Ten; Trauma

33.8K 2.2K 244
                                    

Ana duduk di atas ranjangnya dengan pandangan yang sulit di artikan. Semenjak kedatangannya ke dalam mansion, ia hanya terdiam tanpa mempedulikan Daren sedikit pun. Kini pria itu sudah menghilang dan meninggalkannya sendirian.

"Mengapa harus aku yang mengalami semua ini?" sesal Ana dengan pandangan yang mulai mengabur.

Gadis itu mencengkeram erat ujung dress-nya dan menangis sekencang-kencangnya. Selama delapan belas tahun hidupnya, ia tidak pernah sekalipun merasakan apa yang namanya kasih sayang dan juga cinta. Yang ia dapat hanya perlakuan buruk dan caci maki yang selalu di tunjukkan padanya.

"Sakit. Mengapa rasanya sangat sakit." Ana menepuk dadanya yang terasa sesak. Gadis itu tak menghentikan tangisnya ketika ia teringat satu kejadian yang selalu menghantuinya setiap malam.

"Ana!" teriak Dion dengan amarah yang memuncak.

Ana yang mendengar teriakan ayahnya pun segera menghampiri pria itu.

"Akhhh! Sakit pa," belum sempat Ana berbicara lebih, Dion telah menjambak rambut Ana secara kasar.

Pria itu menyeret Ana ke dalam kamar mandi dan membenturkan kepala Ana ke ujung wastafel. Darah segar mengalir dari dahi Ana dan hal itu tak membuat Dion iba sedikit pun.

"Di mana kau menyembunyikan semua uangmu sialan?!" teriak Dion dengan tangan yang masih menjambak rambut Ana.

Ana memejamkan matanya karena rasa pening yang menyerang kepalanya.

"Aku tidak tahu." Jawab Ana sambil menahan rasa sakit di kepalanya.

"Jangan berbohong anak sialan!"

"Aku tidarghh!" Ana menjerit ketika Dion melepas jambakannya secara kasar.

Gadis itu pikir Dion akan melepaskannya, namun dugaannya salah. Pria itu justru menampar pipi Ana hingga gadis itu sudah tak sanggup untuk membuka matanya lagi.

"Tolong hentikan," rancau Ana sambil menjambak rambutnya. "Tolong jangan sakiti aku. Kumohon maafkan aku." Rancaunya terus menerus sambil menggelengkan kepalanya.

Ana terus melakukan hal itu selama lima belas menit. Dan hal itu tak luput dari perhatian pria berbadan besar yang mendengar rancauan Ana dari luar. Pria itu melihat Ana yang menyakiti dirinya sendiri, dari menjambak hingga mencakar lengannya.

"Anne!" pria itu berusaha membuat Ana sadar, namun gadis itu telah kehilangan dirinya sendiri.

"Maafkan aku ayah."

"Anne!"

"Tolong hentikan!"

"Ana Collins!" teriak Daren sambil mengguncang bahu gadis itu.

Ana seketika tersadar akan hal apa yang ia lakukan. Gadis itu terdiam dengan pikiran yang teramat kacau. Ana mengangkat wajahnya hingga pandangannya bertemu dengan manik hazel milik Daren.

"Daren," sejak kapan Daren berada di sini. Apa pria itu telah melihat semuanya dan apa yang akan di lakukan pria itu padanya.

"Maafkan aku." Ucap Ana lirih sambil meremas jemarinya.

Daren terdiam melihat kondisi Ana sekarang ini. Untuk pertama kalinya ia melihat gadis itu bertindak seperti ini. Apa yang sebenarnya gadis itu alami sebelumnya.

Tanpa kata Daren bangkit dari duduknya dan berjalan ke samping nakas. Pria itu mengambil beberapa obat-obatan dan juga plaster untuk mengobati luka Ana. Sedangkan gadis itu hanya diam sambil menatap gerak-gerik Daren.

Trapped With The Jerk [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang