Kita punya ekspektasi, tapi dunia punya realita.
Keadaan terkadang tidak sesuai dengan ekspektasi, tetapi kita harus menerima realita.
Sadar tidak jika dunia ini tidak adil?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~BUKKHH!!!
Langkahku terhenti. Aku benar-benar kaget dengan apa yang ku lihat. Deva tiba-tiba saja memukul dinding yang ada di depannya. Dia terlihat sangat kesal dan memijat pelan pelipisnya. Perlahan dia membalikkan badan, terlihat dia juga kaget melihatku ada di sini dan berusaha menormalkan ekspresinya.
"sudah selesai susun bukunya?" dia mengatakan itu sambil berjalan menghampiriku.
"ada apa?"
"kalau sudah, ayo kembali ke kelas."
"ada apa?" aku menahan tangannya yang hendak melewatiku.
Kring! Kriing! Kring!
"gak usah ikut campur." Tangan ku di hempas kasar olehnya dan pergi begitu saja.
Kaget? Jelas aku kaget. Mungkin aku memang tidak boleh ikut campur dalam urusannya.
Aku keluar dari perpustakkan dan pergi menuju kelas, pelajaran akan segera dimulai.
..@@@..
Akhirnya sampai juga. Pulang sekolah ini, aku minta pada paman untuk mampir ke toko buku. Toko buku yang sering aku kunjungi. Karena setiap minggunya selalu ada buku baru. Saat sedang memilih buku, tiba-tiba aku melihat seseorang yang mengenakan tas dan sepatu mirip dengan Deva. Aku perlahan mendekatinya dan menyapanya.
"Deva." dia langsung menoleh kearahku.
"kamu!" matanya melotot karena kaget. Kenapa dia sangat kaget seperti itu. Lucu juga ekspresi kagetnya.
"haha.. kamu beli buku juga?"
Dia kemudian menghela nafasnya. "iya." Setelah menjawabku, dia kembali memilih buku. Tapi sepertinya, dia tidak hanya membeli buku. Karena aku melihat ditangannya, dia sedang memegang sketch book dan beberapa alat gambar. Aku tidak tahu Deva suka menggambar, sejauh ini yang aku tahu dia hanya suka membaca.
"kamu suka menggambar?"
"eemm." Dia menjawabku dengan gumaman dan sedikit menganggukan kepalanya.
"waahh.. ternyata selain membaca kamu juga suka menggambar yaah."
Tiba-tiba dia membalikan badannya mengahapku. Aku sedikit mengangkat kepalaku menatapnya karena dia lebih tinggi dariku.
"aku diluan."
"iya.. daahh hati-hati yah."
Setelah dia pergi, aku kembali memilih buku yang akan aku beli. Beberapa detik kemudian, aku mengarahkan pandangan ke arah Deva pergi. Bukannya ini sedikit aneh, sejak kapan Deva pemit. Dia kan selalu pergi begitu saja. Barusan dia benar-benar pamit padaku kan.
"sudah selesai pilih bukunya dek?" Aku sedikit tersentak mendengar suara paman. sepertinya aku terlau lama, sampai-sampai paman menyusulku ke dalam toko buku.
"sebentar lagi paman."
"baiklah, paman tunggu."
..@@@..
Sesampainya di rumah, aku langsung menghampiri meja makan. Duduk sendirian. Dihadapan ku sudah ada berbagai macam makanan, tapi tangan ku hanya ingin mengambil sebuah apel. Makan sendirian itu tidak menyenangkan. Para pekerja di rumahku menolak untuk makan bersamaku. Mereka menganggapku sebagai atasan mereka, mereka merasa tidak pantas jika makan satu meja denganku. Sering kali aku meminta pada mereka untuk makan bersamaku. Tapi seberusaha apapun aku, tetap tidak berhasil. Pada akhirnya aku akan makan sendirian.
Seusai makan- tidak, seusai ngemil apel, aku beranjak menaiki tangga untuk pergi ke kamarku. Berniat ganti baju dan membaca buku yang baru ku beli tadi. Oh tidak, dimana bukunya?. Apakan aku meninggalkannya di mobil? Rasanya malas untuk turun kembali, tapi mau tidak mau aku harus mengambilnya kan.
Aku kembali menuruni tangga dan mencari paman Agung, garasi mobil pasti dikunci oleh paman. Setelah berkeliling rumah, ternyata paman ada di teras sedang menelfon. Paman Agung terlihat serius, lebih baik aku kembali nanti saja.
"Pak Abram."
Mendengar nama itu, membuatku mengurungkan niat untuk membalikan badan. Kembali menatap paman yang sedang bertelfonan dengan papa ku. Aku ingin mendengar lebih banyak. Apa yang sedang mereka bicarakan. Apakan papa mengkhawatirkanku?, apakah papa bertanya tentang keadaaku?.
"jika bapak tidak memperdulikannya, kenapa bapak mengadopsinya dulu."
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sorry baru update.. eheheh
Minggu kemarin lagi sibuk-sibuknya ujian praktek..
Sebenarnya sampai sekarang sihh.. tapi berusaha menyempatkan diri untuk up nih..JANGAN LUPA VOTE NYA YAHH.. KOMEN JUGA BOLEHH.. BANGET MALAH.. 💕
TERIMAKASIH SEBELUMNYA 💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Princess
RomanceDisaat semua orang bilang hidupku sempurna.. disaat itu juga aku ingin beranggapan bahwa hidupku memang sempurna.. Tapi kalimat yang mengatakan "tidak ada yang sempurna di dunia ini" adalah nyata.. hanya tentang bagaimana kita menerima ketidaksempur...