Ana menggenggam tangannya begitu erat, hingga gadis itu tak sadar jika ia telah melukai dirinya sendiri. Kejadian beberapa menit yang lalu masih terngiang begitu jelas di ingatan Ana dan hal itu membuat dirinya tak bisa berpikir jernih.
"Aku ingin bersama Alice." Ucap Ana dengan suara lirihnya.
Daren mencondongkan tubuhnya ke arah Ana. "Mengapa harus bersama orang lain, jika aku bisa melakukannya untukmu." Bisiknya sambil mengelus pundak Ana.
Ana menahan tangan Daren yang berusaha menurunkan dress-nya. "Kumohon, aku ingin bersama Alice." Mohon Ana dengan bibir bergetar.
Entah mengapa sentuhan pria itu membuat Ana ketakutan. Ia takut jika Daren akan berbuat lebih dan berakhir dengan dirinya yang menangis.
"Aku tidak akan berbuat lebih." Ucap Daren sambil menyingkirkan tangan Ana yang mencegah tindakannya.
"Aku ingin bersama Alice." Ucap Ana lagi, yang mampu menghentikan tindakan Daren. Namun hal itu tak membuat Daren senang, pria itu menggeram marah ketika Ana menolaknya.
"Diam atau kau ingin aku melakukannya lagi." Desis Daren dengan tatapan tajamnya.
Ana tetap pada pendiriannya, dan tak membiarkan pria itu melihat miliknya lagi.
"Daren." Ana berusaha menghentikan tindakan Daren yang sangat bersikeras terhadapnya.
"Please," Ana menitikan air matanya ketika Daren terus memaksanya dan pada akhirnya dirinya kembali kalah.
Daren mengangkat tubuh Ana yang awalnya berada di atas closet ke dalam bath up. Gadis itu berusaha menutupi dirinya, namun semuanya sia-sia ketika Daren mengingatkannya pada satu hal yang amat di bencinya.
"Aku sudah melihat semuanya jika kau lupa." Bisik Daren dengan seringaian kecilnya.
"Pergi." Ucap Ana dengan bibir yang bergetar.
Ia tidak bisa berhadapan dengan pria itu saat ini. Di tambah kondisinya yang belum membaik sejak kemarin. Ana memeluk kedua lututnya dan berusaha menutupi tubuhnya yang terbuka.
"Aku tidak akan pergi." Tekan Daren dengan tatapan tajamnya.
"Fuck off!" pekik Ana, yang sudah tidak tahan lagi melihat wajah Daren.
Ana memundurkan tubuhnya ketika Daren berusaha menyentuhnya.
"Don't touch me." Ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
Habis sudah kesabaran Daren. Pria itu pun menarik kedua tangan Ana dan meletakkannya di atas kepala. Kemudian pria itu mencengkeram rahang Ana begitu erat.
"How dare you Ana Collins?!" desis Daren dengan tatapan tajamnya.
"Apa kau lupa? Jika aku bisa melakukan apapun, ketika kau mencoba melawanku."
"You're so naughty sweety, and i don't like it." Ana menahan napasnya ketika Daren telah melepas cengkeramannya, dan beralih menuju bagian tubuhnya yang lain.
"Please don't," Ana memejamkan matanya ketika Daren telah menguasai tubuhnya.
"Relax baby," bisik Daren sambil mengecup bibir Ana.
Tidak. Ia tidak bisa melakukan hal ini untuk kedua kalinya. Apalagi ia melakukan hal ini tidak berdasarkan rasa cinta. Jika ia masih menganggap cinta itu ada, apakah pria di depannya ini juga sama. Atau justru ia tidak percaya akan semua itu.
"Daren,"
"Yes sweety."
"Do you believe in love?" Daren menghentikan tindakannya dan menatap Ana dengan pandangan tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped With The Jerk [TELAH TERBIT] [PINDAH KE FIZZO]
Romance[PINDAH KE FIZZO] [FOLLOW DULU SEBELUM BACA] SPIN OFF "THE DEVIL WANTS ME" UDAH END/TAMAT Ana Collins, harus menerima kenyataan pahit ketika kedua orang tuanya harus berpisah di usianya yang terbilang masih muda. Hidupnya yang sudah berantakan dari...