Awkwardness

3.6K 119 5
                                    

Siang ini terik banget, puanas pool pokoknya. Dan apes nya aku bagian closing atau sampai tutup restauran.

Hari kemaren seperti bersemangat kerja sedangkan hari ini seperti tidak ada semangat sama sekali pergi ke restauran.

Aku datang pukul 14:30,  jam masuk  pukul 15:00 untuk karyawan kami masuk pintu belakang yang bertuliskan staff only.

Spare Waktu 30 menit untuk istirahat sebentar di ruang ganti sambil ngadem, ruang ganti ini di sebelah ujung ada mesin print yang biasanya di gunakan manager restauran untuk mencetak laporan.

Tidak biasanya aku iseng ke tempat printer tersebut dan melihat handphone iPhone 4s yang udah hancur pada layar nya, oh Tuhan ini hanphone mahal, sayang banget hancur kayak gini pikir ku.

Setelah melihat handphone tersebut bergegas ganti baju dan menyiapkan perlengkapan di dapur karena pergantian shift.

Dengan lantang nya aku tanya ke Randi, itu handphone di atas printer iPhone 4s milik siapa ? Sayang banget itu retak kaca nya, masih bisa di pakai nggak tu?

Tiba tiba manager ku bilang kalo itu milik Akira, dan Akira pun ternyata ada di ujung wastafel sambil melihat ku, dengan tatapan yang sulit di artikan.

Hah... nyesel aku tanya handphone itu, mau ancur kek, rusak kek, nggak bisa di pakai kek, bukan urusan.
Masih sakit sama kejadian kemaren.

Selama setengah shift ini, menengok atau melihat ke Akira pun tidak, kalo pun berpapasan tidak pernah melihat langsung wajah nya, pura pura tidak melihat dan sebisa mungkin mencoba menghindar.

Saat tidak sengaja di dapur aku di panggil Akira untuk membantu nya, namun aku bersikap dingin tidak mendengar dan bilang ke Randi kalo mau ke toilet, jadi aku minta Randi untuk membantu Akira, padahal alasan ku saja untuk tidak berkontak langsung dengan nya.

Sebisa mungkin aku juga meminta perubahan jadwal agar tidak satu shift dengan akira atau bersinggungan shift  dengan nya.

Dan hal ini berhasil aku lakukan dalam setengah bulan tidak bertemu dengan akira.

Cara yang ampuh untuk tidak berfikir lebih tentang perasaan ku kepada nya yang selama ini salah mengartikan.

                                 ***

Tak terasa begitu lama tidak bersinggungan atau kontak mata dengan akira, di dalam lubuk hati yang paling dalam merindu juga.

Melihat mata nya yang sipit, punggung nya yang lebar, senyum nya yang menawan.
Rupanya ego ku runtuh juga atas nama rindu, seperti kata dilan rindu itu berat.

Awal bulan telah di mulai jadwal shift pun sudah di tempel di papan pengumuman, takdir seperti mempertemukan kita bahwa dalam satu bulan penuh jadwal ku dengan akira kebanyakan satu shift.

Menata hati, memposisikan diri dalam sebulan harus di lakukan, agar tidak terjadi salah firasat dalam menatap dan berinteraksi dengan akira.

Langit pagi begitu cerah, cahaya matahari nya juga hangat di badan tidak panas, itulah yang ku rasakan sebelum masuk kerja pagi ini, hal yang pertama di lakukan jika masuk pagi adalah membuka rolling dor, menyalakan listrik, menata meja, menaruh perlengkapan saus ke meja makan, kami ber empat begitu sibuk dengan tugas kita masing-masing.

Dari arah pintu masuk terdengar suara "selamat pagi semuanya " dengan senyum yang menawan, sontak kami melihat ke arah sumber suara, siapa lagi kalo bukan Akira dengan sepatu pantofel, kemeja putih, celana hitam, rambutnya di sisir ke samping sangat rapi sekali dengan menenteng tas laptop nya, hanya melihat dia tersenyum saja sudah goyah hati ini.

Semakin lama Akira mendekat kepadaku dan berucap "selamat pagi Alif", seperti belum siap mendapat kejutan mendadak seperti itu aku hanya bisa mematung menyakinkan diri  apakah benar tadi yang barusan aku alami, dan aneh nya Akira tidak melakukan ucapan selamat pagi itu ke rekan kerja yang lain.

Seperti ada kupu-kupu terbang di perut, mata melotot, degup jantung dua kali bekerja lebih cepat atas reaksi barusan.

Oh Tuhan apakah ini cobaan atau nikmat, dapat ucapan selamat pagi spesial dari orang yang kita sayangi.

Memory Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang