Flu dan Demam

1.5K 213 35
                                    


Musim panas kembali merayapi halaman kastil yang gelap, bunga-bunga di halaman Hogwarts bermekaran dan serangga-serangga kecil berkelip menyala melompat-lompat kesenangan. Tapi tanpa Hermione semua terasa suram bagi Victoria.

Hospital wings sudah tidak menerima adanya pengunjung lagi, jadi tidak ada lagi yang bisa dilakukan Victoria selain menyelinap keluar dan duduk di jendela, menatap jauh ke pemandangan halaman Hogwarts. Dan pondok Hagrid yang diterangi cahaya lampu temaram di jendelanya tampak di kejauhan.

Tiba-tiba dia teringat kejadian pagi ini, saat Ginny dengan wajah pucat dan ketakutan menghampirinya. Dia tampak ketakutan ketika dia berkata pelan sekali bahwa dia ingin mengatakan sesuatu yang penting pada Victoria. Namun semuanya berhasil digagalkan oleh Percy yang tiba-tiba datang dan mengatakan bahwa Ginny hanya bercanda.

Perasaan Victoria mulai tak enak sejak kejadian itu, Ginny memang banyak berubah dan hal itu membawa kekhawatiran tersendiri bagi Victoria meskipun Ron berulang kali mengatakan dia hanya takut karna Colin yang merupakan salah satu teman dekatnya dibekukan oleh monster.

“Berkeliaran di jam malam Krum? tidak heran kamu teman Potter”

Victoria kesal hanya dengan mendengar suara itu “Enyalah Malfoy, aku sedang tidak ingin membunuh siapapun”

“Dengan tempramenmu itu seharusnya kamu masuk Slytherin”

“Beruntungnya aku” cibir Victoria melirik sekilas ketika Draco yang bersandar pada jendela “Kenapa disini sih? Pergi saja Malfoy”

“Aku tidak mau”

Victoria berbalik memandangnya sepenuhnya tepat ketika Draco melemparkan sebuah apel yang segera Victoria tangkap tepat waktu “Apasih…”

“Makan!”

“Apa aku terlihat mau makan sesuatu yang kau kasih?”

“Aku tidak mengerti kenapa semua orang keras kepala masuk ke Gryffindor” ejek Draco dia mengulurkan tangannya “Mana apelku? Jangan makan, biar timku menang lebih mudah”

“Timmu tidak akan pernah menang lagi selama ada aku” desis Victoria, menggigit apel ditangannya dengan gigitan besar lalu berbalik memandang ke luar lagi. Apel itu terasa manis dan seperti syurga setelah dia sadar dia tidak makan seharian.

“Apasih yang kau lihat”

“Kunang-kunang”

Draco mengangkat satu alisnya “Kau suka pada makhluk kecil yang sering dihubungkan dengan kematian?”

“Tidak peduli bagaimana cara orang lain melihatnya, aku suka cahayanya”

“Mau lihat lebih banyak? Aku bisa membawamu kesana”

Victoria melirik Draco lagi “Kau pasti bercanda”

“Aku tidak” dan dia mengucapkan ‘Acio Nimbus’ dan dalam waktu sekejap nimbus 2001 miliknya sudah berada di tangannya. Draco naik ke jendela dan melompat duduk ke sapunya sebelum mengulurkan tangan pada Victoria yang masih bingung “Ayo naik”

“Kau sudah gila ya?”

“Takut berkendara dengan musuh? Buktikan kau Gryffindor sungguhan Krum”

Victoria memutar bola matanya sebelum mengambil tangan Draco dan melompat naik ke sapunya “Awas saja kalau kau sampai menjatuhkanku” ancamnya, dia melirik sedikit pada Draco yang duduk di belakangnya. Dari jarak sedekat ini dia bisa mencium aroma apel dan citrus darinya.

“Siap?”

Victoria hanya mengangguk, dia tidak mau ketika dia menjawab Draco akan menyadari kegugupan dalam suaranya. Sapu terbangnya meluncur lebih tinggi dan melesat jauh meninggalkan kastil. Victoria menoleh sekali lagi, dia baru menyadari betapa pucatnya warna kulit Draco dan ada beberapa tahi lalat kecil di wajahnya. Matanya berwarna lebih biru ketika dilihat dari jarak yang lebih dekat. Victoria akan mengakui dia tampan kalau saja dia tidak ingat betapa menyebalkannya seorang Draco.

A New Student From Durmstrang (OcxHogwartsBoys)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang