Keesokan paginya Victoria terbangun pagi-pagi sekali oleh bunyi uhu-uhu keras dari kamarnya. Victoria mencoba membuka matanya lebih lebar untuk melihat kandang burung hantu tergantung di jendela kamarnya yang sebelumnya kosong. Victoria menghampirinya dengan bingung sampai dia menemukan segulung kertas terikat di kakinya dan mengambilnya.Setelah gulungan kertas itu terbuka, Victoria terkejut mengetahui bahwa pengirimnya adalah kakaknya sendiri. Mengapa Victor harus mengirim surat sementara kamar mereka hanya terpisah oleh tembok.
‘Jadi seperti inilah cara kita mengobrol setelah kamu pindah, aku sengaja membelikanmu burung hantu terbaik agar dia tidak mudah lelah sehingga kamu bisa sering memberitahuku bagaimana kabarmu di London. Adik kecil, kamu mungkin menjengkelkan tapi percayalah kamu tidak pernah sedikitpun menyusahkanku. Maaf untuk kemarin sore’
Victoria tidak menyangka dalam hidupnya dia akan membaca surat yang mengharukan dari Victor yang dia kenal sebagai sosok yang tegas, dan berprinsip. Dia merasa Victor sangat lucu sampai tanpa menunggu apapun dia bersiap secepat mungkin sebelum berlari keluar dari kamarnya dan melompat ke tubuh Victor yang tidur tengkurap di kamarnya.
“Bangun dan bersinarlah burung pemangsa!!!” teriak Victoria
Victor bergeliat, mendorong tubuh Victoria ke samping dan menggelitiknya sampai belasan kata ‘ampun’ keluar dari bibir si adik.
“Lakukan lagi dan aku tidak akan…” ucapan Victor terhenti saat secara tiba-tiba Victoria memeluknya erat
“Aku akan sangat merindukanmu King” cicitnya
“King?”
“Hemm.. jangan bilang kamu lupa kita suka bermain raja dan putrinya ketika masih kecil”
Victor terkekeh “Bagaimana aku bisa lupa, kamu tidak mau membuka mata setelah makan apel beracun karna kamu bilang seharusnya ada pangeran yang menciummu untuk menghilangkan kutukan”
Victoria ikut terkikik “Dan dad bilang aku bukan Snow White tapi Belle karna gaunku berwarna kuning”
“Lalu kau bangun dan menangis karna jika kamu Belle maka pangeranmu pastilah si buruk rupa” tambah Victor lalu keduanya tertawa terbahak-bahak
Peri rumah keluarga Krum yang mungil dan kurus tiba-tiba muncul “Nona Victoria dan Tuan Victor di tunggu untuk sarapan di ruang makan”
Victoria bangkit berdiri menggandeng tangan peri rumahnya “Aku sudah siap Thing tapi Victor masih harus mandi, dia bau sekali” katanya mengipasi hidungnya dengan tangan
Victor baru berdiri untuk menangkapnya namun terlambat meraka sudah berdisaparat ke ruang makan yang sudah terdapat kedua orang tuanya.
“Selamat pagi mum, dad”
“Selamat pagi sayang”
“Sayang, kamu tidak keberatan jika pergi hanya dengan mum hari ini? Dad harus mulai mengurus kepindahanmu yang mendadak” kata Abelardo
“Oh tentu, tidak masalah”
Victor baru turun dan duduk di meja makan ketika kaluarga Krum lainnya hampir menghabiskan makanan di piring mereka “Dexter mengirim surat pagi ini, dia bilang dia akan menginap dan berangkat ke Durmstrang bersama” katanya
“Boleh saja” kata Estelle “Dengan syarat tidak membawa tikus peliharaannya kerumah, kau tau Victoria benci tikus”
Victor mengangguk sebagai jawaban
“Ah aku pergi sekarang” kata Abelardo, dia berdiri dan mencium kening Estelle sebelum menarik jasnya dan hilang di perapian
“Victoria, kita juga harus berangkat” Estelle segera memakai mantelnya yang berwarna jingga dan mengambil tasnya sementara Victoria berlari ke kamarnya untuk bersiap dengan keperluannya sendiri sebelum berdiri di depan perapian
KAMU SEDANG MEMBACA
A New Student From Durmstrang (OcxHogwartsBoys)
Fantasy*Semua tokoh karakter dan tempat milik J.K Rowling, ditambah beberapa tokoh karakter, tempat dan alur cerita imajinasi author*