Happy reading~
.
.
.
Felix sama sekali tidak mengetahui bagaimana kehidupan Minho sebelum mereka bertemu di panti asuhan dahulu. Pemuda berfreckles itu hanya tahu dari Minho sendiri jika kata pertama Felix adalah 'hyung'. Felix sangat menyayangi Minho, begitu pula sebaliknya.
Felix mengetahui satu hal besar yang disembunyikan oleh kakaknya, tentang kakaknya yang mencari keluarga kandung Felix. meskipun Felix pernah menyebut bahwa ia bahagia hidup berdua dengan Minho tanpa mengenal keluarga kandungnya.
Sebab Felix tidak ingin mengenal keluarga yang telah membuangnya. Sehingga ketika seorang pria suruhan Minho datang ke rumah sakit tempat mereka bekerja untuk mengantarkan berkas berisi data ayah kandung Felix, pemuda itu mencurinya dari tumpukan surat yang diterima Minho. Namun tak ada niatan sedikitpun dari dirinya untuk membuka surat itu.
Hingga dirinya mengetahui bahwa Minho dalam bahaya dari Jeongin. Ada keinginan dari diri Felix untuk membuka surat itu dan meminta tolong pada ayahnya untuk membantu Minho.
.
.
.
"kemana kita akan pergi?" tanya Minho pada Chris yang fokus mengemudikan mobilnya.
"rumahmu", gumam Chris sembari tersenyum kecil.
"tapi ini bukan jalan menuju rumahku", celetuk Minho.
Namun Minho terbelalak ketika melihat sebuah rumah yang sangat ia kenal, sebuah rumah yang sangat ia rindukan. Rumah lamanya, rumah yang dulu ia tempati bersama ayah dan ibu kandungnya. Masih sama seperti dahulu, dengan pekarangan yang dipenuhi bunga mawar.
Minho menggelengkan kepalanya, "bagaimana bisa? rumah itu sudah terbakar bertahun-tahun yang lalu"
"Dear, ada baiknya kita masuk dulu", Chris mengajak Minho masuk ke dalam rumah.
Ketika pintu dibuka oleh Chris, Minho melangkahkan kakinya perlahan. Rumah itu sama persis dengan yang ada dalam ingatannya sebelum rumah itu hangus terbakar.
sebuah figura besar dipajang di ruang tamunya, figura itu berisi foto dua orang dewasa dan seorang balita kecil. Itu Minho, bersama kedua orangtuanya. Minho bahkan masih bisa mengingat jika foto itu dipajang ketika usianya menginjak empat tahun.
Minho merasakan kehadiran kedua orang tuanya di rumah ini, dengan tergesa dirinya berlari ke sebuah kamar yang diingatnya sebagai kamar orang tuanya.
Kakinya melemah ketika ia sampai dikamar itu. Ruangan itu sama persis dengan apa yang diingatnya. Minho pun tak kuasa menahan beban tubuhnya sehingga terduduk dan mulai menangis terisak.
"mama hiks mama, papa", tangisnya.
Chris yang sejak tadi hanya mengekornya pun akhirnya membantunya untuk duduk di ranjang sembari memeluk erat tubuhnya.
"Chris dari mana kau... bisa hiks"
"Aku hanya membangun ulang semuanya sesuai ingatanku, Lino. Aku membuat semua ini hanya untukmu", Chris mengusap puncak kepala Minho sembari sesekali menciuminya.
"Siapa kau sebenarnya?", suara Minho masih bergetar akibat isakannya.
Chris tidak menjawab, ia hanya mengambil sebuah album foto di dalam laci nakas dan memberikannya pada Minho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coimetrophile (Banginho) END
FanfictionOrang yang menyukai suasana pemakaman, Terdengar aneh bukan? Namun hidup Minho jauh lebih aneh saat bertemu seorang pengusaha berusia empat puluh lima tahun yang baru saja kehilangan istri ketiganya. Banginho (Dibeberapa chapter terdapat beberapa ad...