8

722 115 15
                                        


happy reading~


.


.


.



Chris tertawa melihat Minho yang makan dengan lahapnya, padahal Chan hanya membuat telur orak arik dengan tambahan saus tomat oleh Minho sendiri. mungkin karena terlambat sarapan membuat Minho kelaparan, oh jangan lupakan aktivitas mereka semalam yang tentunya membutuhkan tenaga.

"makanlah dengan perlahan, dear", Chris membersihkan ujung bibir Minho yang belepotan saus.

"aku malu", cicit yang lebih muda.

Tentu tawa Chris semakin terbahak dibuatnya.

"jangan tertawa", rengek Minho.

"Okay, okay... tapi kenapa kau harus malu?", Chris mencoba menahan tawanya.

wajah Minho tampak memerah, malu. malu atas apa yang telah dilakukannya semalam. hell, ia baru saja bertindak seperti jalang yang rela membuka pahanya untuk pria tampan. walaupun tak sepenuhnya salah, namun tetap saja salah karena Minho bukan jalang yang akan sembarangan membuka lebar pahanya untuk pria asing.

"semalam, tindakanku tidak benar. maaf", Minho menunduk.

"Oh, Dear... itu tidak sepenuhnya salahmu. aku yang tidak bisa mengendalikan diri, kau tahu? kau sangat menggoda", Chris menjawab santai sembari tangannya membawa wajah Minho untuk menatapnya.

Minho memerah hingga ke telinga.

"aku tertarik padamu, Dear. sejak pertama kita bertemu", ujar Chris.

Minho membulatkan matanya, pipinya yang penuh terisi makanan membuatnya berkali lipat lebih imut dari biasanya.

"jangan terlalu menggemaskan", Chris menjawil pipi Minho.

"Aku ingin menunjukkan sesuatu padamu, Dear. tapi setelah kau selesai sarapan", ujar Chris lagi.

"eung? tapi, apa kau ingin menemaniku ke makam setelah itu?", tanya Minho.

"baiklah, kita akan ke makam dahulu. sekarang selesaikan sarapanmu, Dear"


.


.


.


"jeongin?", panggil Felix setelah menyodorkan segelas air dingin pada yang lebih muda.

"Hyung... aku minta maaf...", cicit Jeongin.

"it's okay, jeongin. sekarang apa kau sudah bisa menceritakan apa yang terjadi?", tanya Felix.

Jeongin mengangguk.

"maaf, aku membunuh kucing Minho Hyung", ucapnya lirih.

Felix terkejut, sangat terkejut. Dirinya tahu jika setiap jeongin berada di rumah mereka, Jeongin sangat suka bermain dengan ketiga kucing peliharaan Hyungnya itu. sulit membayangkan jika remaja semanis jeongin akan membunuh hewan kecil itu.

"kau?"

"maaf, Hyung... tapi kau harus mendengarkan semua ceritaku", jeongin mulai menangis terisak.

.


.

Coimetrophile (Banginho) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang