Play into it by chase atlantic
when u arrive at the part hee-yun
to get a perfect vibes.This is indeed an underrated story. But i try to give the best of my best. So don't be silent readers, thankyou.
Hal yang mendefinisikan sebuah pesta, maka semakin malam—akan lebih riuh menggila bukan? Dalam artian, itu akan menjadi hal yang kelewat menarik untuk dilewatkan. Aroma rokok yang sudah terikat membaur dengan segala jenis alkohol, suara gelas yang saling dipertemukan guna mendapatkan sebuah kesan bersulang yang begitu mewah dengan minuman mahal yang ada di setiap genggaman. Dan juga, sebagian sudah mulai menemui titik mabuknya tanpa disangka.
Sementara Ko Jungkook masih menuang dan meneguk winenya berulang kali.Tidak perlu heran, dia itu terlewat profesional dalam hal ini. Maka seruannya pun masih terdengar lebih waras daripada yang lain. Contohnya saja Hoseok yang sudah mulai meracau dengan umpatan-umpatan yang tidak tahu diperkenankan untuk siapa. Jungkook berdecih tidak suka. Memang diam-diam tentu pening sudah menguasai sebagian kepalanya, seraya mendengar ocehan pria Kim benar-benar membuatnya sedikit kesal. Seperti menggelitik saja di sudut rungunya dengan tidak nyaman.
"Kalau sudah mabuk berhenti saja, Hyung." ucapnya dengan nada berat sambil menjauhkan gelas wine yang akan diminum kembali oleh Hoseok. Pria Ko jelas memijat pelipisnya sebentar, mencoba meminimalisir peningnya sendiri saat melihat Hoseok yang tidak menghiraukan seruannya. Tidak tahu sebab apa yang mendasari hal itu, tetapi jelas pria Kim kembali meneguk wine itu hingga habis kembali. Jungkook berkerut bingung seberapa kacau pikiran Hoseok sekarang.
Pria Ko menghela napas kasarnya, kali ini ia benar-benar berdiri dari duduknya dan menyingkirkan wine itu dari hadapan Hoseok. "Kau butuh tidur, bukan minuman sialan ini." Jungkook lantas membawa satu botol wine itu untuk ia minum. Langsung ia teguk sampai habis. Setelahnya menatap Hoseok dengan air muka setengah mabuknya dengan hiasan keringat di pelipis, dan rambut hitamnya yang ikal sedikit basah dibelakang dengan selingan dahi paripurna seperti biasa.
Ia lantas memanggil lirih pengawal Jimin yang kebetulan ada di dekat pintu utama—untuk memapah dan mengantarkan Hoseok pulang. Setelahnya, Jimin datang dan menghampiri Jungkook yang masih berada di meja bar. "Sudah mabuk dia?" tanya Jimin dengan bola mata yang sesekali mengarah ke arah Hoseok.
"Apalagi kalau bukan." ucap Jungkook santai sambil membenarkan jam mewahnya sekilas dan membuka dua kancing kemeja teratasnya tanpa dasi akibat tiba-tiba merasakan udara yang perlahan cukup panas—efek minuman alkoholnya. Lantas menggulung ulang kain lengannya yang terlihat sedikit terlipat kusut hingga tatoo yang terlukis satu lengan itu tampak membuat Jimin semakin meraup atensinya lebih jauh. Pria Kwon kemudian malah duduk di sampingnya dan mengajaknya berbincang.
"Ngomong-ngomong, apa yang mendasari kau kembali ke Ilsan?" Jimin kembali bertanya yang sukses membuat kepala pria Ko berbalik untuk menatapnya.Tidak langsung dijawab, Jungkook nyatanya terdiam sambil memainkan rahang tegasnya dengan lidah—tampak sedang berpikir atau mencari sebuah alasan yang tepat. "Aku juga tidak tahu pastinya apa."
"Itu benar-benar membuatku tertarik ke sini dengan begitu saja." ucap Jungkook sambil menempatkan tangannya di atas pahanya sendiri, yang membuat duduknya menjadi lebih gagah dengan bahu dan punggung lebarnya.
Jimin mengeryitkan dahinya tidak mengerti. Itu siapa yang dimaksud Jungkook. "Maksudmu kasus Ryu?" duga Jimin.
"Atau proyek Ilsan Elite?"
Jungkook menggeleng sambil tersenyum tipis dengan sedikit mengigit bibir bawahnya. "Tentu saja bukan."
"Ah, aku tahu." Pria Kwon berseru dengan nada antusias seperti tebakannya benar kali ini. "Kau tentu ingin semakin menjadi kaya, iyakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The lethe ✔️
FanfictionSeteguh dan sekuat apa keyakinan itu berpijak di antara kerasnya batu, suatu saat pasti juga akan jatuh, atau mungkin tergelincir dan meragu. Kembali lagi, semuanya tidak ada yang pasti dan bertahan lama. Dunia punya porosnya sendiri, untuk selalu b...