FEELING (SEODO)

149 13 9
                                    

You don't have to say anything because I'll always understand your feelings

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You don't have to say anything because I'll always understand your feelings...

***

"Lo ngga makan, Hyung??"

Geonhak yang baru meletakkan sepanci ramen yang ia buat, menyisir ruangan di mana hanya ada empat temannya satu grupnya. Pandangannya kembali lagi pada Keonhee yang masih menanti jawabannya dengan mulut yang sudah tak berhenti mengunyah.

"Nanti." Jawab Geonhak pada akhirnya sembari perlahan duduk sambil masih menyisir ruangan mencari satu orang lagi yang absen dari pandangan matanya.

"Lo nyari siapa, Hyung?" Tanya Keonhee lagi.

"Huh? Aniya." Jawab Geonhak mulai mengangkat sumpitnya.

"Seoho Hyung ngapain sih, abis ni ramen ntar gue makan semua." Celetuk Dongju yang menyumpit ramen dalam jumlah besar membuat Keonhee melayangkan protes kemudian.

"Kayak ga hafal aja sih dia kalo lagi telfon rumah kayak gimana." Sambung Youngjo.

"Bisa sampe pagi..." Gumam Hwanwoong yang merebut mie dari mangkuk Youngjo.

Pandangan Geonhak kemudian tertuju pada pintu dorm yang setengah tertutup. Di sana, baru ia bisa melihat siluet seseorang yang ia yakini itu Seoho. Yang ia cari tanpa sadar sedari tadi. Geonhak menyuap perlahan ramen di mangkuknya ke dalam mulutnya sambil masih sesekali menatap bayangan Seoho di sana. Geonhak mengusir pikirannya yang entah sedang berpikir apa, dan mencoba mengalihkan atensi dengan mendengarkan celotehan teman-temannya yang lain.

Usaha pengalihan isunya tidak sepenuhnya berhasil karena mata Geonhak tetap mencuri lihat pada siluet bayangan Seoho yang sepertinya baru saja mengusap matanya. Geonhak tiba-tiba tidak bisa selahap sebelumnya. Gerakan sumpitnya kidak seserius tadi berebut ramen dengan yang lain. Melahap sepotong sosis, pandangannya kini justru melihat panci di depannya yang sudah tak banyak lagi helaian mie ramen tersisa. Kakinya mulai bergerak sendiri sebagai output kegelisahan. Jika Seoho tidak segera kembali, maka sudah dipastikan ramen ini akan habis tak bersisa. Apa Seoho tidak lapar nanti?, adalah pertanyaan pengalihan dari kegelisahan seseungguhnya yang sedang ia tutupi.

"Lo mau lagi ga?"

Geonhak menoleh pada Keonhee yang menawarkan sebelum ia menatap teman-temannya yang sepertinya sadar meja mereka bergerak karena gerakan kakinya. "Makan-makan, makan aja."

"Tumben." Celetuk Dongju.

Geonhak tak ambil pusing. Atensinya masih tertuju pada Seoho yang belum kembali dari tadi. Ia melirik sesaat dan melihat sisi wajah Seoho dari jauh. Geonhak kemudian menatap panci di depannya.

"Ya, sisain buat Seoho. Kasian." ujar Geonhak tiba-tiba.

Keempat temannya yang lain saling bertukar pandang sebelum menatap Geonhak yang tidak konsisten secara bersamaan. Merasa menjadi pusat perhatian, Geonhak mengerjapkan matanya.

DEAR, MOON (ONEUS ONESHOT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang