"Ahh, untung aja stasiun hari ini sepi. Jadi nggak harus berdesakan lagi seperti biasa pada saat hari-hari libur." Gumam Derin sambil naik dan masuk ke dalam bus, lengkap dengan tas nya di punggung yang sudah penuh dengan barang bawaan. Derin seperti biasa tidak membawa terlalu banyak barang jika pergi kemana-mana, karena menurutnya membawa begitu banyak barang sangatlah merepotkan.
Setelah beberapa saat, bus berangkat dengan kursi yang hanya terisi sejumlah orang yang mungkin juga sedang pulang kampung atau mengunjungi keluarga. Meskipun hari ini memang bukan hari spesial atau hari libur, tapi memang terkadang ada sejumlah orang yang hanya bisa pergi pada hari-hari tertentu, contohnya hari ini.
Kebetulan kursi yang ada di sebelah Derin kosong dan tidak ada yang menempati, jadi dia meletakkan tasnya yang berat dan penuh di kursi itu. Sambil mencari-cari earphone dari tasnya, setelah itu menyetel playlist musik yang terkadang dia putar saat ingin tidur.
Tak terasa sudah 1 jam sejak bus keluar dari kota, awan-awan hitam mulai berkumpul pertanda akan turun hujan. Rintik-rintik hujan pun tak lama berjatuhan setelah beberapa saat. Siang yang menjelang sore menjadi gelap karena awan mendung berada tepat di atas jalan raya, hujan yang tadinya hanya gerimis sekarang semakin deras. Karena kedinginan, sejumlah penumpang mengeluarkan selimut atau sarung dari tas mereka untuk memberikan sedikit kehangatan di tengah guyuran hujan lebat dan AC bus yang dinginnya menusuk. Derin sendiri, sudah memasangkan sebuah selimut kecil yang hangat menyelimuti seluruh tubuhnya, Derin yang sedari tadi asyik bermain smartphone sekarang merasa mengantuk karena hawa dingin yang menyelimuti. Tak lama kemudian dia tertidur.
Tak lama setelah dia tertidur, sebuah suara kepakan sayap terdengar di jendela yang ada di sebelah kursinya. Derin yang ingin tidur lantas membuka matanya dan melihat seekor elang yang ada di sebelah bus, mengikuti bus yang sedang melaju dan berada tepat di sebelah jendelanya. Elang itu seperti melihat Derin dengan tatapan misterius, seolah ingin memberitahunya sesuatu. Tapi tak lama kemudian elang itu mengepakkan sayapnya dan terbang bebas ke langit yang gelap, dan kemudian tidak terlihat lagi.
Tercengang oleh kejadian barusan, mulut Derin yang menganga sekarang kembali normal dan berusaha memikirkan kejadian barusan. Karena dia tidak pernah melihat seekor elang yang seperti berusaha mengikuti suatu kendaraan, apalagi kendaraan besar seperti bus ini. Dan satu lagi, dia pernah melihat seekor elang juga di desanya dengan tatapan mata yang terlihat tajam. Tapi elang ini, tatapannya sepertinya berbeda.
Berusaha menganggap kejadian tadi sebagai hal yang kebetulan saja, Derin kembali memutuskan untuk tidur. Tak lama kemudian Derin benar-benar tertidur pulas.
Tapi Derin tidak sadar. Jika dia melihat keatas, elang itu masih mengikuti bus dan bersembunyi di antara awan-awan...
* * *
Akhirnya setelah berjam-jam menghabiskan waktu di bus, Derin sampai ke tujuannya, yaitu salah satu kota di Jawa Tengah. Derin memutuskan untuk memesan transportasi online untuk mengantarkannya ke hotel yang sudah ia booking saat sedang di bus. Karena seluruh biaya perjalanan nya ke Jawa Tengah ditanggung oleh Bu Darmi, Derin tidak merasa sakit hati untuk membayar kamar hotel untuk satu malam.
Waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam, setelah check-in Derin meletakkan tasnya di kamar dan keluar lagi untuk mencari makan malam karena dia belum makan sedari sore tadi. Kebetulan sekali ada sebuah warung di sebelah hotel tempat dia menginap, Derin memutuskan untuk makan disitu.
Selesai makan, Derin langsung kembali ke kamar hotelnya dan berencana untuk langsung tidur karena besok pagi dia akan pergi ke lokasi dimana suami Bu Darmi tinggal bersama temannya. Melihat jam yang menurutnya masih terlalu awal untuknya tidur, Derin memutuskan untuk menghabiskan waktu dengan menonton televisi yang ada di kamar. Meskipun televisi itu sendiri terlihat sudah berumur dan produksi lama, tapi masih dapat bekerja layaknya televisi normal walaupun layarnya mungkin memang terlihat sedikit kuning.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Harapan
FantasyJalan kehidupan terlihat biasa. tidak ada yang monoton, seperti kisah masing-masing orang yang berbeda satu sama lain, tidak ada yang menarik karena setiap orang sudah mempunyai takdirnya sendiri dan tidak ada yang mencoba lepas darinya, setidaknya...