1

713 44 5
                                    

"Kau sangat menyedihkan",  Lami menoleh ke laki- laki di sebelahnya, yang kebetulan oppa-nya.

"Bukan urusanmu." Lami mendengus lalu menyesap minuman kalengnya dan meletakkannya di dashbor mobil.

"Sampai kapan kau seperti ini? sampai dia menjadi halmonie dan tetap tidak menyadari keberadaanmu ?"

"Sttt." Jeno bahkan tidak menoleh ke wajah adiknya yang duduk di sebelahnya, tatapannya lurus ke depan, ke pintu keluar sebuah gerbang kampus. Tak lama sosok yang dicarinya itu keluar, dengan senyum manis yang sudah dihafalnya, sedang bercanda bersama teman-temannya.

"Dia tersenyum." gumam Jeno lega.

"Tentu saja dia tersenyum, dia berhasil lulus dengan predikat cumlaude", tukas Lami dengan gusar, 

"Dan itu karena siapa coba?".

"Aku tidak mau membahasnya...."  

"Karena kau! Semua karena perjuanganmu." Lami  tidak mempedulikan peringatan oppa-nya dan terus melanjutkan.

"Dan sekarang kau bahkan tidak bisa memberi selamat kepadanya, malah mengintip dari jauh seperti ini. Benar-benar menyedihkan!"

Jeno terus menatap sosok itu sampai menjauh, menghilang di dalam bus yang dikendarainya.

"Dia bahkan masih naik bus, Aku harus mengusahakan kendaraan untuknya. Supaya dia tidak perlu bersusah payah lagi."

Perkataan itu semakin membuat Lami gusar karena oppa-nya itu tidak memperhatikan kata-katanya.

"Kau menyedihkan, sampai kapan kau menghukum dirimu sendiri seperti ini ?"

Sepi tampaknya Jeno mengganggap pertanyaan Lami itu tidak perlu dijawab. Dua kakak beradik itu terdiam di dalam mobil mewah yang sengaja di parkir agak jauh dari kampus, agar tidak mencolok. Jeno sibuk dengan pikirannya sendiri, pikirannya melayang ke masa sepuluh tahun lalu, saat usianya masih 18 tahun. Kaya, tampan, punya kuasa, dan tidak tahu tentang rasa tanggung jawab........

Flashback

10 tahun yang lalu

"Ini mobil hadiah ulang tahunku, baru ada dua di Negara ini." gumam Jeno bangga pada teman-temannya waktu itu.

 Semua temannya mengagumi mobil sport warna merah yang diparkir Jeno di lapangan itu.

"Gila Jen, mobil ini bagus untuk balapan!" seru salah satu temannya.

"Tentu saja, namanya juga mobil sport."

"C'mon Let's try." seru salah seorang temannya yang lain.

Jeno tertawa bangga dengan kesombongan masa mudanya waktu itu. Malam itu mereka mabuk-mabukan dan berpesta pora. Dan malam itu pula Jeno belajar bahwa kesenangan sesaat kadangkala bisa merenggut nyawa orang yang tidak bersalah. Mobil yang dia kendarai dalam keadaan mabuk, menabrak sebuah taksi yang berjalan pelan di jalur berlawanan. Pengemudi taksi itu, lelaki tua yang tidak tahu apa-apa, tewas seketika.

Tentu saja semua permasalahan dapat dibereskan dengan cepat. Appa-nya adalah pengusaha yang sangat berpengaruh karena harta dan kekuasaannya yang melimpah. Tidak ada yang mempermasalahkan kenapa Jeno mengendarai kendaraannya dalam kondisi mabuk berat, uang jaminan sudah disiapkan. Jeno  sendiri waktu itu lebih mencemaskan keadaannya daripada memikirkan supir taksi tua yang tewas itu. Toh supir taksi itu lebih beruntung langsung tewas, tidak merasakan sakit seperti dirinya.

Unforgiven Hero - JenYeon ver REMAKE BY SHANTY AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang