#3 - Aelius

83 13 0
                                    

"Woi!!!!! Genatha!!!!!!"

Bicara nya saja tidak sampai 10 menit tapi cukup membuat Fares naik darah.

Bambang menghampiri Fares yang menggerutu kesal.

"Sekarang pas lo kehilangan gue, baru nih nyesel."

Fares memasukkan buku ke tasnya, kasar. "Nggak sama aja. Lo sama anak baru itu sama ngeselinnya," mata Fares mendelik serius.

"Far, dih lo yang kesel. Kok gue yang kena juga."

"Sorry nggak maksud juga." Jeda. "Habis gue kesel banget, ini hari pertamanya kan? Tapi udah kayak jeger senior. Senggol bacok. Padahal gue sopan."

"Ya feeling gue lo bakal kerepotan sih. Dikasih tanggung jawab sama bu Weni. Secara UAS sendiri aja susah. Pake bantu anak baru."

"Jangan harap gue respect sama orang yang nggak punya sopan santun kayak dia.''


**********


"KM, Genatha nggak masuk, bolos? Kamu kasih tau donk!"

"KM, Kamu nggak kasih tau Genatha ada ulangan dadakan?"

"KM, Kamu kasih tau donk, Genatha kalau ngomong, Nggak bisa ya sopan?!"

"KM!!!!"


- - - Sabtu, 15 Maret 2014 - - -

Fares mendengus kesal menuju lapangan basket "Frustasi gue Akhhhh!!!" teriaknya.

"Kenapa lagi lo?" Kevin mulai menanggapi. Sembari tetap dribbling bola basketnya ke ring.

"KM KM KM terus aja gue dipanggil." Jeda. "Minggu ini aja, gue udah dipanggil 2 kali sama BK."

"Siapa? Genatha lagi?"

"Iya. Siapa lagilah ~" Jeda. "Kenapa sih nggak dikeluarin aja, itu anak?!"

"Hush... jangan gitulah. Tapi iya juga ya, kenapa?"

"Tau ah, kenalan kepala sekolah kali."

"Nggak mungkin, bu Lydia bukan orang kayak gitu. Lagian masuk Gantara, lumayan ribet prosedurnya. Ada laporan ke Gantara Group di pusat." Jeda. "Kecuali..."

"Bukan berarti duit nggak bisa berbicara," potong Fares.

"Benar..." Jeda. "Udahlah Far, lagian Genatha penjujung keadilan kok orangnya. Dia nggak salah juga."

"Really?! Dari mana? Ngawur." Fares meninggikan nadanya.

"Meskipun dia buat onar, dia nggak pernah ngerugiin orang lain."

"Gila ya lo, berantemnya dia nggak masuk hitungan?"

"Lo taukan dia berantem buat bantuin anak kelas satu. Lagian itu salah kakak kelas juga. Lo harusnya tau kalau jelas-jelas Genatha nggak salah." Jeda. "Genatha nggak akan buat badai, kalau nggak ada angin."

"Tapi dia tuh. Meskipun tekadnya benar, tapi..."

"Caranya salah maksudnya?" potong Kevin.

"Iyalah dan kalau kata lo dia nggak pernah ngerugiin orang, itu salah juga. Gue berulang kali dipanggil bu Weni, bu Astuti, pak Handoko. Sampai BK." Jeda. "Gue cuman KM dan teman sebangku, tapi malah bertanggung jawab penuh. Seolah kesalahan yang dia lakuin, gue dalangnya."

Langkahnya membabi buta "FARES, DARURAT!!!!" teriak bambang dari ujung lapangan basket.

"Kenapa?" Fares otomatis menengokkan kepalanya. Ekspresinya sedikit panik, penuh tanya.

Tunjuk Bambang pada satu arah jelas, kantin. "Genatha berantem lagi. Lo tengahin mereka, sebelum ketahuan guru. Malah runyam."

"GENATHA!!!!!!!!!!!!" geram Fares, tak tahan.




TRAILER CONCEPT AND WRITING (ORIGINAL)

PLEASE DONT PLAGIARISM. THANKS




Tolong tinggalkan vote dan komentarnya, apabila kalian menyukai ceritaku disini :)

Sesungguhnya dukungan kalian yang membuat penulis semangat menyelesaikan ceritanya!

Kalian juga bisa terhubung denganku di instagram.
Ig: advertisement.shineraiz
Ig: shintyaanikasari

GANTARA COMPETITION (On-going/ Novel Fiksi Remaja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang