Minho dan Chris duduk di depan ruang rawat hyunjin. Minho sebenarnya bisa saja membawa Chris masuk. Namun mengingat bagaimana reaksi Hyunjin ketika pertama kali melihat Minho membuat Minho mem-blacklist dirinya untuk masuk ke kamar rawat Hyunjin.
Jelas saja, ketika pertama kali Hyunjin datang dua bulan yang lalu dan pemuda itu melihat Minho, tubuh pemuda berusia dua puluh lima tahun itu seakan meronta penuh amarah dengan mata yang sarat akan keinginan membunuh Minho.
Saat itu tiga dokter dan empat perawat kewalahan, sehingga terpaksa menyuntik pemuda berbibir tebal itu dengan obat penenang."Tuan Bang? Dokter Lee?", Changbin datang dengan senyum yang merekah.
"Maaf tadi saya sedang makan siang", changbin berucap ramah.
Chris hanya mengangguk singkat.
"Kalau begitu saya pamit dulu, saya harus mengecek pasien dahulu", Minho pun berpamitan pada Chris dan Changbin.
.
.
.
"Hyung, dokter Seo mengundangku untuk makan malam. Apakah boleh?"
Minho hanya menanggapi dengan anggukan. Sedangkan Felix mengerutkan dahinya bingung, sebab sang kakak sejak tadi fokus pada ponselnya.
"Hyung... Kau mendengarku?"
Felix merengek mendudukkan dirinya di perut sang kakak yang berbaring di karpet. Mereka memang sedang bersantai menikmati hari libur di rumah. Namun sang kakak sejak tadi hanya fokus pada ponselnya.
"Ya sudah aku main dengan dori saja", Felix bangkit menuju kamar khusus ketiga kucing sang kakak.
Dengan cepat Minho menarik tangan Felix untuk menghentikan adiknya itu. Karena ia tahu, terakhir kali ia membiarkan Felix bermain dengan kucing-kucingnya. Soonie hampir hilang, doongie berada di atas lemari dan entah bagaimana dori ada di dalam bathub.
"Baiklah, sekarang Felix mau apa? Eskrim? Ayo kita jalan-jalan", Minho menyerah.
"Kau sedang apa sih, Hyung?", Felix menatap ponsel Minho yang menampilkan portal berita online.
"Membaca"
"Tapi itu berita sudah sangat lama, sudah lebih dari dua puluh tahun. Untuk apa membacanya?"
"Rahasia", Minho terbahak melihat Felix yang terlihat kesal.
"Ayo lebih baik kita bersepeda", Minho menarik tangan Felix untuk pergi ke garasi dan mengambil sepeda.
Felix menatap rumah di sebelah kiri rumahnya heran. Mengapa salah satu jendelanya terbuka? Apakah pemiliknya sudah kembali? Sebab selama ia tinggal di rumah keluarga Lee yang mereka tempati sekarang, rumah itu selalu tak terlihat berpenghuni. Meskipun setiap beberapa bulan sekali ada petugas yang memotong rumput dan merawat halamannya.
Pemuda berfreckles itu menggelengkan kepalanya. Kemudian mengayuh sepedanya meninggalkan Minho yang baru selesai mengunci garasi.
.
.
.
Rumah terasa sangat sepi, jelas saja, Felix sudah dijemput sejak jam empat sore oleh Seo Changbin untuk makan malam di rumah keluarga Seo.
Sekarang sudah hampir jam lima, kini Minho tengah memberi makan ketiga kucing peliharaannya, sebab ia akan pergi ke suatu tempat. Matanya tak sengaja melihat cahaya lampu dari sela-sela gorden rumah tetangganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Coimetrophile (Banginho) END
FanfictionOrang yang menyukai suasana pemakaman, Terdengar aneh bukan? Namun hidup Minho jauh lebih aneh saat bertemu seorang pengusaha berusia empat puluh lima tahun yang baru saja kehilangan istri ketiganya. Banginho (Dibeberapa chapter terdapat beberapa ad...