; 10. Kakak Kelas

20 13 7
                                    

haiii, kita ketemu lagi nih. Gimana masih semangat kan baca cerita ku? haruss yaa wkwk

⚠️ mengandung kata kasar ⚠️






— Kakak Kelas —





Angkasa di kamar nya sedang tersenyum, mengingat kejadian tadi saat di sekolah. Saat Ia mendekatkan wajahnya ke muka Alea dan perempuan itu wajahnya sangat lucu, memerah dan menahan senyum.

"Bro," datanglah Rizky dari arah pintu yang mengangetkan Angkasa.

"Lo bisa ngga sih kalo mau masuk ketuk dulu pintunya?" tanya Angkasa yang sudah kesal dengan sifat menyebalkan sepupunya.

"Elah, gitu doang marah-marah. Cepet tua nanti"

"Ck, mau ngapain ke sini?"

"Mau ikut kumpul ngga? di grup pada nanyain lo"

"Udah malem"

"Sa, lo jarang banget anjir kumpul. Gue juga udah izin ke tante Lilis, di bolehin"

Angkasa tetap menggeleng tanda Ia tak mau, dan Ia malah merebahkan tubuhnya.

Rizky terpikir kan sebuah ide! entah berhasil atau tidak, yang penting mencoba saja dulu.

"Sa"

"Gue ngga mau"

"Ngumpul nya di cafe deket taman yang biasanya lo sama Zamora ke sa--"

"Gue ganti baju dulu"

Rizky mengangkat ibu jarinya yang mengartikan "oke", setelah itu dia keluar dari kamar Angkasa dan menunggu di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Paling pinter deh gue kalo soal bohong" ucap nya dengan bangga, namanya juga Rizky kalo bohong bangga.




🍁🍁🍁






Angkasa sedari tadi menekuk mukanya, Ia sangat kesal dengan sepupunya yang satu itu. Kata nya kumpul di cafe dekat taman yang Ia suka, tapi malah di cafe biasanya. Kalau tahu begini mending dia rebahan saja atau belajar.

"Heh, senyum dikit ngapa. Muka di tekuk gitu udah kayak uang serebuan" ledek Aksa.

"Bacot"

"Lo kan jarang kumpul sama kita, sekalinya kumpul jangan di tekuk gitu lah mukanya" ucap Devan.

Rizky menyetujui ucapan Devan "Setuju gue sama lo"

Angkasa melempar kan struk pembelian yang sudah di bentuk seperti bola ke arah Rizky, dan tepat sasaran.

Rizky hanya mengaduh sambil mengelus-elus kening nya.

"Kita juga maksa lo ngumpul ada alasannya" ucap Kisar dengan nada serius.

Angkasa yang sedari tadi malas menimbrung, akhirnya Ia mulai tertarik dengan obrolan mereka.

"Kenapa, Sar?" tanya Angkasa.

"Aksa, jelasin" suruh Kisar kepada Aksa.

AthaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang