REBECCA POV
Cahaya matahari sudah masuk ke kamar gue. Gue mengganti posisi gue dari tiduran menjadi duduk, terus melihat jam. Jam 08.00 pagi. Oh Shit! Gue terlambat! Saat gue berlari ke kamar mandi, gue teringat sesuatu. Oh iya, 'kan libur. Dasar Becca, lo bego banget sih! batin gue sambil menepuk dahi. Gue merapihkan rambut gue dengan jari gue, lalu gue turun ke bawah, sarapan. Saat gue sampai di lantai satu, gue melihat Raphael dan Randy sudah santai menonton di ruang keluarga. Oke, gue agak menyesal karena bangun siang. Gue langsung saja jalan ke dapur.
"Morning, Bunda," sapa gue sambil duduk di kursi.
"Eh udah bangun. Morning," jawab Bunda sambil menoleh ke arah gue, "koq kamu baru bangun, Ta?" tanya Bunda. Gue yang sedang mengambil lauk menoleh ke Bunda sebentar.
"Hm? Oh, tadi malem Atta begadang nonton TV Series yang belum aku selesaiin, hehe," jawab gue sambil terkekeh.
"Kamu jangan begadang terus, Ta. Nanti kamu sakit lho," inget Bunda. Gue hanya menganggukkan kepala karena masih mengunyah. Gue tidak mau kena omel Bunda lagi karena mengunyak sambil berbicara. Gue daritadi tidak melihat Ayah
"Bunda, Ayah kemana? Atta daritadi gak ngeliat Ayah," tanya gue setelah menelan makanan.
"Ayah udah berangkat tadi pagi jam 7," jawab Bunda sambil membereskan dapur. Gue hanya ber'oh' pelan.
Selesai sarapan gue langsung mencuci piring gue, lalu gabung dengan Raphael Randy di ruang keluarga. Oh iya, gue lupa kalau mereka berdua akan menginap di rumah gue. Mereka berdua akan datang nanti siang jam 1. Oke lah. Masih lama mereka berdua datangnya. Gue masih bisa bertingkah sesuka gue. Sekarang gue bosan, tidak tahu ingin melakukan apa. Ah gue tau. Gue mau main game favorit gue, mau push rank menggunakan laptop gue, semoga saja naik rank gue. Gue main terus sampai gue lupa waktu.
"Atta! Ayo makan siang dulu!" teriak Bunda dari dapur. "Okee Bunda," jawab gue teriak juga. Wait! Hah? Makan siang? Gue bingung, akhirnya gue melihat jam. Wait what?! Udah jam 12?! Berapa lama gue main game? Ah tau lah gue ke dapur saja. Gue duduk di kursi, lalu makan.
"Eh iya, Bunda. Vicky ama Kayla bakal dateng jam 1. Sori baru ngasih tau," kata gue karena tiba-tiba gue teringat tentang itu.
"Oh oke, klo gitu nanti abis makan Bunda bakal pergi dulu ke supermarket. Beli cemilan buat kalian nanti," kata Bunda. Gue hanya mengangguk.
"Ran, lo bilang lo bakal ngajak temen-temen lo. Kapan mereka dateng?" tanya Raphael.
"Mereka bakal dateng nanti sore," jawab Randy. "Siapa yg bakal lo ajak?" tanya Raphael. Dia memang orangnya banyak bertanya.
"Si Caesar ama Hizkia," jawab Randy sambil mengunyah. "Hei, klo lagi ngunyah jangan ngomong. Nanti keselek," kata gue. Randy hanya menyengir.
"Lo ngajak siapa, Raph?" tanya gue. "Gue gak ngajak siapa-siapa. Ntar rumah rame banget, ganggu tetangga," jawab Raphael. Bunda langsung jawab, "Pinter banget kamu, Bang." Raphael langsung tersenyum, senang dipuji Bunda. Selesai makan, gue seperti biasa mencuci piring lalu pergi ke ruang tamu.
"Bunda pergi dulu ya. Klo Vicky Kayla udah dateng langsung anterin mereka ke kamar, oke?" kata Bunda. "Iya Bunda. Tenang aja," jawab gue sambil main game. Gue masih belum puas dengan rank gue sekarang. Saking seriusnya gue main plus karena gue pake headphone, gue tidak sadar kalau bel rumah daritadi berbunyi. Gue melepaskan headphone gue, lalu berjalan ke pintu. Ternyata si Vicky Kayla sudah datang. Gue melihat jam, sekarang jam 12.30. Kenapa mereka datengnya cepet banget sih?! batin gue.
"Hai, Becc," sapa Vicky. "Hai, masuk aja," jawab gue dingin.
"Bunda lo kemana?" tanya Kayla. "Pergi ke supermarket," jawab gue pendek. Kayla Dan Vicky cuma ber'oh'. Gue langsung mengajak Vicky dan Kayla ke kamar, menyimpan barang-barang mereka. Dikamar gue ada 2 kasur.
"Kalian tidur di tempat tidur. Gue bakal tidur dilantai," kata gue. Vicky dan Kayla terkejut.
"Ntar lo tidurnya pake apa, Becc?" tanya Vicky. "Pake matras ama sleeping bag," jawab gue simple. Vicky dan Kayla akhirnya menganggukkan kepala. Selesai beres-beres, Randy datang ke kamar gue.
"Vicky, Kayla. Mau main PS gak?" tanya Randy ke Vicky Kayla. "MAU!" jawab mereka senang, atau bisa dibilang teriak. Randy langsung mengajak mereka berdua ke ruang keluarga.
"Lo gak mau ikut, Becc?" tanya Randy. "Gausah," jawab gue pendek. Mereka bertiga sudah keluar dari kamar gue. Gue mengambil satu novel gue dari rak buku, lalu jalan ke balkon kamar gue. Langit lagi cerah sekarang, jadi ini waktu yan tepat untuk membaca novel di luar, karena sambil melihat langit 'kan?
AUTHOR POV
Saat Rebecca sedang asik membaca, ada yang mengetuk pintu kamar. Sebenarnya Rebecca tidak mau ada yang mengganggu waktu santainya. Rebecca menyuruh masuk, ternyata Vicky.
"Becca, gak mau ikutan main di bawah?" tanya Vicky. Rebecca menggelengkan kepala.
"Gue lagi pengen baca novel, mumpung langitnya lagi bagus. Iya kan?" kata Rebecca. Vicky terkejut, karena baru pertama kali dia mendengar Rebecca berbicara agak panjang. Karena Rebecca paling irit berbicara. Dan yang membuat Vicky semakin terkejut adalah Rebecca menjawab dengan nada yang tidak datar. Rebecca yang melihat wajah terkejut Vicky pun bingung.
"Kenapa Vick? Gue salah ngomong?" tanya Rebecca bingung. Vicky menggeleng.
"Gak. Ini pertama kali gue denger lo ngomong agak panjang, terus lo ngomong gak datar kayak biasanya," jawab Vicky sambil terkekeh.
"Oh, karna itu. Skali-skalilah gue ngomong kayak gini gapapa kan?" kata Rebecca sambil tersenyum, senyum yang tidak pernah Vicky lihat.
"Tau gak? Klo lo senyum manis kayak gitu, lo makin cantik lho, Becc," kata Vicky. Rebecca tertawa kecil mendengar kata-kata Vicky. Vicky jadi teringat sesuatu.
"Um, Becc. Gue mau tanya sesuatu boleh?" tanya Vicky ragu. Rebecca bergumam pelan, artinya boleh.
"Kenapa sifat lo dingin gitu?" tanya Vicky pelan. Dia takut Rebecca akan marah karena dia tanya tentang itu. Rebecca terdiam. Apa gapapa gue cerita ke Vicky? Gapapa lah, kan dia pinter jaga rahasia, batin Rebecca.
"Jadi gini, Vick....."
-
-
-
-
-
-
Hello, semua! Author balik nih! Maaf yak klo author baru update. Soalnya kan udh mulai masuk sekolah, jadi author jarang mikirin soal lanjutannya.
Oh iya, author ada buat cerita baru. Namanya Andhika's Lovestory. Bisa diliat dari profil author. Jangan lupa vomment okay? Tapi jangan di cerita ini doang, vomment juga di cerita author yg satu lagi. Eh, terserah sih kalian mau vomment atau gak. Yaudah. Author pamit dulu! Bye bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Coldgirl
Teen FictionGue Rebecca Fabianne. Gue sering dipanggil Rebecca atau Becca. Gue kelas 2 SMP di Bandung. Gue juga termasuk cewe tomboy di kelas gue. Teman-teman gue mengatakan kalau sifat gue seperti es. Well, ada alasan dari itu. Masa lalu yang membuat gue seper...