chapter 6

13 2 0
                                    

.

.

.

"kamu beda banget sama seseorang yang saya kenal?" gumam alba yang masih bisa di dengar oleh abil

"buedua samua siapa?"tanya abil dengan mulu penuhnya

"seseorang yang saya kenal"

"owhh" jika menyangkut makanan abil tak akan memperdulikan yang lain.

****

Minggu tenang, hari yang abil puja setiap minggunya tapi sebentar, ini bukan hari untuk berleha-leha sedangkan cucian sudah menggunung minta segera di bersihkan dan abil sudah siap lahir dan batin untuk menuntaskan ini semua, iya sudah sangat siap sebelum bunyi telpon mengganggu kesiapanya.

"ya hallo kenapa!?" dengan kesal abil mengangkat panggilan itu

"wess santai bil" sudah jelas itu suara sairra yang menggema diseberang sana

"kamu ganggu hari kerja aku banget ra, aku udah mau nyuci ini!"

"nyuci bisa entar, lo mau gak bantuin gue sebentar" dengan suara yang dibuat sememelas mungkin

"bantuin apa?"

"aku tau sekarang shift aku yang jaga toko bunga, nah karena pelanggan gak bisa di tinggal dan kak rara lagi anter pesenan aku mau minta tolong kamu anter pesenan sebentar boleh ya?" walau di awali dengan kata minta tolong tapi sangat jelas ada nada memaksa di suara saira

"enak aja, gak gak mau!"sergah abil cepat

"aku bayarin laundry deh"

"oke setuju" jawab abil cepat

"ijo noh mata, yaudah buruan kesini"

"siap buk bos"

Akhirnya abil akan terbebas dari cucian yang mengunung minta di tanggung itu, setiba di toko bunga abil langsung mengambil bunga pesanan dan juga alamatnya

Tong tong

"pesan antar bunga"

"masuk"

"loh pak alba?"

"ehemm"

"anu maksudnya kak cio,hehehe"

"iya"

"kakak yang mesen bunga?"tanya abil heran pasalnya ini adalah unit partemen mewah, bukanya pak alba tinggal sama ortunya?.

"iya, kamu lagi gak tugas ya?" tanya alba

"eh kok tau hehehe"

"itu lagi gak pakai seragam, kamu mau masuk dulu atau gimana biar sekalian saya ambil uangnya" tawar alba

"gak usah kak nunggu disini aja" jawab abil tak enak

"oh yaudah bentarya" ujar alba sambil membukakan pintunya bermaksud agar abil tidak merasa di usir,mungkin.

Tidak berapa lama akhirnya alba keluar dengan uang ditanganya

"nah ini dia, yakin gak mau mampir? Padahal disini ada makanan enak loh" tawarnya yang menggugah selera abil tapi apa daya rasa enggan dan gensi lebih mendominasi

"gak usah kak, terima kasih"jawab abil sambil mengambil uang yang diberikan alba

"kalau gitu abil permisi dulu ya pak" tanpa sadar menyebutkan pak, abil langsung berjalan dan perlahan menjauh

"ck.. padahal sudah disuruh panggil kakak aja, dasar" ujar alba sambil tersenyum simpul

Sedangkan abil

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DOSENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang