SBDM | PART 14

216 27 30
                                    

Happy reading

Jangan lupa voment!

Dua hari kemudian ....

Lintang berlari melewati koridor sekolah. Perempuan itu sedang mencari seseorang yang selama dua hari ini ia rindukan. Selama dua hari ini, Lintang tidak mengobrol ataupun mengejar-ngejar Awan lagi karena ia harus menjalankan misi menjadi pacar pura-pura Baron.

Lintang kira setelah ia menjadi pacar-pacar pura Baron. Awan akan mengejar-ngejarnya dan meminta Lintang untuk menjadi pacarnya. Tapi nihil, Awan sepertinya tidak peduli sama sekali. Malah, setiap Lintang bermesraan di depan Awan dengan Baron. Ekspresi dan perilaku Awan biasa-biasa saja. Tidak ada reaksi apapun.

Perempuan itu lalu menemukan Awan dibelakang sekolah. Lelaki itu terlihat sedang bermain ponsel dengan serius. Buru-buru Lintang langsung menghampiri Awan.

"Wan?!" panggil Lintang yang membuat lelaki itu menoleh.

Awan mengerutkan keningnya. Tumben sekali dia menghampirinya setelah beberapa hari ini menjauh darinya.

Awan memasukkan ponselnya ke saku celana dan langsung berdiri berhadapan dengan Lintang yang sedang gugup.

"Ngapain lo kesini?" tanya Awan ketus.

"Itu ... Anu ... Aku ...." Lintang gelagapan. Tidak biasanya dia gugup seperti ini. Biasanya ia selalu blak-blakan didepan siapapun.

"Anu apa?" tanya Awan tidak sabar. Lelaki itu melipatkan kedua tangannya didepan dada sembari menunggu perkataan dari Lintang.

Lintang menghela nafasnya. "Aku rindu sama kamu Wan! maafin aku karena selama dua hari ini udah ngejauhin dan bohong sama kamu. Sebenarnya aku gak pacaran sama Baron. Pokoknya AKU RINDU KAMU WAN! AKU RINDU!" ungkap Lintang sedikit berteriak. Tidak apalah dia berteriak, yang penting dia sudah mengutarakan isi hatinya yang ia pendam selama beberapa hari ini . Lagipun tidak akan ada yang mendengarnya karena tempat di belakang sekolah ini jarang sekali dilalui siswa siswi.

Awan hanya diam mendengar ungkapan dari Lintang. Lelaki itu tidak tersenyum ataupun menunjukkan reaksi apapun. Tapi entah kenapa, di lubuk hati yang paling dalam terdapat setitik kebahagian saat Lintang mengatakan semuanya.

Lintang meneguk ludahnya ketika melihat tatapan dari Awan. Lintang sudah tau jika akhirnya akan begini. Biasa saja ataupun tidak mendapat respon apa-apa dari Awan.

Perempuan itu langsung pergi meninggalkan Awan dengan perasaan yang masih deg-degan. Biasanya, Lintang tidak seperti ini dihadapan Awan. Tapi kenapa sekarang berbeda. Apa karena Lintang sudah membohongi Awan?

Lintang berhenti berlari. "Aish, apa Awan gak mau maafin aku? Kenapa dia diem aja tadi? Atau jangan-jangan dia gamau maafin aku lagi! Ihhhh, kenapa sih aku harus turutin apa kata Baron untuk jadi pacar pura-pura dia," gerutu Lintang dengan sedikit berteriak. Lintang berhenti di koridor yang menuju halaman belakang.

Hendak saja Lintang ingin melanjutkan perjalananya menuju kelas. Tetapi ada yang menarik tangannya.

Awan menarik tangan Lintang dan langsung membenturkannya ke tembok lalu menguncinya dengan kedua tangannya.

"Awan?!" ucap Lintang tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

Jarak mereka begitu dekat. Sampai-sampai nafas Awan pun bisa dirasakan oleh Lintang. Perempuan itu gugup karena mendapat tatapan yang tidak biasa dari Awan.

"Jangan pernah lakuin itu lagi kalau lo gak sanggup buat jauh-jauh dari gue!" tegas Awan.

Jantung Lintang berdegup lebih kencang dari biasanya. Karena Awan menatap Lintang sendu seperti apa yang diharapkan selama ini.

Seperti Bulan Dan Matahari (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang