Haloo!!!.
Malam itu suasana apartemen bernuansa monokrom milik Kei untuk pertama kalinya setelah beberapa bulan kembali ramai diisi obrolan ringan. Tentu aja suara-suara itu bukan miliknya dan sejak tadi juga Kei cuma memberi respon dengan anggukan dan gelengan.
Kei nggak suka suasana ini. Kei nggak nyaman.
"Seriusan semester ini nilaimu naik terus?? Wahh... Bisa cumlaude dong?"
"Semoga gitu sih, Tante. Youngbin nggak berani berharap banyak juga."
"Jangan pesimis dong. Dan apa itu barusan hmm? Kok panggil Tante? Panggil Mama aja, udah mau jadi mantu masa masih kaku gitu..."
"Iya M-Mama..."
"Tuh Kei... Keren loh, Youngbin," lutut Kei ditepuk pelan oleh si Mama, sekaligus melontarkan kerlingan menggoda. "Kamu dari dulu kan pengen punya pasangan pinter. Terwujud nih sama calon Pak Dokter."
Pliss, itu bukan mau Kei, kali... Mamanya aja tuh yang terlalu memandang tinggi keluarga Youngbin cuma karena mereka dokter—–termasuk Youngbin yang kuliah kedokteran—–dan asal nerima perjodohan kuno itu untuk Kei.
Kei memang suka pasangan cerdas, tapi dia lebih terpikat lagi sama sosok yang ceria dan bisa bikin atmosfer di sekitarnya lebih berwarna.
"Emm... Kak Kei, kuliahnya gimana?" tanya Youngbin malu-malu ke tunangannya itu.
"👍🏻" acungan jempol Kei beri sebagai jawaban.
"Ohh gitu. Emm bagus deh. Semester berapa Kak?"
"🖐🏻"
"Oh iya ya. Udah makan, Kak?"
"🤞🏻"
Pertanyaan macam ini. Orang yang nggak bisu kayak aku pun nggak akan berminat dengan topik ini - Kei, tidak tertarik
"Hushh... Kamu itu ditanyain kok jawabnya begitu sih??"
Mama berharap aku ngomong?
"E-Ehh, ya nggak gitu. Maksud Mama tuh ya kamu yang niat kek jawabnya. Masa cuma pake jari??"
Dah ah, Kei males. Nggak tau kenapa dia jadi blas nggak excited sama perjodohan ini. Dulu mah dia iya-iya aja, tapi sekarang kek pengen nolak gitu.
Tapi kalo dia nolak, siapa yang mau siapa??
Siapa coba orang gila yang mau sama cowok kayak dia?
Tok tok tokk.....
"Halooo... Selamat sore semua! Hee datang!!"
Senyum Kei mengembang begitu menengok ke jendela dan melihat sosok bersurai cokelat yang mengintip dengan tangan kanan melambai kecil di luar sana. Bisa Kei liat dari dalam apartemen kalau Heeseung lagi jinjit-jinjit karena setengah jendela Kei memang dipasang kaca film, segitu intovertnya dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
doremi, abaikan saja; kseung✓
Fiksi Penggemarkei tau dirinya nggak sempurna. tapi apakah cinta yang sempurna hanya bisa dimiliki oleh orang dengan fisik sempurna?