PARTING (LEEON)

178 21 12
                                    

Apa gunanya terlahir menjadi pewaris dan memegang garis keturunan murni dari Bulan jika mendatangkan malapetaka?

***

Cahaya terang bulan purnama malam itu menuntun langkah mantap Geonhak memasuki jalan setapak tempat yang tak harusnya ia datangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cahaya terang bulan purnama malam itu menuntun langkah mantap Geonhak memasuki jalan setapak tempat yang tak harusnya ia datangi. Keringat yang menetes dipelipisnya mencairkan beberapa titik darah yang bukan miliknya, melainkan dari beberapa korban yang ia singkirkan tadi. Lebam dan goresan di tangannya terlihat merah karena cahaya dari langit itu. Bunyi dentingan pedang tak menyurutkan langkahnya, tapi justru membuatnya lebih berani.

Kecewa, sedih, kehilangan dan amarah memuncak memberatkan beban di bahunya. Bayangan mendiang ibunya yang bersimbah darah hari itu membuatnya tak ragu berteriak menghantam siapapun yang menghalangi langkahnya. Ia tak menyangka akan kembali ke tempat di mana ia dilahirkan dalam situasi seperti ini. Dirinya terlalu naif untuk berharap bisa bergaul akrab suatu saat dengan orang-orang dari kerajaan Ayahnya. Kenaifannya itu kini membawanya kehilangan ibunya.

Satu

Dua

Tiga...

...tubuh yang menghalanginya tersungkur seketika ketika mendapat hantaman lainnya yang berlanjut dihunus pedang oleh beberapa pasukan yang mengikutinya sekaligus menjaganya, meski Geonhak lebih dulu bergerak maju.

Tujuannya hanya satu. Seseorang yang digadang-gadang sebagai Raja Bulan, yang kebetulan membuatnya terlahir dari rahim ibu yang telah terbunuh pada hari itu. Istri sah yang dulu di buang, hari ini mati tanpa perlawanan di depan mata kepalanya. Geonhak melihat dengan jelas tanda bulan purnama pada pedang yang menghunus dada Ibunya.

 Geonhak melihat dengan jelas tanda bulan purnama pada pedang yang menghunus dada Ibunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geonhak mengusap kasar air matanya. Hatinya ngilu luar biasa. Satu-satunya keluarga yang ia miliki sudah dibabat habis. Ia melepas kasar ikat kepalanya sebelum membungkus luka di telapak tangannya dengan kain itu dan segera menghantam kembali beberapa pasukan pengaman kerajaan yang menghalanginya. Geonhak lantas mempercepat langkahnya, berlari dan melompati masuk dengan mudah ke pavilion bertingkat yang terlihat kosong. Ia mengedarkan pandangannya sebelum suara langkah kaki menarik atensinya.

DEAR, MOON (ONEUS ONESHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang