#8 - Liane

22 11 0
                                    

Aku hanya ingin hidup biasa aja

Tidak perlu hidup manakjubkan

Yang penting tidak punya masalah

- - - Faresta Alfarezi - - -



"Sepatu gue!!!!!" 

Genatha membalikkan badannya lalu tersenyum.

"Gue hafal sepatu lo. Ini sepatu gue," tunjuk Fares dengan yakin.

"Oh, iya gue lupa. Tadi gue ngasih makan ikan di kolam deket masjid, bantuin pak Somad. Gue nggak ngira pas ambil makanannya. Malah kena air mancur. Basah deh, sepatu gue. Kebetulan gue liat sepatu nganggur di deket masjid. Gue hapal ini sepatu lo. Jadi gue pinjem."

"Tuh sepatu ada dua. Punya gue sama Kevin. Sepatu dia lebih bagus mereknya. Kenapa nggak Kevin aja?"

"Dia bau kaki Far. Gue pilih yang manusiawi donk!"

"Lo bilang dulu! Ini bukan minjem namanya, tapi MA-LING. Tau nggak?!" Fares mengeja kata maling dengan jelas.

"Ya udah nih, gue balikin."

"Sepatu lo udah kering?"

"Belumlah. Orang gue baru titip si bibi keringin di bawah kipas angin kantin."

"Ya udah pake aja."

"Berarti nggak usah dibalikin?"

"Balikin pulangnya donk! Kalau sepatu lo udah KE-RING," ejanya sekali lagi.

"Nggak bisa Far. Basah, semua bagian. Bakal seharian. Mungkin dua hari."

"Nath, Lo tega liat gue nyeker?"

"Terus lo tega liat gue nyeker?" Tanya Genatha. "Kayaknya nggak mungkin tega sih," timpal Genatha kembali.

"Tega lah."

Tatap Genatha seperti anak kucing. Fares memalingkan wajahnya ke arah lain,

"Ya iya sih. Ya udah balikin besok. Inget besok!"

"Iya bawel," deliknya tajam.

Nggak tau diuntung, Fares terus saja menghela nafas panjang.

Fares masih heran gimana caranya dia diterima di SMA Gantara Jakarta. Apa kualifikasi Gantara turun bulan ini. Atau mungkin sebanyak apa duit keluarganya sampai mampu jalur persogokkan. Atau mungkin anaknya para petinggi Gantara Group.

Kejanggalan ini begitu kentara.

Sesering apapun Genatha masuk BK. Komite Kedisiplinan memang memberi putusan Genatha bukanlah dalang dari permasalahan. Tapi perbuatan seperti berantem bukan hal yang patut dibenarkan. Menurut aturan tertulis. Setidaknya dia mendapat sanksi, tapi ini tidak.

Belum lagi, belum ada siswa SMA Gantara Jakarta yang lebih sering mendapat nilai 0. Sebagai siswa biasa, mungkin ini hal biasa. Tapi di sekolah yang terkenal sebagai reputasi lulusan terbaik. SMA Gantara Jakarta punya record untuk mengeluarkan siswa yang tidak punya potensi sama sekali.

Sama seperti Raka, senakal apapun dia membolos kelas tanpa ijin, tak ada satupun surat peringatan keluar.

Raka adalah kakak tertua Fares. Baginya melihat Genatha sama halnya dengan melihat kakaknya itu. Orang yang sama menyebalkannya.

"Gue nggak suka sama lo. Taukan?!" tatap Fares tajam.



TRAILER CONCEPT AND WRITING (ORIGINAL)

PLEASE DONT PLAGIARISM. THANKS



Tolong tinggalkan vote dan komentarnya, apabila kalian menyukai ceritaku disini :)

Sesungguhnya dukungan kalian yang membuat penulis semangat menyelesaikan ceritanya!

Kalian juga bisa terhubung denganku di instagram.
Ig: advertisement.shineraiz
Ig: shintyaanikasari

GANTARA COMPETITION (On-going/ Novel Fiksi Remaja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang