Part 18 ( are you kidding me?)

682 36 11
                                    

"Gue mau ngomong kalo gue.. pengen buat lo jauhin gue" ucap nya terbata-bata.

Perkataan itu sontak membuatku terkejut.

"Gue gak inget apa-apa tentang lo. Berfikir untuk mengingat membuat gue pusing. Jadi, jauhin gue selagi lo bisa. Lupain gue. Lupain semuanya " lanjutnya lalu tersenyum kecil dan melepas tangannya dari pipiku.

Baru saja ia ingin meninggalkanku, aku pun meraih lengannya. "Gue percaya kok lo pasti bisa inget gue perlahan lahan" ucapku yakin.

Dia hanya terdiam menatapku "jangan memaksakan diri, dan jangan nangis karena gue" ucapnya Lalu pergi meninggalkanku ditaman.

Hatiku teriris. Pedih sekali rasanya. Kamu yang mengajariku untuk mencintaimu, tapi kamu lupa mengajari ku bagaimana caranya melupakanmu.

Aku masih terpaku disini. Ditaman sekolah yang sepi. Yaaa ini sudah bel memasuki pelajaran ke -5. Tapi aku pun gak mood masuk ke kelas. Terlebih melihat Raffan. Mengingat setiap perkataannya. Membuat kepalaku terasa pusing dan berat terlebih setelah aku menangisi raffan

Aku meraih hp disaku bajuku.

Viola : Son bilang guru yaa gue diUks. Gaenak badan bgt nih.

Sonya : lo kenapaa? Sakit?? Nanti gue susul ya ke UKS. Gws laaa({})

Viola : iyaa gue pusing banget. Makasih Son.:)

Aku sekarang sudah berada di Uks. Mataku berat sekali rasanya sehabis menangis. Dan akhirnya aku terlelap.

Aku membuka mata. Sudah ada Sonya disini. Kepalaku sudah tidak terlalu pusing.

"Laa? Lo kenapa? Perasaan lo tadi baik-baik aja" ucapnya menatapku tajam.

"Sekarang jam berapa son? "Tanya ku

"Jam 2. Lo tidur 4 jam La-_-" ucap sonya sambil tersenyum ngeledek

"Lo kenapa sih? Ada masalah ya?"

Aku hanya menggelengkan kepala. Haruskah aku bercerita kepada Sonya??

"Mata lo bengkak. Pasti habis nangis. Lo kenapa sama Raffan? Raffan juga dikelas keliatannya dia lagi gak mood" lanjut sonya.

"Raffan nyuruh gue buat jauhin dia son" ucap ku sambil bangun dari posisi tidur.

"Lohhh kenapa? Tuh kan pasti lo ada masalah. Gak mungkin lo sakit tibatiba gini" sonya tampaknya antusias mendengar ceritaku.

"Gatau son. Dia bilang kalau dia pusing buat inget-inget siapa gue.. gue harus gimana?? " ucapku lirih.

"Iyaaa la. Gue juga merasa asing sama Raffan yang sekarang. Gue rasa ada yg beda semenjak dia pulang dari Singapura." Ucap sonya yang membuatku cepat mengangguk setuju.

"Eh ngomong-ngomong lo pulang sama siapa? Gue mau balik nih udah ditungguin Ronald didepan" Ucap sonya seraya berdiri.

"Yaudah duluan aja. Gue bisa pulang sendiri kok" ucap ku lalu tersenyum.

"Yaudah gue duluan ya Laa. Hati2.. kalo udah sampe rumah bbm yakk" sonya pun keluar UKS.

Aku berjalan menuju ke kelas. Tas-ku masih dikelas. Si sonyaaa bukannya ngambilin. Huft gapapalah. Aku udah ga pusing ini kok, tapi sedikit lemas.

Tiba-tiba mataku menangkap sosok Raffan. Dan.. dia membawa tas ku. Ngapain dia membawa tasku?

"Emm maaf itu tas gue" ucapku seadanya. Malas menatapnya. Membuat sakit hati ini.

"Iyaa, ini sengaja gue bawain" ucapnya menjulurkan tas ku.

Tanganku pun meraihnya

"Et tunggu dulu." Ucapnya sambil menarik tas ku kembali. Dadaku berdetak kencang. 'Apasih mau dia' .

Love at First SightWhere stories live. Discover now