Chapter 8 - Set Myself Free

1K 110 31
                                    

Setelah Jeonghan mengutarakan rencananya untuk menggugurkan bayinya, suasana menjadi hening.

Jujur saja, Seungcheol tidak menyangka ide itu akan terbesit di benak Jeonghan. Ia pikir Jeonghan akan lebih menunjukkan naluri maternalnya sebagai seorang omega. Ia sendiri masih butuh waktu untuk menenangkan diri dan mencari jalan tengah terbaik bagi mereka berdua. Di sisi lain, Jeonghan melawan rasa gugupnya dan memecah kesunyian dengan satu pertanyaan yang sejak beberapa menit lalu mengusiknya.

"Hyung... kau tidak bertanya kapan kita melakukannya?" Tanyanya dengan agak ragu, menerka-nerka reaksi Seungcheol, "apa itu artinya, kau mengingatnya?"

Jantung Seungcheol mendadak berdetak lebih kencang karena pertanyaan itu.

Kenyataannya, Jeonghan tidak tahu bahwa Seungcheol tidak pernah lupa dengan peristiwa itu, seperti halnya semua peristiwa lain di antara mereka. Alpha itu sepenuhnya sadar ketika melakukannya. Ia menumpahkan amarah, kecemburuan, dan kekecewaannya saat itu. Ia benci melihat betapa mudahnya Jeonghan menyerahkan tubuhnya padanya, hanya karena ia sedang mengalami rut. Dan ia lebih benci lagi ketika Jeonghan juga dengan mudahnya menjadi dekat dengan sepupunya.

Apakah Jeonghan akan rela ditiduri siapa saja, asalkan pria itu alpha?

"Aku hanya samar-samar mengingatnya. Yang kutahu jelas hanyalah aku sedang berada di puncak rut-ku sebelumnya. Jadi kupikir... apa pun bisa terjadi, kan..." Jawabnya, dan seketika kilau penuh harap di mata Jeonghan meredup.

"Begitu, ya... Kau benar-benar tidak ingat." Balas Jeonghan lirih.

Bagi Jeonghan, itu adalah pengalaman pertamanya yang paling berharga. Tidak ada yang pernah menyentuhnya seperti itu. Di satu sisi, ia tidak akan bisa memilih partner yang lebih sempurna dari Seungcheol. Ia tak menyesalinya. Tapi di sisi lainnya, ia merasa telah menjadi manusia rendah yang mengambil kesempatan dari rut Seungcheol. Terlebih pria itu sudah memiliki kekasih yang sangat dicintainya.

Jika ia tidak hamil, mungkin ia akan berpikir lebih baik Seungcheol tidak pernah mengingat kejadian itu.

"Beri aku waktu, Hanie..." Pinta Seungcheol sambil memilih pelipisnya.

Lantas, apa kau akan meninggalkan Naeyon? Tanya Jeonghan dalam hati.

Ia tidak yakin Seungcheol bersedia meninggalkan wanita itu dan memilihnya. Sekarang atau nanti, itu tidak mengubah apa pun. Justru ia harus mengambil keputusan secepatnya, agar janinnya tidak terlalu jauh berkembang.

Seungcheol kembali menatapnya serius, "Aku akan bertanya sekali lagi, kau yakin itu anakku?"

Jeonghan mulai meragukan apakah Seungcheol benar-benar ingin tahu jawabannya dan mempercayainya. Atau dia hanya akan berusaha membantahnya lagi. Apa yang sejujurnya Seungcheol pikirkan tentang dirinya... Tapi pertanyaan itu segera terjawab dengan sendirinya.

"Kau tahu, aku mendengar banyak hal-hal negatif tentang omega laki-laki. Aku juga tidak tahu bagaimana pergaulanmu dengan teman-temanmu..."

Oh.

Jadi, itu yang selama ini Seungcheol pikirkan tentang dirinya. Ia hanyalah salah satu dari sekian banyak omega laki-laki yang tunduk pada nafsu dan naluri omega mereka -- bagian dari populasi omega yang senang menggoda alpha di sekitar mereka dan tidur bersama. Bahkan mungkin... Seungcheol hanya ingin membuat Choi eomma senang dengan berpura-pura peduli padanya, menjadi temannya, sejak mereka masih kecil.

Ia paham sekarang.

Seungcheol melihat ekspresi wajah Jeonghan yang kehilangan kata-kata. Ada rasa bersalah dalam dirinya setelah mengatakan itu. Ia tidak bermaksud menyebut Jeonghan sebagai omega murahan, singkatnya.

Punch to the Heart - CoupshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang