Kivandra 🌊 04

3 4 2
                                    




 “Matamu itu kayak lampu merah, membuatku berhenti setiap kali melihatnya.”

ㆍHannanㆍ

ㆍHannanㆍ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



ㅡ🌊ㅡ




Vasya sudah berada di dalam kelas, duduk manis dengan beberapa buku yang berjejer rapi di atas mejanya. Ia menyalin materi yang beberapa jam lalu ia tinggalkan, dan ia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.


Ia memutar bolpoint sambil menatap langit-langit kelas, beberapa detik kemudian ia menyimpan bolpoint itu lalu tersenyum tidak jelas. Ia teringat kejadian tadi pagi di perpustakaan, yang dengan tidak malunya ia memanggil mahasiswa senior dengan panggilan 'kak jodoh'. Vasya jadi terkekeh-kekeh sendiri, dasar tukang malu-maluin! rutuknya dalam hati.

Beberapa menit berlalu, kini ia sudah siap menggendong tas berwarna coklat lalu berjalan keluar kelas dengan langkah gembira. Agendanya, setelah pulang kuliah ia akan langsung pergi ke pasar, ada beberapa bahan makanan yang habis dan belum dibeli sejak kemarin.

Ia berdiri di tepi jalan besar lalu memberhentikan sebuah angkot berwarna merah. "Mang, pasar kecil di depan jalan sana, ya." setelah mengatakan itu Vasya merayap masuk lalu duduk di tengah antara seorang wanita paruh baya dan seorang pria muda dan, sepertinya ia mengenalinya.

"Kak jodoh?"

Vasya duduk tepat bersebelahan dengan Andra. Andra membuka bola mata malas, "Ha? lo nanya gua?" Vasya mengangguk cepat dengan cengiran lebar yang langsung tercetak jelas pada bibirnya merah jambunya.

Andra menggesek-gesek hidungnya dengan jari telunjuk, hidungnya tampak berubah warna menjadi semu merah. Vasya melirik ke seorang wanita di depan Andra, ada dua orang, mereka seperti sudah selesai senam. Yang jelas kedua ketiak perempuan itu basah dan, bau.


"Mbak, bisa mbak turun?" tiba-tiba saja Vasya berucap.

Dua perempuan itu menatap Vasya heran, "Emang kenapa ya, dek?"

Jari telunjuk Vasya terangkat tepat di depan wajah Andra yang kini sedang memejamkan mata dengan tangan terus menempel pada hidung.

"Ketiak mbak bau, kakak jodoh saya mual!"

Mereka terdiam, saling tatap menatap dan terakhir tangan mereka saling menempel pada ketiak mereka masing-masing lalu di dekatkan pada hidung mereka. Mau tahu baunya seperti apa?


"Tapi gak bisa dek, rumah mbak masih jauh, yang sabar aja kakak jodohnya ya?"

Vasya menggeleng keras, "Gak bisa mbak. Pokoknya mbak harus turun sekarang juga!"

Nada Vasya naik satu oktaf, membuat mood Andra semakin buruk saja. Ia membuka mata lalu menatap ke arah kiri sisi jalan.

"Mang, kiri!" ucap Andra tiba-tiba lalu turun dan langsung di susul Vasya dari belakang.

"Saya juga, kiri!"

Setelah membayar biaya angkot Vasya mengejar Andra yang sudah berada di depan.


Andra berhenti lalu membalik kanbadan. Ia merasa ada yang mengikutinya.

"Lo ngikutin gua?"

"Ha?"

"Lo ngikutin gua?" ulang Andra kesal.

"Enggak!"

"Terus?"

"Aku cuma mau ikutin kak jodoh sampe rumah, aku kasian sama kak jodoh, tadi keliatan pusing dan mual pas di angkot, jadi aku ikutin kakak jodoh. Hehe,"

"Dah lah pasrah gua." gumam Andra sambil melenggos pergi.



ㅡ🌊ㅡ



Ya Tuhan, siapa yang greget
sama Vasya absen!
Ada yang kangen Vasya-Andra?
Maap gak up, lagi ujian praktik^^

See you

KivandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang