Jari tangan Lissie bergerak di atas keyboard laptop yang ada di depannya. Jari-jarinya menekan huruf-huruf yang sama sekali tidak Jisella pahami. Dia hanya bisa mengamati dari samping Lissie, tempatnya duduk saat ini.
Mata Lissie membulat saat melihat deretan data yang berhasil dia temukan. Bibirnya bergerak mengucap kata 'wah' tanpa suara, mulutnya mendecak yang membuat Jocelyn melihat ke arahnya.
"Jis, kau yakin email yang kau berikan tidak salah?" tanya Lissie pada Jisella.
"Tidak, itu email yang mengirimi pesan. Ada apa? Orangnya sangat bermasalah?" Lissie menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Jisella.
"Tidak, klien kali ini bahkan terbilang sempurna, hampir mendekati seperti Sean"
Perkataan Lissie membuat Jocelyn yang mendengarnya memutar bola matanya malas. Dia merasa harus mengantar Lissie memeriksa matanya. Sean yang mereka katakan sempurna sebagai tipe ideal hanya seperti lelaki pada umumnya untuk Jocelyn, bahkan cukup menyebalkan untuknya.
"Kau sudah mengirimi Aileen pesan?"
"Sudah. Dia bilang untuk mengirimkan masalah tentang klien ini jika tidak ada masalah dengan latarbelakang klien" terang Jisella.
Ya, bukan satu dua kali Aileen seperti ini. Jika mendapatkan klien saat dia sibuk mengurus banyak hal, dia hanya perlu tau kalau klien bukan orang yang bermasalah dan dia akan menerima pekerjaan itu. Saat ditanya apa dia tidak perlu melihat masalahnya lebih dulu, dia hanya mengatakan kalau keterangan pada data miliknya sudah menjelaskan kalau dia sibuk dan selama klien tidak keberatan itu tidak jadi masalah untuknya. Lagipula Aileen dan Jisella memiliki standar yang sama untuk memilih masalah klien mana yang dapat diterima atau ditolak.
"Yah kalau seperti itu yang dia katakan, kau bisa mengirimkan masalah klien padanya" Jisella melihat Lissie seolah menanyakan kau yakin padanya.
"Klien ini sungguh tidak memiliki masalah. Ah tapi jika ini bisa disebut masalah, mungkin masalah yang dia miliki di percintaannya"
"Dia terlalu baik sehingga berkali-kali memiliki kekasih yang hanya ingin memanfaatkannya saja" jelas Lissie.
Tangannya masih bergerak di atas keyboard, matanya melihat layar laptop yang masih menampilkan data klien itu. Jisella memikirkannya lebih dulu sebelum mengirimkan pesan pada Aileen yang hanya dibalas aku menerimanya setelah beberapa saat.
"Shawn Hubert Theodore"
Jisella dan Lissie memutar kepalanya menghadap Jocelyn setelah mendengarnya mengeluarkan suara setelah sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka dengan mata yang tidak lepas dari layar televisi yang sejak tadi ditontonnya.
"Dia bukan klien kali ini?" sambungnya setelah tiba-tiba mengucapkan sebuah nama yang membuat mereka kebingungan.
"Kau, bagaimana kau—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Contract
Novela JuvenilBerawal dari sebuah kontrak sederhana yang berakhir mengikat selamanya. Apa yang akan kamu lakukan jika itu terjadi padamu? -------------- Started : 16 Desember 2020 End : - --------------