Chapter 9 - Going Away

977 115 27
                                    

"Hanie, kau terlihat agak lemas. Ada apa, sayang?" Tanya Choi eomma sambil mengelus punggung tangan Jeonghan.

Mereka sedang makan malam bersama di kediaman Keluarga Choi -- tanpa Seungcheol, tentu saja. Melihat ekspresi cemas wanita paruh baya di sampingnya itu, Jeonghan tidak ingin memperburuknya. Ia menggeleng pelan dan tersenyum seperti biasanya.

"Aku hanya sedikit lelah, eomma. Tugas kuliah." Katanya beralasan.

Choi eomma hanya mengangguk paham, "Tapi tetap jaga kesehatanmu, ya..."

Menurutnya, tidak ada alasan Jeonghan berbohong padanya. Tapi kalau pun Jeonghan berbohong, ia kemungkinan bisa menerka alasannya. Baru kemarin lusa, putra satu-satunya pulang ke rumah sembari membawa seorang wanita muda. Tidak hanya itu, Seungcheol juga mengutarakan niatnya untuk menikahi perempuan itu dan meminta restu.

Choi eomma merasa senang sekaligus lega karena Seungcheol akhirnya melabuhkan hatinya pada satu wanita. Namun, yang membuat Choi appa dan eomma terkejut adalah fakta bahwa Nayeon tengah mengandung anak Seungcheol. Kalau sudah begini, apa yang bisa mereka perbuat selain merestui pernikahan pasangan itu dan mendoakan yang terbaik. Mereka pun berencana akan menikah secepatnya.

Jujur saja, Choi eomma merasa bersalah dalam tiap suapan makanannya saat ini. Ia sempat ingin meminta maaf pada Jeonghan. Ini karena ia sudah berulang kali mengatakan bahwa ia sangat menyayangi Jeonghan, dan ingin suatu saat Jeonghan benar-benar menjadi bagian dari keluarganya. Sebagai pasangan Seungcheol.

Karena mereka sesama omega, Choi eomma bisa merasakan perubahan emosi Jeonghan setiap kali putranya mendekat. Dan sejak itu, ia menyadari bahwa Jeonghan menaruh perasaan pada Seungcheol. Maka dari itu ia selalu berusaha mendekatkan mereka berdua. Ada momen di mana ia berpikir Seungcheol juga menyimpan rasa yang sama untuk Jeonghan dan memilih untuk tak menunjukkannya. Mungkin suatu hari nanti.

Tapi, takdir ternyata berkata lain.

"M-maafkan eomma, Hanie..." Tiba-tiba terdengar suara bergetar Choi eomma.

Jeonghan meletakkan sumpitnya dan menatap wanita itu bingung. Choi appa menghela napas panjang; ia mengetahui apa yang dirasakan istrinya.

"Eomma, ada apa..." Tanya Jeonghan, memegang sebelah tangan Choi eomma.

"Maafkan eomma..."

Rasa bersalah kian menekan wanita itu hingga ia tak sanggup menyembunyikannya lagi.


**********


Mingyu mendekati sosok familier yang duduk di bangku taman seorang diri.

Ia menempatkan dirinya dengan nyaman di samping Jeonghan, yang sedang menunduk, dan menyodorkan beberapa bungkus permen yang baru ia beli. Tapi senyumnya kandas ketika ia menyadari kondisi omega itu.

"Aku sudah menyerah, Mingyu. Inilah akhirnya..." Kata Jeonghan tanpa bertatap muka dengan Mingyu.

Omega itu mengerjap, kemudian setetes air mata jatuh di punggung tangannya. Mingyu paham betul dengan rasa sakit yang dialami Jeonghan. Rasa kehilangan dan menyerah pada takdir itu. Karena ia juga pernah mengalaminya... ketika omega-nya meninggal. Kasus mereka memang berbeda, tapi semua rasa sakit pada dasarnya adalah sama.

Rasa sakit itu menyerang tepat di hati, membawa nyeri di setiap denyutnya tanpa aba-aba.

Melemahkan.

"Dia akan menikah sebentar lagi. Ibunya juga mengundangku ke pesta pernikahannya, jika aku berkenan..." Ucap Jeonghan lirih.

Ia mencoba bahagia untuk Seungcheol dan Nayeon, tapi ia tidak mampu -- tidak ketika hatinya bak lapisan es yang terus dihantam palu dan kini remuk redam.

Punch to the Heart - CoupshanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang