Jangan lupa vote!!!
HAPPY READING:)
☁️
☁️
☁️
Lintang sedang menunggu angkutan umum sendirian. Kakaknya tidak menjemput dia hari ini. Terpaksa ia harus pulang sendirian menggunakan angkutan umum.
Tiba-tiba sebuah motor berhenti didepannya. Motor ninja berwarna hitam itu ia kenal siapa pemiliknya.
Lintang mendengus kesal. "Ngapain lo disini?" tanya Lintang. Apa dia mau mengganggu Lintang lagi??
Pria itu membuka helmnya. "Bukan urusan lo!" Pria itu turun dari motornya lalu menghampiri Lintang. Lintang mundur beberapa langkah, ia takut jika Toni mengganggunya lagi seperti kemarin-kemarin.
"Mau ngapain kamu?" tanya Lintang ketakutan.
Toni mencekal tangan Lintang dengan kuat. "Lo harus pulang bareng gue!"
Mata Lintang melotot setelah mendengar ajakan Toni yang begitu tiba-tiba. "Gak mau!" tolak Lintang.
"Pokoknya lo harus pulang sama gue!" tegas Toni.
"Kenapa tiba-tiba kamu ajak aku pulang bareng?" tanya Lintang, penasaran.
Toni tersenyum miring. "Lo pikir semuanya berakhir gitu aja setelah lo di tolongin Baron waktu itu? Gak semudah itu cantik!" ujar Toni.
"Lepasin aku gak!" Lintang meronta-ronta agar tangannya dilepaskan oleh Toni.
Semua orang yang lewat hanya bisa diam tidak bisa menolong. Karena semua siswa disekolah takut pada Toni. Jika mereka menolong Lintang, maka bisa jadi dia mangsa selanjutnya.
"Ikut gue!" Toni menarik tangan Lintang dengan kasar. Lintang tidak bisa menahan ataupun melepaskannya. Ia benar-benar ketakutan sekarang.
"Lepasin aku Ton!" Lintang masih mencoba untuk bisa melepaskan cekalan dari Toni.
"Lepasin dia!" Lintang menoleh ke sumber suara. Ia sedikit bernafas lega ketika Awan ada disampingnya. Sepertinya dia akan selamat kali ini berkat bantuan Awan.
Awan menghampiri Lintang dan Toni. Kemudian lelaki itu memegang tangan kanan Lintang. Sementara Toni memegang tangan kiri Lintang.
"Gue gak ada urusan sama lo! Jadi lebih baik lo pergi dari sini!" ujar Toni pada Awan.
"Gue bilang lepasin dia!" tegas Awan sekali lagi.
"Pergi atau gue bakal lakuin sesuatu sama lo!" ancam Toni.
Awan tersenyum remeh. "Lo berani ngancam gue?!"
"Pergi atau gue bakal lakuin sesuatu sama cewek ini!" ancam Toni.
Bugg
Tanpa basa-basi Awan langsung memukul Toni dengan keras dan membuat laki-laki itu tersungkur ke bawah.
Awan jongkok dan memegang kerah baju Toni. "Kalau lo nyakitin Lintang, gue gak akan segan-segan buat hancurin hidup lo!"
Lintang yang tidak mau melihat pertengkaran mereka dan sekaligus ingin menghindari mereka berdua akhirnya memutuskan untuk segera pergi dari sini.
Lintang melambaikan tangannya dan menghentikan angkot. Lalu memasuki angkot dengan cepat. Ia tidak mau berurusan lagi dengan dua orang cowok itu.
Selang beberapa menit, ponsel Lintang bergetar tanda pesan masuk.
|P
|Kok lo pergi gitu aja?Read
|Jawab gue!
|Seharusnya lo pulang bareng gue!
|Lintang Pratika!
|Sekarang lo dimana? Pulang sama siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Seperti Bulan Dan Matahari (Hiatus)
Teen FictionApa kita akan seperti bulan & matahari? Saling mengejar tapi tidak pernah saling memiliki? Eh, ralat. Kita tidak saling mengejar. Tapi, hanya aku saja yang mengejar. Sedangkan kamu tidak. Kisah ini menceritakan tentang perjuangan Lintang Pratika un...