Jangan pernah menghakimi tindakan seseorang.. karena kita tidak pernah tahu alasan apa dibalik tindakan itu..
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~Langkahku sempat terhenti saat akan masuk ke kelas. Bagaimana tidak, ternyata ada Deva duduk sendirian di dalam kelas. Aku melanjutkan langkahku perlahan memasuki kelas. Aku merasa bersalah padanya, seharusnya aku minta maaf kan. Tapi lebih baik minum obatku dulu. Saat sedang minum obat, Deva tiba-tiba bangkit dari duduknya dan sepertinya hendak keluar kelas. Aku segera menyelesaikan urusanku.
"Deva!" Untung saja sempat. Deva menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku.
"mau kemana?"
"perpustakaan." Setelah menjawabku, dia kembali berjalan keluar kelas. Apa dia marah padaku?. Bukan kah kemarin kami menjadi sedikit dekat? Atau cuman aku yang beranggapan seperti itu?.
Aku mengambil buku yang dipinjamkan Deva waktu itu dari dalam tasku yang sudah selesai ku baca saat di Rumah Sakit kemarin. Karena Deva pergi ke perpustakaan, lebih baik sekalian saja aku kembalikan buku ini ke perpustakaan juga bareng Deva. Mungkin di perpustakaan aku bisa minta maaf padanya.
Aku sedikit berlari mengejar Deva yang tidak begitu jauh dan mensejajarkan langkah kami. Nampaknya Deva sedikit kaget dan melirikku. Tapi itu hanya sepersekian detik, lalu kembali menghadap depan. Sepertinya dia tidak begitu peduli.
"aku sudah selesai membacanya." Sambil mengangkat buku tersebut aku membuka pembicaraan. Kalian pasti tahu kelanjutannya seperti apa. Yaa.. dia tidak menjawabku.
"aku juga mau ke perpustakaan untuk mengembalikan buku ini."
"biar aku yang kembalikan." Dia mengulurkan tangannya kesamping meminta buku ini dari ku, tapi dengan tatapan yang masih lurus kedepan.
"gak perlu, biar aku saja."
"aku yang meminjamnya, jadi harus aku yang mengembalikannya." Kini dia menapku menuntut.
Baiklah aku lupa satu hal. Bahwa salah satu peraturan perpustakaan adalah jika ada yang meminjam buku, maka buku tersebut harus dikembalikan oleh orang yang sama. Mau tidak mau, aku pun memberikan buku itu padanya. Saat buku itu sudah dia pegang, aku kembali menahan buku itu.
"Dev.." Deva masih menatapku, dengan tatapan yg sama.
"maaf.. karena aku, kamu bolos dan di panggil sama bu Ana."
"it,s oke" buku itu terlepas dari tanganku karena Deva menariknya paksa dan lagi, dia pergi begitu saja. Meninggalkan ku di belakang, aku kembali mengejarnya.
"tunggu. Belum selesai bicara." Aku menarik tangannya, mau tidak mau dia menghentikan langkahnya.
"kamu dikasih hukuman apa sama bu Ana, biar aku bantu."
"gak perlu."
"jangan begitu dong.." aku kembali menarik tangannya saat dia hendak pergi.
"kamu kan bolos karena antarin aku ke Rumah Sakit. Masa cuman kamu yang dihukum. Jangan buat orang ngerasa bersalah."
Tiba-tiba dia membalikkan badannya menghadapku yang ada di belakangnya.
"kalau gitu, bantuin aku nyusun buku di perpustakaan."
"oke." Setelah mendengar jawabanku, dia membalikan badan dan melanjutkan langkahnya. Aku pun mengikutinya dari belakang.
Sesampainya di perpustakaan, di salah satu meja terdapat tumpukan buku yang cukup banyak. Sepertinya itu adalah buku yang harus disusun, kami pun menghampirinya. Ternyata benar, ini adalah buku-buku baru yang akan disusun.
"kelompokan bukunya, biar aku yang susun di rak buku." Mendengar itu, aku langsung menarik kursi dan duduk untuk mengelompokan buku-buku itu.
Setelah selesai mengelompokan buku-buku ini, aku berniat membantu Deva untuk menyusun buku-buku ini di rak buku. Aku berdiri dari dudukku dan mengangkat salah satu tumpukan buku.
"gak usah, biar aku yang susun." Tiba-tiba Deva mengambil tumpukan buku-buku dari tanganku. Aku kembali mengambil tumpukan buku terakhir yang masih ada di meja.
"aku juga bisa. Biar cepat selesai juga. Gak lama lagi jam pelajaran loh." Akhirnya Deva membiarkanku melakukannya.
Setelah beberapa menit, akhirnya aku selesai merapikan buku-buku ini. Apakah Deva juga sudah selesai?.
Tunggu, dimana Deva. Aku menolehkan pandanganku ke kanan dan kiri, tapi tidak ada siapapun. Sebentar lagi jam pelajaran akan dimulai, kami harus segera kembali ke kelas.
Saat sedang mencarinya, tiba-tiba aku mendengar suara Deva berbisik pelan. Aku mengikuti arah suara itu. Akhirnya aku menemukan Deva di pojok ruangan. Kelihatannya dia sedang berbicara di telfon. Ku hentikan langkahku, aku hanya menatap punggungnya yang membelakangiku dengan jarak yang lumayan jauh, menunggunya hingga dia menyelesaikan urusannya. Tidak lama setelahnya, dia pun mematikan sambungan telfonnya dan aku mulai berjalan mendekatinya.
BUKKHH!!!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Suara apa tuhhh... 🤔🤔
Penasaran gaaa?? Penasaran lah yahh..
Kalau gak penasaran dibuat penasaran ajaa.. 🙃🙃Eeittss.. jgn lupa tekan bintang nyaa.. hayooo gak boleh skip sebelum tekan bintang nya.. eheheh 🥰
![](https://img.wattpad.com/cover/239878737-288-k559327.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Not a Princess
RomansaDisaat semua orang bilang hidupku sempurna.. disaat itu juga aku ingin beranggapan bahwa hidupku memang sempurna.. Tapi kalimat yang mengatakan "tidak ada yang sempurna di dunia ini" adalah nyata.. hanya tentang bagaimana kita menerima ketidaksempur...