Part 17

429 28 15
                                    

Entah kenapa perasaanku sakit sekali, melihat sikap Raffan kepadaku yang seolah-olah dia lupa sama aku.

Terkadang memang benar apa yang terjadi saat ini. Mungkin takdir menentukan suatu hal yang lain, yang membuatku dengan cepat melupakan perasaan ini kepada Raffan.

Tapi tunggu, aku masih menganggapnya sahabat, bagaimana mungkin aku melupakan seutuhnya.

Mungkin Raffan bisa berbahagia dengan yang lain, sedangkan aku? Terpuruk seperti ini. Dibalik semua ini, yaaa aku bisa apa? :')

Malam ini aku sulit memejamkan mata. Rasanya perih sekali mataku ini, sesak mengenai hatiku. Mungkin aku memang harus menjalani semua ini. Pait memang, tapi aku harus gimana? Perjalanan hidupku tidak boleh berhenti sampai disini, terlebih hanya karena Raffan.

+++

'Aish kesiangan' gumamku setelah melihat jam menunjukkan pukul 6:10.

Bergegas mandi dan merapikan diri seperlunya. Penampilan? Bodo amat deh. Gaada yang mau liat ini. Gapunya doi juga.

"Olaaa kamu ga sarapan?" Teriak mama dari arah meja makan.

Aku hanya berjalan menuju teras dan mengenakan sepatu. "Engga maa udah telat"ucapku.

Pagi ini aku berangkat bareng Levin. Aneh ya? Iyaa.

Hm aku gatau gimana hubungan dia sama Vlo, yang jelas Vlo udah ga ada disekolah ku lagi. Dan kata Levin dia sudah balik ke England. Seneng ga ? Hmm entah mengapa aku biasa saja.

"Maaf udah buat lo nunggu" ucapku setelah memasuki ferari merah Levin.

"Pasti kesiangan ya" ucap levin yang langsung menancapkan gasnya dengan cepat.

Aku hanya mengangguk. Sepanjang perjalanan hanya diam dan aku pun hanya menatap luar jendela.

"La?" Panggil Levin

Aku hanya menoleh kepadanya.

"Ngomong-ngomong Raffan udah pulang ya? Gimana keadaannya ? Gue blm sempat jenguk."

Deg.

Kenapa Levin menanyakan tentang Raffan disaat yang gak tepat gini sih.

Aku menelan ludah

"Udah kok, kemarin gue udah kerumahnya. Keadaannya baik aja kok" ucapku seadanya. Aku tidak ingin menceritakan kepada Levin kalau Raffan lupa denganku.

"Oh begitu. Syukurlah." Ucapnya.

Aku hanya bergumam.

"Lo kok ga semangat banget sih. Levin kan udah pulanggg . Senyum dong" ucap levin memandangku serta melemparkan senyuman termanisnya.

Sayang nya aku tidak mood untuk mengamati ketampanan Levin. Aku pun dengan terpaksa tersenyum.

Levin P.O.V

Pagi ini aku jemput Ola, seneng banget rasanya.

Oh iya si Vlo nenek gerondong juga udah balik ke England. Seneng bangett rasanya.

Tapi aku sedih juga, krna Raffan sudah kembali dengan Ola. Tapi gapapa... sebagai sahabat yang baik harus rela demi sahabatnya bahagia.

Apalagi orang yang Ola sayangi adalah Raffan, sahabat aku juga. Yahh jd mau gimana lagi. Tapi jika Raffan menyakiti Ola, maka Ola akn jatuh dipelukanku.

"Maaf udah buat lo nunggu" ucap gadis yg kini berada didalam mobilku.

"Pasti kesiangan ya" ucapku sambil  menancapkan gas.

Love at First SightWhere stories live. Discover now