tempat duduknya lagi.

Sasuke hanya berwajah datar, melirik Naruto. Tentu ia akan bicara pada gadis itu, tapi belum saatnya ia masih harus memikirkan kata kata yang tepat, karena jujur ia juga tidak bisa berbuat apa-apa sekarang pada Sakura, sejujurnya saat sakura memutuskan hubungan mereka ia merasa sangat marah dan kecewa dengan Sakura, dan sampai sekarang ia masih menyimpan rasa kecewanya tapi jika marah ia tak tau.

"Tidak untuk sekarang"jawab Sasuke seadanya.

Kemudian ia bangkit dari duduknya berniat kembali ke mobil untuk mengambil pakaian dan segera membersihkan diri.

"Kau mau kemana?"tanya Naruto lagi, tapi Sasuke malas menjawab dan ia hanya mengangkat bahunya acuh. Tentu itu membuat dengusan kesal keluar dari mulut Naruto.

.

Rupanya liburan dengan teman Naruto tidak terlalu buruk, apa lagi ada Sakura disana walau kenyataan gadis itu bahkan tidak mengeluarkan suara sama sekali padanya,tapi setidaknya ia bersyukur karena Sakura tak terlihat menghindar darinya, ia tau Sakura sangat pandai dalam berekspresi dan juga mengalihkan pembicaraan.

Lonely. Missing. Loving You.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang