Rebecca kembali bersekolah seperti biasa. Orangtua Rebecca sama sekali tidak curiga tentang Rebecca setelah 2 hari tidak dirumah. Bagaimana caranya? Raphael dan Randy memiliki rencana.
Jadi, Rebecca akan pulang dari rumah sakit saat sudah jam pulang sekolah. Raphael dan Randy sudah membawa seragam dan tas sekolah Rebecca supaya orangtua mereka tidak curiga. Rebecca menganti pakaiannya menjadi seragam sekolah. Dan benar saja, orangtua mereka tidak curiga sama sekali.
Tentang sekolahnya, itu mudah. Mereka mengatakan pada wali kelas Rebecca, Mam Tina, bahwa Rebecca sedang sakit. Mam Tina mempercayai itu.
Dan disinilah Rebecca sekarang, makan dikantin dengan Vicky, Kayla, Raphael dan Randy. Mereka sedang asik mengobrol di meja kantin.
"Eh, Charisse kemana?" Tanya Rebecca. Semua mengangkat bahu mereka, menandakan bahwa mereka tidak tahu.
"Dari sikap lo kemaren ke dia, Bec, lo udah maafin dia?" Tanya Raphael. Rebecca mengangguk.
"Secepet itu lo maafin dia?" Tanya Vicky terkejut.
"Gue udah ngeliat cara dia buat dapet maaf dari gue, Vick. Dari dia bantu kalian buat nyari gue, sampe pas dia ikut bertarung sama kelompok gak jelas itu. Makanya gue maafin dia," jelas Rebecca.
Mereka mengangguk mengerti. Kemudian Vicky melihat Charisse dan teman-temannya sedang mencari tempat duduk. Vicky pun memanggilnya.
"Charisse," panggil Vicky.
Charisse menoleh karena merasa namanya dipanggil. Dia melihat Vicky melambaikan tangannya, menandakan untuk gabung dengan mereka. Charisse dan gengnya pun mendekati mereka.
"Yo," sapa Rebecca.
"Boleh kami gabung?" Tanya Charisse.
"Boleh kan, Bec?" Tanya Kayla menatap Rebecca. Yang ditatap pun mengangguk.
Seketika, para penghuni kantin yang melihat Rebecca mempersilahkan Charisse dan gengnya untuk bergabung dengan mereka pun ternganga. Tidak percaya dengan apa yang mereka baru saja lihat.
"Eh, gue gak salah liat kan? Tadi Rebecca bolehin Charisse buat bareng mereka?"
"Bukan lo doang yang liat, gue juga liat."
"Wah, gila sih. Padahal kan Charisse ama gengnya dulu sering banget bully Rebecca. Kenapa Rebecca sekarang bolehin mereka buat duduk bareng mereka?"
"Mungkin Rebecca udah maafin dia."
"Secepet itu?"
Seperti itulah cibiran beberapa murid yang melihat Rebecca tadi. Charisse dan teman-temannya menunduk, sedangkan Rebecca tidak mempedulikan cibiran para netijen.
"Gak usah di dengerin. Duduk aja," ucap Rebecca.
Charisse pun duduk bersama Rebecca dan teman-temannya. Mereka mengobrol bersama. Sesekali tertawa karena ada yang bertingkah konyol di antara mereka.
Skip pulang sekolah
Rebecca langsung merebahkan diri dikasurnya. Dia merasa bosan. Entah kenapa Rebecca sangat mudah bosan. Rebecca teringat tentang novel yang Miss Selena berikan saat tahun baru kemarin. Dia pun mengambil novel tersebut di rak bukunya. Dia pun membaca novel tersebut.
Di tengah keasikannya membaca novel, bel rumah berbunyi. Rebecca pun membuka pintunya dan melihat Kayla dan Vicky sedang berdiri disana.
"Tumben mampir. Kenapa?" Tanya Rebecca.
"Yak, pengen aja mampir. Gak salah kan?" Tanya balik Vicky. Rebecca menggeleng.
"Nope. Gak salah sama sekali," jawab Rebecca.
Rebecca mengajak mereka masuk. Dan mereka tidak tahu ingin melakukan apa.
"Sekarang kita ngapain?" Tanya Kayla yang sudah bosan.
"Main badminton yuk," usul Rebecca.
"Yok lahh," ucap Vicky dan Kayla setuju.
"Bentar, gue ambil baju kalian sama peralatan badmintonnya," ucap Rebecca.
Vicky, Kayla dan Rebecca sangat suka bermain badminton bersama. Jadi Rebecca membelikan baju badminton untuk Vicky dan Kayla untuk disimpan di rumah Rebecca. Jika mereka ingin bermain badminton, menjadi lebih mudah karena baju badminton mereka ada di Rebecca yang kebetulan sangat suka dengan badminton.
"Bunda," panggil Rebecca.
"Ya," sahut Bundanya dari ruang keluarga.
"Bunda, kami mau main badminton. Boleh anterin?" Tanya Rebecca.
"Boleh dong. Sebentar, Bunda ambil kunci mobil dulu di kamar," jawabnya lalu pergi ke kamar.
"Kita langsung ke mobil aja," ucap Rebecca lalu berjalan menuju mobil dikuti Kayla dan Vicky.
Skip sampai di GOR
"Bec, disini bayar per jam. Serius mau main disini?" Tanya Kayla memastikan.
"Gue udah sering main disini, Kayla. Jadi tenang aja, dikasih bonus keknya," jawab Rebecca yakin.
Dan benar saja, mereka diberikan bonus bermain 1 jam tambahan. Vicky dan Kayla menganga, sedangkan Rebecca tersenyum menyebalkan pada mereka.
Mereka bermain 1v1 karena mereka hanya bertiga. Mereka terus bermain sampai-sampai mereka harus mengganti baju mereka yang basah oleh keringat.
Mereka terus bermain hingga waktu mereka untuk main habis. Mereka pun mengganti baju mereka. Tidak mungkin mereka pulang dengan baju yang basah kuyup karena keringat.
Rebecca meminjam handphone Vicky untuk menelepon Bundanya, meminta jemput. Saat Bundanya datang, mereka pun pulang.
~To Be Continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldgirl
Teen FictionGue Rebecca Fabianne. Gue sering dipanggil Rebecca atau Becca. Gue kelas 2 SMP di Bandung. Gue juga termasuk cewe tomboy di kelas gue. Teman-teman gue mengatakan kalau sifat gue seperti es. Well, ada alasan dari itu. Masa lalu yang membuat gue seper...