***
Bunyi metronome berbunyi teratur menjadi pagar dalam melodi yang terdengar dari ruangan kedap suara sore itu. Dua anak manusia duduk bersampingan di sana, sama-sama fokus pada layar dengan kurva frekuensi suara dari berbagai notasi yang sedari tadi mereka rangkai jadi satu.
Sesekali mereka saling menatap ketika sama-sama mendapat irama yang di kehendaki. Jari lentik salah satunya bergerak bergantian dari keyboard komputer ke papan kunci synthesizer di hadapan mereka. Sementara satu orang yang lainnya menunjuk layar memberitahu mana yang harus diubah atau hanya perlu disempurnakan.
Uniknya, meski pendingin suhu telah dinyalakan, tetap saja, ada bulir keringat di pelipis dari keduanya yang sedari tadi fokus, tak main-main.
"Eoh, bagian yang itu, coba tambahkan sample track yang kemarin, Hyung."
Adalah Leedo yang membuka suara, memecah keheningan cakap sejak tiga puluh menit yang lalu. Youngjo yang duduk di sebelahnya segera mengarahkan kursornya bergerak sesuai petunjuk Leedo, rekan se-timnya yang tengah membuat lagu bersama dengan dia seperti yang sudah-sudah.
"Nahh, ya, disitu. Mundur sedikit."
"Segini? 4 bar... ok. begini?" Tanya Youngjo.
"Yoksi... coba kita dengarkan." Kata Leedo dengan sangat percaya diri sambil perlahan menyandarkan punggungnya pada kursi.
Youngjo tersenyum saat melihat gambaran Leedo yang masih tertangkap sudut matanya. Dan benar, saat ia menoleh sepenuhnya, ia bisa melihat senyum lebar yang sama sekali tidak ditahan oleh rekannya itu.
Alunan instrument yang mereka ciptakan bersama segera terdengar di ruangan persegi itu. Kepala keduanya bergerak dengan sendirinya mengikuti harmoni nada yang menggema di sana. Tatapan Youngjo masih berlabuh pada Leedo yang nampak sangat bangga dan puas. Melihat itu saja sudah membuat hati Youngjo menghangat.
Young selalu memiliki sisi lembut di hatinya untuk teman-temannya. Ia mengagumi setiap pribadi dari rekan satu timnya yang lain, termasuk Leedo juga. Jadi saat Youngjo bisa membuat senyum puas hadir di wajah rekan-rekannya , ia merasa ada kebahagiaan yang tak bisa dihargai berapa pun. Sebegitunya ia mengasihi teman-temannya yang ia anggap sebagai faktor pendukung yang membuat ia bisa sampai di tahap seperti ini.
"Berhenti menertawakanku, Hyung. Aku bisa melihatmu meskipun aku sedang melihat monitor."
Youngjo tertawa sambil mendongak, seperti khasnya, ditambah ia menutup hidungnya dengan punggung tangannya. "Wajahmu lucu kalau sedang seperti itu. Jangan salahkan aku."
Leedo berdecih, tapi ikut tertawa juga akhirnya.
"Jadi apa lagi setelah ini?" tanya Leedo.
Youngjo menarik nafasnya, kembali menatap layar monitor di depan mereka.
"Sudah selesai kan?" sela Leedo tepat sebelum Youngjo membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, MOON (ONEUS ONESHOT)
Фанфик"You always have a chance to write a new chapter" - A short story collection with all pairing from ONEUS. Happy reading!