Chapter 1 - Invisible

1.5K 137 18
                                    

Seorang anak laki-laki bersimpuh di depan anak lainnya yang lebih tua, tangannya bergerak naik-turun dengan cepat.

Desahan memaksa keluar begitu saja dari mulut yang setengah terbuka, mengalahkan akal sehat dan pertahanan yang tersisa di jiwa. Choi Seungcheol meremas sprei ranjangnya dan ketika napasnya mulai tercekat, ia tahu pelepasannya sudah dekat. Sebuah geraman rendah menandakan akhir kegiatan itu, membuyarkan bayangan di kepalanya.

Dua tatapan berbeda makna tak sengaja bertemu; satu sarat akan kenikmatan yang telah lalu, dan satu sarat akan keterkejutan. Dengan napas yang tersengal dan bulir keringat mengalir, Seungcheol mengambil tisu di nakas ranjangnya dan menyeka kekacauan yang dihasilkannya.

"Jangan katakan pada siapa pun... kau mengerti?" Pintanya setelah membersihkan tangan dan wajah bocah 11 tahun di depannya.

"Aku mengerti, hyung." Terdengar sebuah jawaban pelan.

Sebelum anak itu pergi melalui balkon kamar mereka yang berseberangan, Seungcheol memanggilnya lagi.

"Jeonghanie, maaf dan terima kasih."


**********


Bunyi 'bip' dari pemanggang roti menarik perhatian Yoon Jeonghan yang sedang merapikan pakaiannya.

Ia berlari kecil ke counter dapurnya. Pagi ini ia harus sarapan sendiri lagi. Ia hanya tinggal berdua dengan ayahnya karena ibunya sudah meninggal saat ia masih kecil. Ayahnya pun sibuk mencari uang untuk menghidupi mereka dan sering kali berdinas ke luar kota. Keluarga Seungcheol-lah yang 'mengasuhnya' setiap ayahnya pergi.

Orang tua Seungcheol, terutama ibunya, sangat menyayangi Jeonghan dan selalu mengajaknya makan bersama. Wanita itu juga mengajari Jeonghan memasak dan membereskan rumah. Ia bahkan makin protektif saat tahu Jeonghan presenting sebagai omega. Ponselnya berdenting menandakan pesan masuk.


Choi eomma

Apa Hanie sudah sarapan, nak?

Mau makan dengan eomma? 😊


Senyum simpul menghiasi wajah Jeonghan.


Me

Sudah, eomma. Maaf aku tidak bisa sarapan dengan eomma.

Aku harus berangkat ke kampus lebih pagi... 😣


Choi eomma

Kalau begitu hati-hati, ya.

Semangat, Hanie-ku! 🥰


Me

Terima kasih, eomma! 💕


Pesan dari Choi eomma itu sudah cukup untuk membuat harinya lebih cerah. Bisa dibilang, Jeonghan jadi lebih dekat dengan ibu Seungcheol dibandingkan Seungcheol, selaku teman masa kecilnya. Selama dua tahun terakhir, Seungcheol memilih tinggal sendiri di sebuah apartemen dekat pusat kota dan hanya mengunjungi rumahnya sekitar sebulan sekali.

Setiap akhir pekan, Choi eomma kadang memintanya membawakan makanan atau membantu putranya merapikan apartemennya, mengingat tabiat Seungcheol yang tidak terlalu peduli pada kerapihan tempat tinggalnya. Tapi beliau bilang Jeonghan tak perlu membantu Seungcheol untuk waktu yang lama karena sepupu Seungcheol dari luar kota akan tinggal bersama pria itu sebentar lagi. Setidaknya untuk tiga tahun.

Punch to the Heart - CoupshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang