Ana menatap hampa ruangan yang baru saja ia tinggali beberapa menit yang lalu. Ia tidak tahu harus bereaksi seperti apa ketika kehidupannya sudah benar-benar hancur. Menangis pun tak ada gunanya, di saat ia tahu mimpi buruk ini akan terus menghantuinya setiap hari.
Ana tersenyum namun tak lama tawa kencang mendominasi ruangan itu. Hingga isakan kecil terdengar dari bibir mungilnya. Lelah, hanya itu yang ia rasakan saat ini. Mengapa takdir buruk terus menghantuinya sepanjang hidupnya. Tidakkah tuhan tahu seberapa lelah dirinya selama ini.
"Hidupku telah hancur selama delapan belas tahun. Apakah akhir dari kehidupanku akan berakhir menyedihkan juga?" monolog Ana dengan tatapan datar nan kosong.
Di tengah kesendiriannya, ia mendengar suara pintu terbuka dari dalam ruangannya. Gadis itu tetap terdiam tanpa mau menoleh sedikit pun, karena ia tahu siapa yang datang ke dalam ruangan ini.
"Sweetheart," panggil Brian dengan senyum miringnya.
"Apa yang kau mau?" tanya Ana tanpa mau menoleh sedikit pun.
Brian mendekati Ana dan menatap gadis itu dengan tatapan penuh minat.
"Kau tahu bukan apa maksudku sweetheart?" ucap pria berumur dua puluh sembilan tahun itu. "Tidak mungkin kau tak tahu." Ucapnya dengan senyum miringnya.
"Kau menginginkan tubuhku," ucap Ana sembari tersenyum miring.
"Good girl, you know what I mean Ana. Tidak mungkin aku membelimu seharga 2,5 juta dollar dan tak memakai seinci tubuh indahmu ini." Ucap Brian sambil menyentuh tubuh Ana.
Ana hanya diam ketika Brian mulai menjamah tubuhnya. Namun ketika Brian ingin mencium bibirnya, gadis itu mengelaknya serta menjauhkan wajahnya dari pria itu.
Ana menatap datar Brian, sebelum gadis itu berdiri hendak keluar dari ruangan terkutuk itu. Namun tak berselang lama.
Plakk!
Brian menggapai tangan Ana kemudian menampar pipi gadis itu cukup kencang. Ana yang mendapat tamparan itu, hanya terdiam sambil mengepalkan kedua tangannya.
"KAU PIKIR KAU SIAPA BISA MENOLAKKU HAH! KAU TAK LEBIH DARI JALANG DI LUAR SANA!" teriak Brian murka.
"Lalu kenapa kau membeliku, di saat aku bukanlah jalang sesungguhnya." Ucap Ana sambil menatap Brian dengan air mata yang mulai turun dari sudut matanya.
"Kau tak bisa menjawabnya bukan?" desis Ana, yang berhasil membuat Brian bungkam.
Brian yang benar-benar murka, pun mendekati Ana dan menjambak kuat rambut gadis itu.
"Jika kau tak bisa menjadi jalangku, kau akan menjadi jalang di salah satu clubku manis." Ucap Brian, sebelum pria itu melangkah menjauhi Ana.
Awalnya pria itu ingin mencicipi tubuh Ana, namun ia urungkan ketika ia tahu bagaimana menjijikannya gadis itu di matanya. Lebih baik ia menjual Ana kembali dengan harga yang fantastis.
"Ma, haruskah Ana pergi dari dunia ini?"
***
Ana menatap datar rintik hujan yang jatuh. Entah mengapa ia sangat tidak menyukai hujan, di saat kebanyakan orang justru mencintai bahkan memujanya. Di pikiran Ana sekarang hanya satu, yaitu bebas dan melakukan hal yang ia suka tanpa ada orang yang mengetahuinya.
Gadis itu menutup matanya membayangkan kehadiran mamanya yang sangat ia rindukan sejak kecil. Ana tersenyum ketika mamanya mulai memeluk bahkan mencium keningnya. Namun, senyum itu seketika luntur ketika Ana tahu jika semuanya hanyalah khayalan semata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With The Jerk [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]
Romansa[PINDAH KE FIZZO] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] SPIN OFF "THE DEVIL WANTS ME" UDAH END/TAMAT Ana Collins, harus menerima kenyataan pahit ketika kedua orang tuanya harus berpisah di usianya yang terbilang masih muda. Hidupnya yang sudah berantakan dari...