4

321 30 0
                                    

Dengan lembut tetapi bergairah dibaringkannya tubuh Siyeon. Gadis itu sudah pasrah dalam pelukannya, dan Jeno amat sangat tergoda untuk memilikinya, seketika itu juga. Tubuhnya menindih tubuh Siyeon, jemarinya menyibakkan gaunnya, menelusuri paha Siyeon dengan lembut, semakin ke atas, sampai kemudian menyentuh kewanitaannya. Jemari Jeno memainkannya dengan lembut, tahu bahwa tempat itu tidak pernah tersentuh sebelumnya dan sangat sensitif. Siyeon mengejang merasakan sensasi aneh yang menyengat di pusat kewanitaannya ketika jemari Jeno bermain di sana. Tempat yang tidak pernah tersentuh sebelumnya. Jeno begitu ahli, mengetahui titiknya yang paling sensitif, lalu menggerakkan jemarinya memutar di sana membuat Siyeon merasakan kenikmatan aneh yang tidak pernah berani dia bayangkan sebelumnya. Sementara itu Jeno merespon gerakan Siyeon dengan bergairah, kejantanannya telah begitu mengeras, mendesak celananya. Ingin segera merasakan tubuh Siyeon dan menenggelamkan diri di kewanitaannya tanpa pembatas apapun.

"Kau menginginkannya sayang? Jawab aku." Suara Jeno begitu parau penuh gairah. 

"Aku tidak ingin memaksamu, aku ingin kau menyerah karena kau mau." Kejantanannya yang mengeras menggantikan jemarinya, mendesak di sana, di pusat kewanitaan Siyeon yang paling sensitif. Jeno menunggu, menungguSiyeon menjawab, dia membutuhkan persetujuanSiyeon, entah dalam bentuk kata- kata, entah dalam geliatan respon tubuhnya yang menunjukkan bahwa perempuan itu setuju. Tetapi suasana berubah menjadi hening, Siyeon bahkan tidak bergerak di bawah tindihannya.

"Siyeon?" Jeno menundukkan kepalanya, wajahnya sangat dekat dengan wajah Siyeon, napasnya masih memburu, menunjukkan gairahnya. Tetapi kemudian dia menyadari napas Siyeon yang teratur. Gadis itu... tertidur..... Jeno menahan dirinya untuk tidak mengumpat. Tubuhnya yang sakit karena gairah tak tersalurkan mendorongnya untuk menumpahkannya dalam kata-kata. Tetapi Jeno berhasil menahan diri. Dia menghela napas dalam-dalam, sambil menggertakkan gigi karena kejantanannya menggesek tubuh Siyeon. Jeno memundurkan tubuhnya dengan hati-hati hingga duduk di atas ranjang. Menatap Siyeon yang sepertinya sudah tenggelam dalam tidur pulasnya. Oh Ya Ampun, akhirnya dia bisa membawa Siyeon dengan penuh gairah ke atas ranjangnya. Hal yang tidak pernah dilakukannya kepada perempuan lain, dan Siyeon bisa-bisanya tertidur! Dengan pulas pula. 

Mungkin tadi tidak seharusnya dia membiarkan Siyeon meminum anggurnya. Satu gelas anggur rupanya terlalu berlebihan untuk gadis yang tidak berpengalaman seperti Siyeon. Jeno tersenyum ironis memikirkan semua kejadian tadi. Disentuhnya pipi Siyeon dengan lembut. Tidak bisa menahan dirinya. Lelaki itu lalu mengecup bibir Siyeon dengan hati-hati, kemudian dengan gerakan cekatan dan tak kalah hati- hatinya, dilepaskannya gaun Siyeon. Pelan-pelan, hingga gadis itu setengah telanjang hanya mengenakan pakaian dalam. Tubuh Siyeon terasa begitu menggoda. Sama seperti mimpi-mimpi Jeno di malam sepinya ketika merindukan Siyeon, bahkan pemandangan di depannya ini jauh lebih baik. Tubuh ini nyata, hangat dan mengundang, seakan mengajaknya untuk membenamkan dirinya dalam kelembutannya.

"Maafkan aku sayang." Jeno lalu melepaskan baju dalam Siyeon hingga perempuan itu telanjang sepenuhnya. Ditatapnya sejenak tubuh Siyeon, lalu memalingkan muka. Nuraninya seakan menghantamnya karena dia akan membuat gadis ini benar-benar mengalami kejutan buruk di pagi hari ketika dia terbangun nanti. Sejenak Jeno ragu, lalu dia menghela napas panjang. Dia tidak boleh mundur. Ini adalah satu-satunya cara untuk membuat Siyeon terikat dengannya. Dengan tenang dia lalu melepas kemejanya, kemudian celananya, dan yang terakhir, semuanya. Hingga dia berdiri telanjang bulat di tepi ranjang, tubuhnya begitu kokoh. Warisan darah Amerika-Koreanya membuat tubunya begitu indah dipandang. Lalu Jeno naik ke atas ranjang, memeluk Siyeon. 

Gesekan tubuh telanjang Siyeon yang lembut, membuat kejantanannya mengeras lagi, keras dan siap. Jeno menggertakkan gigi untuk menahan dirinya. Tidak. Belum. Dia tidak akan merenggut Siyeon begitu saja, tidak di saat gadis itu tidak siap dan tidak rela menyerahkan dirinya. Saat ini yang dia perlukan hanyalah tidur dan memeluk Siyeon dalam kondisi telanjang bulat. Memastikan apa yang terjadi esok hari sesuai dengan rencananya.

Unforgiven Hero - JenYeon ver REMAKE BY SHANTY AGATHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang