Bab 4 : Sebagai Awal Kebahagian

8 5 5
                                    


"Va, kelompok PKN belum ada kan? Sama aku aja yaa?"

Gada ujan, ada matahari, ada angin. Alhamdulillah ya Allah, akhirnya ada yang ngajak berkelompok.

Btw, tadi itu Danela. Yup, dia yang kenal aku karna peringkat paralel. Dia pintar, Hits, temennya banyak, anak Waka kesiswaan, tapi ada yang aku gasuka, dia itu attention seeker.

Drama queen, disekolah. Tapi sekarang kita temenan, jadi yaudah tahan aja, daripada gapunya temen lagi.

"Seriusan? Gamasalah emangnya?"

"Pfft, dudeee, come on. Sendirian itu gaenak, right?" Ucapnya dengan muka minta memelas sambil puntir-puntir rambut.

Akhirnya aku menyetujuinya.

"Okee, kerjain dirumah lo ya? Gamasalah kan? Sabtu ini kerumah lo, oke!" Ini yang tuan rumah siapa, yang ngatur siapa.

Bahkan dia memberi pernyataan bukan pertanyaan. Huuft.

Istirahat pun berlangsung. Walau aku udah dianggap teman sama Danela and Geng, tapi tetep kemana-mana ini sendiri.

Kayak sekarang ini, Danela dan yang lain makan sambil bercanda di ujung sana, sedangkan aku? Dilirik sama mereka juga ngga. Aku makan sendirian.

"Numpang ya!" Ucap seseorang cowo yang tiba-tiba duduk begitu aja dihadapan. Aku terkesiap, bangun dan akan beranjak cari tempat lain.

"Eeh eeh, santai aja lagi. Duduk duduk. Bentar doang kok ini gua makannya" Ucapnya menahan sambil mempersilahkan aku duduk kembali.

"Santai aja, santai. Oke? Bentar doang gua makannya. Lagian disini udah pada penuh bangkunya. Sekalian aja kan, dari pada makan sendirian. Sendirian itu gaenak lho" Sambungnya.

Ini cowo udah ngatur, bawel lagi. Trus sekarang ngomongin sendirian. Dari awal masuk aku sendirian gada apa-apa tuh.

"Temennya Danela kan? Ralat, anggota barunya Danela kan?" Gatau ah, ini udah sokap aga sotau juga yee hidupnya. Aku gada niatan jawab apa-apa, cuma melirik ke dia sekilas. Dan memainkan ponselku.

"Cowo cakep depan sini malah dibiarin. Nanti aku diculik lho" Kan kan, kepedean. Cakep juga ngga, tapi ganteng banget. Hahaha, sial!

Tahan! Tahan! Gaboleh salting! TAHAN! Aaaaa...

Blushing juga akhirnya. Saatnya mensiasati.

"Bisa diem ga Lo! Katanya bentar, udh 5 menit gakelar-kelar!" Widih, sok-sok an galak, padahal aslinya cacing cauk.

"Yaampun, galak ternyata, takuttt cyiiin" Tanganya langsung menunjukkan gaya gemulai. Seketika aku eneg, dia jadi tulang lunak dong :')

"Aah iya lupa, pantes galak. Karna kita belum saling kenal, kan?" Ga salah sih, tapi tidak betul juga.

"Gua Danu, Danu Praga Wibowo. Panggil aja sayang" Cringe, ya kan?

"Ava" bukan suara aku btw. Itu Danela teriak dari kejauhan. Lalu mendekat

"Ava? Jadi Lo yang namanya Ava. Masyaallah cantik" Ucap Danu. What th-- ya jelas "Ava" cantik. Aku aja suka. Alhamdulillah, bersyukur banget dikasih nama itu.

"Ava, maap ya tadi Lala tinggal. Udh makan? Udah bayar belum? Biar Lala bayarin",

"Gaboleh gitu. Kasian ava ditinggal-tinggal. Kalau pacar abang diculik bagaimana? Udah dijagain baik-baik. Neng Ava, aa balik dulu ya neng", Ucapnay dengan mengedipkan matanya sebelah, lalu pergi

"Makasih, La. Tapi udh kok, udh kenyang, udah bayar, udh abis juga nih" Jelas ku menunjuk piring dihadapan

"Lain kali kalau Danu ganggu bilang aja yaa. Yuk gabung sama yang lain, sekalian kenalan juga sama mereka, yuk" Baru kali di perhatiin. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibalik DindingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang