14. Pertimbangan An Yi

1.4K 129 1
                                    

An Yi mengusap perutnya yang kini terasa sangat sesak lantaran makanan yang terlalu banyak masuk ke perut mungil nya. Setelah beberapa lama didunia ini, barulah hari ini ia benar-benar merasa menikmati hidup.

"Tuan! Ini benar-benar enak, ah dari mana tuan belajar memasak seperti ini?" Xiaohei yang kini tengah membaringkan tubuhnya pun mendesah nikmat.

Ia kira selama ini ramuan lah yang paling nikmat tapi ternyata kaki ayam juga sama nikmat nya! Ah ia ingin lagi! Bahkan ia sudah melupakan siksaan nya beberapa jam yang lalu.

"Xiaohei, menurutmu apakah saat ini aku bisa memulai untuk menyuling?"

"Tidak bisa. Pondasimu belum terlalu kokoh. Dan bisa menyebabkan tingkat keberhasilan menyuling menjadi sangat rendah." terang Xiaohei.

An Yi mengangguk kan kepalanya paham, menguatkan pondasi. Itu adalah tujuannya saat ini, lalu baru ia akan memulai menyuling.

Namun seakan teringat sesuatu An Yi mengerutkan kening nya, "Ah siapa yang akan mengajariku? Bahkan aku tak tahu sama sekali dasar menyuling"

"Hei! Kau idiot?" Xiaohei melayangkan tatapan jijik nya pada An Yi.

"Kau ingin kupukul lagi?" desis An Yi.

Xiaohei menggeleng kan kepalanya cepat. "Tidak tuan! Ah bukan itu maksudku!"

"Lalu?"

"Haaah.. Tidakkah kau sadar? Tuan lama telah memberi buku-buku mengenai alkemis padamu. Jangan katakan kau tak menyadarinya?!"

Melihat reaksi bingung An Yi semakin memguatkan dugaan Xiaohei, "Bagaimana bisa?!" serunya.

An Yi mengangkat kedua bahunya acuh, "Alam itu bisa" jawabnya enteng.

Jika mengingat bagaimana ia memasukkan seluruh barang diruangan itu secara asal, tentu saja itu mungkin. Memangnya hewan ini berpikir ia akan mengecek barang sebanyak itu satu persatu? Pikir An Yi.

Tanpa menunggu tanggapan Xiaohei, An Yi segera keluar dari dunia kecilnya lalu berbaring sambil menatap langit yang kini dihiasi bintang-bintang.

Batas atas?

An Yi merenung sambil memikirkan dua kalimat yang pernah singgah disaat ia menerima memori ibunya. 

"Berarti langit ini bukan langit sesungguhnya?" gumam nya pelan. Ia benar-benar tak mengerti mengenai batas-batas dunia itu. Lalu bagaimana cara memasuki batas atas?

Sekelabat pemikiran muncul dikepala An Yi sebelum ia tergelak lucu lalu menggeleng kan kepalanya.

"Tak mungkin kan? Manusia dapat menumbuhkan sayap?"

Selain itu, bagaimana lagi cara menaiki langit? Menggunakan roket? Cih, memangnya kini ia berada diabad berapa?!

***

Hutan Chin Hai. Kesanalah tujuan An Yi kali ini. Hutan yang terletak di perbatasan wilayah antara kerajaan Yuantian dengan kerajaan Renxi.

Awalnya An Yi berniat untuk pergi ke Hutan Xan Hai. Namun ia urungkan saat mengetahui hutan tersebut sering digunakan untuk pelatihan murid akademi. Hutan yang sudah terlalu lumrah untuk dijamah, bukan tujuannya.

"Nona Muda, apakah nona benar-benar ingin pergi sendiri? Tolong bawa bawahan ini nona! Bawahan benar-benar tak ingin terjadi sesuatu pada nona muda"

Jia Fei dengan wajah yang sudah penuh dengan air mata berlutut dihadapan nona mudanya. Tadi, saat An Yi memberitahu nya bahwa ia akan pergi ke Hutan Chin Hai ia dibuat terkejut bukan main. Sedari kecil, nona muda nya itu bahkan tak pernah ingin pergi jauh dari rumahnya, kini tiba-tiba saja nona muda nya itu mengatakan itu!

Sendirian pula! Jia Fei menggeleng ketakutan saat membayangkan hal yang buruk terjadi pada nona mudanya. Jika sampai itu terjadi, mau ditaruh kemana wajah nya saat bertemu dengan nyonya Nangong saat disurga?!

"Fei-fei..." An Yi meraih pundak pelayannya itu dengan lembut lalu membantu nya untuk berdiri.

"Aku senang karna kau mengkhawatirkan ku. Tapi tidakkah kau ingat? Aku bukan An Yi yang lemah seperti dulu lagi. Bahkan kini aku sudah berada di lingkup merah menengah, hm?"

"Tolong izinkan aku pergi. Jika aku selalu disini, bagaimana aku bisa mengenal dunia yang luas ini? Tidakkah kau ingat? Seorang praktisi memang ditakdirkan berpergian. Jadi tolong... Percaya padaku"

Jia Fei menunduk mendengar semua perkataan An Yi. Ia tau, apa yang nona mudanya ucapkan itu betul. Mungkin kini ia sudah berlebihan, bukan? Nona nya bukanlah orang lemah seperti dulu lagi.

Setelah hening cukup lama, akhirnya Jia Fei menatap An Yi dengan tersenyum, namun matanya tampak berair.

"Baiklah. Tapi tolong... Nona harus kembali dalam keadaan yang selamat. Atau jika tidak, bawahan ini benar-benar akan menyesal sepanjang hidup" lirih Jia Fei.

Mendengar perkataan Jia Fei, sudut bibir An Yi langsung melengkung keatas. Dengan begini, ia bisa pergi tanpa beban pikiran.

***

Vote dulu yuk

Udah?

Kalau udah, lanjut ke komen yuk

Udah?

Kalau udah terimakasih<3

To be continued ~

Kelahiran Kembali Istri Raja NerakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang