; 4. Mak Lampir

57 42 11
                                    







— Mak Lampir —








*Tringgg

Bel istirahat berbunyi, murid-murid sudah berhamburan keluar kelas. Dan Alea pun langsung merapihkan peralatan menulis nya, lalu ingin cepat-cepat pergi ke kantin karena sudah lapar.

"Ayo kantin, laper banget gue" Alea sudah tak sabaran, tetepi teman-temannya masih sibuk dengan teman satu kelompok nya.

"Sabar, Al. Ini gue sama Rio masih nentuin kapan mau beli bahan buat praktek" Ucap Rere yang masih sibuk dengan Rio, teman satu kelompok nya.

"Yang lain? gak ada yang mau ke kantin?" Tanya Alea pada teman-temannya.

"Duluan ajaaa" Kata mereka serempak.

"Anjir, masa gue sendirian. Mana laper banget lagi.. bodo lah terobos aja"

Akhirnya Alea menuju ke kantin, tetapi sendirian karena temannya masih sibuk mengurus praktek untuk minggu depan.

"Praktek masih lama, kok sibuknya sekarang. Bu Diana juga ngapain sih pakai kelompoknya ditentuin, mana gue sama si Angkasa. Arghhh" Gerutu Alea sambil memakan mie ayam yang Ia pesan.

Saat lagi asik menikmati mie ayamnya, tiba-tiba ada tiga orang perempuan yang tidak Alea kenali mukanya lalu menghampiri meja kantin yang Ia duduki sekarang.

"Lo Alea yang ditolongin sama Angkasa?" Tanya salah satu perempuan tersebut, seperti nya Ia ketua geng dari mereka bertiga.

Alea tidak menjawab pertanyaan tersebut karena tau urusannya akan jadi panjang.

"Woi, punya telinga kan? denger gak gue nanya lo? lo juga ada mulut buat jawab!"

Alea masih diam tak mau menjawab.

"Woi, jawab. Gak punya mulut lo?" Ucap ketua geng itu sambil menggebrak meja kantin.

Suasana kantin mulai ricuh, semua orang yang berada di kantin menyaksikan perdebatan antara Alea dan tiga orang yang belum diketahui siapa mereka.

Karena merasa risih, akhirnya Ia mau tak mau menjawab pertanyaan tersebut.

"Iya, kenapa?" Alea balik tanya.

"Kenapa? lo bilang kenapa? asal lo tau ya, gak ada satu orangpun yang boleh ditolongin sama Angkasa kecuali gue" Perempuan tersebut marah kepada Alea.

"Emang harus banget kalo orang mau nolongin tuh pilih-pilih? ngga kan?"

"Halah, bilang aja lo mau modus sama Angkasa" Kata teman si ketua geng itu.

"Lo kalo mau modus liat-liat, Angkasa gak pantes buat lo. Yang pantes cuman gue" Kata si ketua geng dengan percaya diri.

"Dih, pede amat. Angkasa aja ogah sama lu" Ucap laki-laki yang baru datang, Gilang teman Angkasa.

"Apaan si, gue gak ngomong sama lo"

"Bisa udahan? gak usah labrak-labrak, bocah lo?" Ucap Angkasa dengan wajah datarnya kepada si ketua geng.

"Iya ini udahan. Awas lo!" Kata perempuan tersebut, lalu langsung pergi entah kemana.

Angkasa hanya melirik Alea sebentar kemudian berjalan ke arah meja kantin yang biasa di duduki oleh anggota Regulus.

"Al, lain kali gak usah di ladenin orang kayak gitu. Caper anjir" Kata Gilang yang sepertinya sangat membenci geng mereka.

"Iyaa, tadi niat nya sih mau diemin aja. Tapi dia nya malah makin ngajak ribut" Jawab Alea.

"Aneh emang dia. Btw gue Gilang, kayaknya sih lo udah tau dari teman-teman lo" Katanya.

AthaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang