Morning gessss.
.
Demi sejuta mangkuk ramyeon dari seluruh restoran Korea di dunia, Heeseung pengen mengubur dirinya hidup-hidup aja lah sekarang.
Bunuh diri namanya, kalau dia nekat masak ramyeon itu sedangkan dia buta total soal urusan dapur. Kebiasaan gofut + masak serba instant ya gini, bikin repot sendiri saat di depan calon mama mertua.
"Uhmm... O-Oke deh kalo gitu. Hee mau masak dulu," Heeseung tersenyum kikuk dari dapur, melambai kecil ke tiga orang lainnya di ruang tamu.
Mampus mampus mampus! Gimana caranya anjrit kalo begini??!!
"Ini gue bikin kuahnya dulu apa mienya dulu ya?"
"Ehh, pake apron dulu aja kali..."
Rambut cokelatnya dijambakin lalu memijat pelipisnya dengan ekspresi kelewat menyedihkan.
Matanya menatap nanar ke kulkas yang berisi aneka macam sayuran dan bumbu yang asing di matanya. Mungkin jenis sayur yang dia tau cuma bayam sama terong, tapi setau Heeseung sih ramyeon itu nggak pakai kedua benda itu. Mana dia nggak bawa hp, nggak bisa browsing resep.
Bermodalkan naluri, tangan kurus Heeseung tergerak untuk mengambil talenan dan sejumlah cabai merah (karena kebetulan dia ingat ada rasa pedes dari cabai di tiap mangkuk ramyeon yang pernah dia makan).
Srakkk——
Tubuh Heeseung berjenggit saat tangannya tanpa sengaja menyenggol sesuatu yang keras dan dingin di rak perabot.
Matanya membola, sejurus kemudian bibir pinknya bergetar samar bersamaan dengan butir keringat yang rilis di keningnya.
Pisau.
"Siapa yang ngajarin kamu begini?! Dasar sialan!!"
"Kalau ditanya itu jawab, bukan malah nangis begini! Kamu laki-laki bukan?! Laki-laki cengeng macam kamu ini nggak berguna, tau?!!"
"Berani kamu macem-macem hmm?! Siniin! Main pisau jangan nanggung-nanggung! Bunuh diri sekalian sana!!"
Jlebbb——–
Pemuda Lee itu tersentak begitu bayangan gelap itu singgah di kepalanya. Sekujur tubuhnya tremor total, nyaris kehilangan tenaga hanya untuk sekedar berdiri tegak. Dan lagi, pandangannya memburam, furnitur dapur apartemen Kei di sekitarnya bergantikan pemandangan kelam itu.
Satu tangannya digunakan untuk menopang tubuh pada pantry, sedangkan satunya meremas dadanya yang mulai naik turun akibat nafas yang kian menderu. Detak jantungnya luar biasa kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
doremi, abaikan saja; kseung✓
Fanfickei tau dirinya nggak sempurna. tapi apakah cinta yang sempurna hanya bisa dimiliki oleh orang dengan fisik sempurna?