One; Ana Collins

92.7K 3.1K 104
                                    

"Mama mau ke mana?" tanya seorang gadis kecil berusia sepuluh tahun.

Wanita yang di panggil mama itu pun berhenti berjalan dan menatap sendu putri semata wayangnya itu.

"Maafkan mama Ana, mama harus pergi." Wanita itu mengusap lembut pucuk kepala Ana.

Air mata Ana meluruh mendengar penuturan ibu kandungnya. "Kenapa mama harus pergi?" Ana memeluk wanita itu erat. "Ana gak mau mama pergi." Ana menggeleng seraya menangis tersedu-sedu.

Wanita paruh baya itu mengusap air mata Ana dan menangkup pipinya.

"Mama benar-benar minta maaf Ana." Ucap Caroline—Ibu Ana dengan penuh penyesalan.

Hingga beberapa saat Caroline melepaskan tangannya dari pipi Ana. Dengan amat terpaksa ia harus melepaskan putri semata wayangnya.

Ana menggelengkan kepalanya. "Jangan pergi ma! Jangan tinggalin Ana sendirian!"

Hingga teriakan seorang pria membuat kedua perempuan itu terkejut bukan main.

"Apa yang kau lakukan?! Cepat pergi dari rumah ini!"

Dion—pria yang tak lain ayah kandung Ana dan mantan suami Caroline. Tanpa belas kasihan Dion menyeret tubuh Caroline keluar dari rumah itu.

"Papa! Apa yang papa lakukan?!" teriak Ana.

Sayangnya, gadis itu belum mengerti masalah yang tengah dihadapi kedua orang tuanya. Ana berusaha melepaskan tangan sang ayah dari tubuh ibunya. Namun, apa daya tubuh kecilnya tak mampu menghentikan tindakan ayahnya. Justru tubuh gadis itu yang jadi korbannya.

"Ana!" teriak Caroline ketika Dion mendorong tubuh Ana cukup keras.

Caroline hendak menghampiri Ana yang sudah menangis di tempat. Belum sempat kakinya melangkah tubuh Caroline telah dilempar Dion ke arah belakang.

"Ana." Manik cokelatnya menatap sendu sang anak.

Saat ini Caroline benar-benar menyesal telah membiarkan Dion mengambil Ana darinya. Jika ia bisa mengulang semuanya ia akan memperjuangkan hak asuh Ana, agar gadis itu bisa bersamanya.

Dion menunduk dan menjambak rambut Caroline. "Jangan pernah kau injakkan kakimu di sini lagi! Atau kau ingin Ana mati di tanganku!"

Caroline menggelengkan kepalanya. "Jangan sentuh anakku, tolong jangan lakukan apapun padanya."

Dion tersenyum miring. "Itu tergantung bagaimana caramu bersikap," Pria itu melepaskan jambakannya. "Jika kau menuruti perintahku anak itu akan selamat."

Sudut mata Caroline menatap anaknya yang tengah menangis sambil melihat ke arahnya. Ingin sekali dirinya memeluk Ana untuk terakhir kalinya dan mengucapkan salam perpisahan.

"Mama jangan tinggalin Ana!"

Teriakkan Ana membuat hati Caroline teriris mendengarnya. Ia menatap Dion kembali seraya menyatukan kedua tangannya.

"Kumohon biarkan aku memeluk Ana untuk yang terakhir kalinya." Mohon Caroline dengan sangat.

Dion berdecih. "Cih, dasar wanita tak tau diri, dua menit atau tidak sama sekali."

Mendapat persetujuan Dion dengan cepat wanita itu berlari ke arah Ana. Caroline memeluk Ana dengan sangat erat seolah tak mau kehilangan putri semata wayangnya itu.

"Ana gak mau mama pergi." Ucap gadis itu dengan isakan pilunya.

Dalam hati Caroline mengucapkan beribu kata maaf pada Ana. Karena dirinya Ana menjadi seperti ini dan karena dirinya pula ia harus berpisah dengan putrinya.

Trapped With The Jerk [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang