Sesuatu yang diperindah tanpa ada keindahan didalamnya.. bukankah percuma?
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~..@@@..
Sunyi.. perlahan aku membuka mataku. Pandangan ku masih buram. Aku mengerjapkan mataku beberapa kali, berusaha untuk sadar. Hingga aku benar-benar sadar. Masih dalam posisiku yang berbaring, menatap lurus keatas. Aku menatap langit-langit ruangan ini. Langit-langit yang berwarna krim polos yang sangat aku kenali. Tanpa izin dariku, air mataku keluar begitu saja. Hal yang paling aku benci adalah terbangun di ruangan ini. Ruangan yang sangat menyesakan bagiku, ruangan yang menjadi saksi kesepianku, ruangan yang hanya diperindah tanpa ada keindahan didalamnya.
Aku menghapus kasar air mataku dan berusaha untuk duduk. Jantungku masih sedikit sesak dan tubuhku terasa sangat lelah. Aku benar-benar benci suasana ini, sendirian, sepi, sunyi. Padahal aku baru dua hari menghirup udara luar, tapi harus kembali keruangan ini lagi.
Aku bersandar pada sandaran bangsal ku. Apa yang bisa aku lakukan sekarang, hanya bisa melihat sekeliling ruangan yang tak pernah berubah. Hingga mataku melihat sesuatu yang ada diatas meja samping bangsal ku. Roti isi coklat yang ku beli di kantin siang tadi, aku meraihnya dan perlahan memakannya. Sambil menikmatinya, tanpa seizinku lagi, air mataku jatuh begitu saja. Mengingat apa yang dikatakan Deva tadi "menyedihkan" terngiang-ngiang dipikiranku. Sangat pas dengan keadaanku sekarang.
Aku menangis sambil memakan roti coklat ini, hingga habis. Aku masih lapar. Jadi aku mencari roti satunya lagi, tapi tidak ada roti lagi. Hanya ada satu roti diatas meja yang sudah ku makan. Seingatku, aku membeli dua roti siang tadi, tapi dimana yang satunya lagi. Ahh.. sudahlah, mungkin tertinggal saat aku pingsan tadi.
Tidak ingin ambil pusing dengan satu roti itu, aku menekan tombol untuk memanggil dotker. Tidak membutuhkan waktu lama, dokter Bara datang dan langsung memeriksa keadaanku. Setelah selesai memeriksa keadaanku, dokter Bara menarik kursi dan duduk disamping ku.
"bagaimana perasaanmu?"
"aku lapar." Jawabku jujur.
Dokter Bara sedikit tertawa dengan jawabanku. "tunggu sebentar."
Dokter Bara langsung berdiri dan menjauh sedikit dari bangsalku. Terlihat dia sedang menghubungi seseorang. Setelah itu, dia kembali ke tempat duduknya.
"wajar saja kamu lapar, sekarang sudah jam 8 malam. Kamu melewatkan jam makan malam, bahkan kamu juga melewatkan makan siang, kan?."
"iya.." aku menjawabnya sambil menundukan pandanganku.
"sini." Dokter Bara mengulurkan telapak tangannya ke arahku, seperti meminta sesuatu. Aku kembali menatap dokter Bara dengan bingung.
"sini saya buangkan." Ohh.. ternyata dokter Bara meminta pelastik sampah bekas roti coklat yang tadi aku makan.
"terimakasih dokter." Dokter Bara hanya tersenyum sebagai jawaban.
Ada yang aneh, biasanya disaat aku tiba-tiba masuk rumah sakit seperti ini, hal pertama yang dokter Bara tanyakan adalah kenapa aku bisa masuk rumah sakit?, apa yang aku lakukan?.
Setelah dokter Bara kembali duduk, aku memberanikan diri untuk bertanya.
"dokter.."
"iya?"
"apa dokter tidak ingin bertanya sesuatu?"
"bertanya seperti apa?"
"apa yang aku lakukan sampai masuk rumah sakit secara tiba-tiba."
Dokter Bara tersenyum lagi, dokter ini sangat murah senyum yahh. Membuatku bingung dengan senyumannya.
"kenapa saya menanyakan sesuatu yang sudah saya tahu?" dokter Bara tahu kenapa aku tiba-tiba masuk rumah sakit? dari siapa?.
"dokter sudah tahu?"
"yaa."
"siapa yang meberitahu dokter?" belum sempat dokter Bara menjawab pertanyaanku, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu dan ternyata itu adalah seorang suster yang membawakan makanan untukku.
"terimakasih suster." Ucap ku setelah makanan itu berada di hadapanku.
Suster itu tersenyum padaku dan sedikit menundukan kepalanya sebagai tanda hormat kepada dokter Bara, lalu keluar dari ruanganku.
Mungkin karena terlalu lapar, aku langsung saja memakan makananku. Bahkan aku melupakan pertanyaanku tadi.
"kamu punya pacar yah?"
___________________________
Hayooooo.. kira-kita Dira bakal jawab apa yahh..🤔🤔
Kalau kalian yg ditanya gitu bakalan jawab apa??
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Princess
RomansaDisaat semua orang bilang hidupku sempurna.. disaat itu juga aku ingin beranggapan bahwa hidupku memang sempurna.. Tapi kalimat yang mengatakan "tidak ada yang sempurna di dunia ini" adalah nyata.. hanya tentang bagaimana kita menerima ketidaksempur...