; Prolog

125 54 21
                                    




— Prolog —



"ALEAAAA!"

"Cepatan bangun, kak! Ini udah mau jam setengah tujuh, kamu kan masuk jam 06.45"

Bunda meneriaki Alea sembari membuka gorden dan mematikan AC.

"Aduh Bun, silau tau"

"Makanya dong cepat bangun, ini kan hari pertama kamu masuk sekolah di sekolah baru. Masa murid baru udah telat sih" Omel Bunda.

"Iya Bundahara. Yaudah aku mau mandi, mendingan Bunda siapin sarapan buat ayah. Dadah Bunda" Ucap Athalea Hanggini kepada wanita yang bernama Nirmala, Bundanya.

"Jam berapa sih sekarang?" Tanya Alea sambil melihat jam dinding yang ada di kamarnya.

"HAH?! JAM 7? MATI GUE"

Akhirnya Alea cepat-cepat mandi, memakai seragam nya dan langsung menuju meja makan.

"Bun, aku sarapan di sekolah aja ya? waktunya udah gak keburu"

"Gak keburu gimana, ini kan masih jam 6.15"

"Loh? tapi di jam kamar aku udah jam 7 bun" Ucap Alea sambil mengernyitkan dahi kebingungan.

"Oh itu. Bunda cepetin jam nya, jadi disitu udah jam 7 deh. Hehehe" Bunda menyengir dan dibalas tatapan malas oleh Alea.

"Pagiii semuanya!" Ayah Alea yang baru datang dari kamar dan langsung menyapa semuanya.

"Loh, Angga mana? Biasanya dia yang paling semangat kalau sarapan" Tanya ayah.

"Paling juga masih tidur, yah. Biasa kan tadi malam ada pertandingan bola, jadi begadang dia"  Jawab Alea.

"HAIII SEMUAAA!!" Teriak Angga Prasetya, adik Alea.

"Duh, bisa gak sih gak usah teriak-teriak? Kita gak lagi di hutan!"

"Pagi-pagi tuh harus semangat, kak. Nah makanya makan odading mang oleh biar jadi ironmen"

"Apa nyambung nya coba? masa makan odading mang siapa tuh? solihin? apa deh terserah. Bisa jadi ironmen, aneh"

"HAHAHA. Mang oleh kak, bukan mang solihin. Udah ah capek ngomong sama kak Alea, gak gaul"

"Dih, bodoamat gak gaul. Daripada alay kayak kamu"

"Udah ribut nya. Di makan dulu rotinya terus minum susu, habis itu berangkat ke sekolah ya" Lerai Bunda.

"Yah, Bun. Padahal seru tau liat mereka ngomongin mang Udin"

"HAHAHAH AYAH. Mang oleh yah, bukan mang udin" Koreksi Angga sambil tertawa terbahak-bahak.

"Eh, iya. Mang Udin kan tukang martabak depan komplek ya, ayah lupa"

"Yah, mang Udin tuh tukang sayur yang biasanya lewat depan rumah. Kalo tukang martabak namanya kang Mamat" Bunda mengoreksi ayah, karena lagi-lagi salah.

"Oh, iya. Bunda kok hafal? jangan-jangan bunda sering nongkrong ya sama mang Udin sama kang Mamat?"

"Ih, ayah nih ngaco. Bunda kan hafal karena sering belanja di mang Udin, terus kalo kang Mamat kan kita sering beli martabak nya"

Alea hanya menggelengkan kepala tak habis pikir karena ayah, bunda dan adiknya membicarakan mang oleh, mang Udin, kang Mamat. Lalu mengecek jam di handphone nya, ternyata sudah jam 06.25.

"Ayah, bunda. Aku pamit ya berangkat duluan, soalnya udah jam segini" Pamit Alea sembari menyalami tangan orang tuanya.

"Hati-hati ya sayang, kamu ke sekolah naik apa?"

"Naik motor, bun"

"Kok ga bareng ayah aja?"

"Ngga bun, aku mau bawa motor aja. Dadah bunda, dadah ayah"

"Kok aku ga di dadahin sih, kak" Cibir Angga.

"Dadah Angga jelek, wleee" Ucap Alea sembari mengejek Angga.

"Ih, males sama kak Alea"

Alea langsung mengambil kunci motor lalu ke garasi rumah mengendarai motor nya, dan membelah jalanan Ibukota Jakarta.


🍁🍁🍁







haiii ini cerita pertama ku, jadi kalau kurang bagus maaf yaaa.

kritik dan saran bisa ke ig ku gaiss @caesakrnn

jangan lupa vote, komen jugaa yaa!
stay safe and stay healthy all!

AthaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang