"Miss," panggil Rebecca. Miss Selena menoleh.
"Kan tadi Miss katanya mau ke dokter. Kapan aku boleh pulang?" Tanya Rebecca.
"Kata dokternya besok kamu udah boleh pulang," jawab Miss Selena.
Semua yang disana tersenyum cerah, apalagi Rebecca. Dia yang paling senang.
"YES!!" Teriak semuanya bahagia. Miss Selena yang melihat mereka tertawa pelan.
"Baguslah dia bisa pulang besok," ucap Raphael.
"Btw, handphone gue mana?" Tanya Rebecca.
Mereka seketika menepuk dahi mereka, kecuali Miss Selena dan Rebecca yang memandang mereka bingung.
"Kenapa?" Tanya Rebecca.
"Kayaknya handphone lo ketinggalan disana deh," jawab Vicky.
"WHAT?!!" Teriak Rebecca. "Serius?" Tanyanya tidak percaya.
Vicky mengangguk. "Serius. Kemaren kami terlalu fokus sama lo yang udah pingsan, jadi gak kepikiran sama handphonenya. Maaf," jawab Vicky menyesal.
"Sialan. Belom nyampe sebulan udah ilang aja." Rebecca mengusap wajahnya.
"Uh, nanti gue beliin yang baru buat lo, Bec" ucap Charisse. Semua menoleh padanya.
"Eh? Gue gak salah denger kan?" Tanya Kayla memastikan.
"Gak, lo gak salah denger. Gue emang mau beliin Rebecca handphone baru. Gue masih ngerasa bersalah karna udah sempet hancurin handphone lo. Jadi gue mau gantiin," jelas Charisse sambil menunduk.
Suasana seketika lengang setelah mendengar penjelasan Charisse.
"Klo itu mau lo, silahkan aja," ucap Rebecca memecah keheningan.
Semua menoleh ke arah Rebecca, menatapnya terkejut. Tapi Rebecca tidak mempedulikan tatapan mereka. Rebecca tetap menatap Charisse.
"Jujur, gue sebenernya pengen minta lo ganti rugi karna udah hancurin handphone gue waktu itu. Cuma gue males debat lebih panjang sama lo dulu. Jadi gue lebih milih diem. Dan ternyata, lo sendiri yang mau ganti. Ya, jelas gue gak bisa nolak soal itu," lanjut Rebecca santai.
"Masih bisa-bisanya lo bilang lo gak bisa nolak. Langsung digas kalo masalah handphone," omel Vicky yang mengundang tawa di ruangan itu.
Mereka terus mengobrol santai. Miss Selena juga ikut mengobrol dengan mereka. Mereka bahkan lupa kalau Miss Selena adalah guru mereka yang terkenal killer.
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore.
"Eh, gue balik lah ya. Udah jam 4. Takut kena marah ortu," pamit Vicky.
"Lah, udah jam 4 aja. Yaudahlah, gue juga balik," ucap Kayla yang diikuti oleh Raphael, Randy dan Charisse.
"Miss, Bec, pulang dulu yak,"pamit mereka. Rebecca dan Miss Selena mengangguk.
"Hati-hati kalian ya," sahut Miss Selena dan Rebecca.
Setelah mereka semua pergi, Rebecca kembali bosan. Dia tidak membawa novel, jadi dia tidak bisa membacanya. Handphone dia juga hilang. Lengkap sudah, Rebecca sangat bosan.
"Kamu pasti bosen ya?" Tebak Miss Selena. Rebecca hanya mengangguk.
"Gimana klo kita ke rooftop? Anginnya seger loh," ajak Miss Selena.
"MAU MISS!!" Jawab Rebecca antusias.
Miss Selena hanya bisa tertawa melihat tingkah Rebecca yang seperti anak kecil.
"Yaudah. Aku ambil kursi roda dulu," ucap Miss Selena.
Setelah mengambil kursi roda, Miss Selena membantu Rebecca duduk di kursi roda lalu pergi menuju rooftop. Di rooftop, Rebecca menarik nafasnya panjang.
"Seger kan?" Tanya Miss Selena.
"Iya. Miss sempet kesini dulu?" Tanya balik Rebecca.
"Ya, tadi malem aku kesini," jawab Miss Selena.
"Tadi malem? Emang gak dingin?" Tanya Rebecca bingung.
Miss Selena menggeleng. "Gak. Gak sama sekali," jawab Miss Selena.
"Miss ngapain malem-malem disini?" Tanya Rebecca lagi.
"Aku cuma, kangen sama sahabatku," jawab Miss Selena yang kemudian menatap langit.
"Miss punya sahabat?" Tanya Rebecca kaget.
"Sempet punya, lebih tepatnya," koreksi Miss Selena. Wajahnya terlihat sedih.
"Sempet?" Ulang Rebecca, memastikan bahwa dia tidak salah dengar. Miss Selena mengangguk.
Suasana menjadi hening. Rebecca ingin bertanya lagi, tapi batal karena dia tidak ingin Miss Selena semakin sedih. Sudah terlihat jelas di wajah Miss Selena bahwa dia sedih.
Setelah beberapa menit, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar. Rebecca juga sudah lelah. Setelah berada di kasurnya, Rebecca memutuskan untuk mengobrol dengan Miss Selena.
"Miss," panggil Rebecca. Miss Selena menoleh.
"Hm? Kenapa?" Tanya Miss Selena.
"Um, aku cuma mau ngobrol doang. Boleh kan?" Tanya Rebecca.
"Boleh dong," jawab Miss Selena kemudian duduk disamping Rebecca.
"Aku sebenernya pengen tanya ini dari lama, cuma aku selalu lupa," ucap Rebecca.
"Mau tanya apa?" Tanya Miss Selena bingung.
"Waktu taun baruan kemaren. Miss kasih aku notebook, novel, sama tempat bekel. Aku tebak, Miss tau aku suka novel karna aku sering baca novel di sekolah. Nah yang jadi pertanyaan tuh, kenapa Miss kasih aku tempat bekel?" Tanya Rebecca.
"Kamu pasti udah baca catatanku disitu. Tapi aku kasih tau sekali lagi. Aku gak mau kamu sakit, Rebecca. Aku sering ngeliat kamu makan di kantin. Jadi sekali-sekali bawa bekel, lebih sehat." Jawab Miss Selena. Rebecca tertegun.
"Kalo kamu belum tau, aku ngasih tau Bundamu buat sekali-sekali bawain kamu bekel," lanjut Miss Selena. Rebecca terkejut.
"Sekhawatir itu Miss sama aku? Sampe harus kasih tau Bunda?" Tanya Rebecca tidak percaya.
"Kenapa? Gak salah kan?" Tanya balik Miss Selena. Rebecca menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Ya, gak salah sih. Tapi kan aku bisa kasih tau sendiri ke Bunda," jawab Rebecca. Miss Selena tertawa.
"Aku udah bener-bener boleh pulang besok?" Tanya Rebecca, memastikan bahwa dia benar-benar boleh pulang.
Miss Selena mengangguk. "Iya, kamu udah boleh pulang besok," jawabnya.
"Tapi soal Ayah sama Bunda gimana? Are you gonna tell them the truth?" Tanya Rebecca khawatir.
"Nanti aku pikirin lagi soal itu, Rebecca. Tenang aja," jawab Miss Selena sambil tersenyum.
Rebecca balas tersenyum.
"Ngomong-ngomong, Miss," ucap Rebecca.
"Kenapa?" Tanya Miss Selena.
"Aku laper," ucap Rebecca sambil menyengir lebar. Miss Selena hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Rebecca.
~To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldgirl
Teen FictionGue Rebecca Fabianne. Gue sering dipanggil Rebecca atau Becca. Gue kelas 2 SMP di Bandung. Gue juga termasuk cewe tomboy di kelas gue. Teman-teman gue mengatakan kalau sifat gue seperti es. Well, ada alasan dari itu. Masa lalu yang membuat gue seper...