#4 - Cyrus

52 11 0
                                    

Tidak perlu kaya, untuk memberi

Tidak perlu kuat, untuk menolong

Tidak perlu sempurna untuk melakukan segala hal

yang menurutmu pantas kau lakukan saat itu juga


- - - Genathaniel - - -


Mereka bertiga berlari menuju kantin sekolah. Fares tepat didepan mereka. Dilihatnya dari jauh, sudah dikerumun siswa lain.

"Minggir!!!" Fares memecah kerumunan membelah dua. Suaranya keras dan juga tegas.

Bisa gawat kalau sampai terdengar guru. Meskipun Genatha bukan diposisi salah, tapi berantem bukan hal yang benar juga. Apalagi Fares juga sudah lelah untuk menjelaskan kronologi masalah lagi. Begitupun tidak mau bertanggung jawab apapun.

"Anj*** lo," suara yang tidak asing bagi Fares.

Rupanya Vilo. Anak pak Aslan yang merupakan guru kimia sekaligus staff keuangan SMA Gantara Jakarta.

"Hah?! lo duluan," seru Genatha kembali.

Setelah sebelumnya tendangan Vilo menghantam perut Genatha, cukup keras. Genatha bersiap untuk melayangkan tinju yang akan mendarat dipipi Vilo.

Laki-laki, berpostur tinggi dan juga berbahu bidang. Siapa yang berani, terkecuali Genatha.

Meskipun tubuhnya lebih kecil dan juga dihadang empat anak lelaki lainnya. Raut wajahnya tidak menunjukkan takut sedikitpun.

"Genatha stop!!!!!!!" Fares menangkap kepalan tangan Genatha yang hampir sampai dipipi Vilo, senior tahun kedua itu.

"Cukup, bubar gue bilang." Fares menatap semua orang. Helaan nafasnya tak teratur. Cukup lelah berlari dan juga cukup lelah dengan masalah apapun soal Genatha.

"Gue bilang bubar!!!!" teriaknya memekikkan telinga semua orang.

"Bubar!!!" tekan Fares sekali lagi.

Vilo tampak belum puas. Menatap Fares tajam.

Suasana menjadi tegang.

Langkahnya kini menghadap Fares. "Ikut campur lo anj***"

"Ikut campur lo bilang? Genatha ini tanggung jawab gue. Inget, ini peringatan kedua!" Fares bahkan berani mengacungkan jari telunjuknya, tepat diwajah Vilo.

"Emang gue takut?! Apa kuasa lo bisa halang-halangin gue?!" Vilo menampis tangan Fares otomatis.

"Atau gue bilang ke pelatih taekwondo, gini kelakuan anak didiknya. Kira-kira lo bakal kena skors berapa hari ya?! Tepat H5 sebelum pertandingan." Jeda. "Atau lebih buruk, dikeluarkan dalam list atlet."

Fares menudingkan beberapa vidio. Setelah sebelumnya Vilo melakukan hal yang sama ke beberapa anak lainnya. Ternyata ancaman untuk mengadukannya ke pak Aslan, tidak membuatnya bergeming.

Kepalan ditangannya muncul hingga dilayangkannya setinggi sikut dan siap meninju perut Fares, tapi kemudian mundur kembali. "Anj*** lo, sialan!!!"

Kalau mau menang jangan tunjukkan sedikit pun kelemahan kita ke lawan. Setakut apapun itu, mata kita harus mengintimidasi. Itulah yang Fares lakukan.

Vilo merangkul empat orang gerombolannya. Diikuti dengan banyaknya siswa yang menonton.

"Genatha!!!" Fares membalikkan badannya.

GANTARA COMPETITION (On-going/ Novel Fiksi Remaja)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang