"Lah katanya mau— play some marvin gaye?"
Juyeon masih menatap gue tanpa menanggapi apa-apa. Sejujurnya gue hanya becanda, ini semua karena lagu-lagu yang diputar Juyeon tadi.
"Hahaha, kamu kenapa sih? Serius banget." goda gue
"Gak serius?" tanyanya
Gue buru-buru menggelengkan kepala, dan meminum segelas air di atas meja.
"Kirain serius, padahal udah mikirin gaya-gayanya lho."
Demi apapun gue langsung tersedak mendengar kata-kata yang terlontar dari bibir Juyeon.
"Juyeon!" teriak gue
Si oknum malah tertawa dan membaringkan tubuhnya di atas sofa. Sedangkan gue harus merapikan meja yang sangat berantakan agar tak disenggol Juyeon kalau dia tidurnya gak bisa diam.
From: Ibu
Kok belum transfer? Ibu gak punya uang.
Ibu tunggu sampai besok!Senyuman gue sedikit luntur saat ponsel gue menunjukan pesan masuk dari Ibu. Rasanya masih sakit mengingat kejadian yang lalu dimana dengan teganya beliau mengatakan kalau gue hanya anak yang diambil dekat toko sepatu. Tapi gue juga sadar Ibu yang merawat gue sejak bayi, walaupun kasih sayangnya tak seperti sosok Ibu orang lain.
"Hey, kenapa cemberut?" pertanyaan Juyeon sukses membuyarkan pikiran gue.
"Biasa—"
"Ibu kamu minta uang lagi?" belum selesai gue menjawab Juyeon memotong omongan gue dengan santainya.
"Udah gak apa-apa, bentar Ju." balas gue
Setelah itu segera gue membuka aplikasi mobile banking dan melakukan transaksi transfer sejumlah nominal ke rekening milik Ibu. At least, I can help her.
"Are you okay?"
"I'm really okay." jawab gue
"Mau makan sesuatu?" baru aja rebahan di atas kasur, Juyeon malah nawarin makanan.
"Kamu mau bikin aku gendut ya?" tebak gue
Juyeon malah senyum, "Biar makin semok haha."
"Apa sih, gak jelas banget uuu."
Sebenarnya gue tuh merasa nyaman didekat Juyeon, karena kayak kita nyambung dan dia bisa mengerti keadaan gue. Tapi kalau buat ke hubungan serius, gue gak bisa.
"Ya udah mau pesen apa?" tanya Juyeon lagi
"Kayaknya makan burger, terus ayam kfc, minumnya soda, terus tteokpokki dan ada gorengannya enak ya?"
Membayangkannya aja bikin ngiler dan jadi beneran pengen makan itu. Rasanya udah lama banget gak makan enak kayak gitu, biasanya makan di restoran dan itu enggak bikin kenyang.
"Waduh banyak banget ya bu pesenannya." kata Juyeon sambil ketawa dan mengambil ponselnya.
"Beneran mau dibeliin semua yang aku sebut? Like seriously?!" tanya gue antusias tapi masih gak percaya. Karena pesanan gue itu ribet dan banyak mau.
Juyeon mendekati gue sambil ketawa, "Iya dong aku beliin semuanya. Apa sih yang enggak buat kamu?"
"Huaaaa thank you so much Juyeon. So happy, happy me happy tummy." balas gue dan memeluk Juyeon spontan.
"Eits, tapi bayarnya pake tangan kamu ya? Hehe" bisik Juyeon
Ternyata ada maunya juga nih cowok. Gue pikir beneran gratis tanpa ada embel-embel apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Track [Jennie X Juyeon]
Fanfiction17+ "Let me know your phone number." "No, you can contact me by Mami Chaelin." "5 millions for your number." Berurusan dengan lelaki ini tak akan jauh dari uang dan nominal. Apa menurutnya semua didunia ini bisa dibeli dengan uang? "Okay." ©2021...